Kabha ^7^

20 10 1
                                    

Author*

Knaya.runna: Ra, gue udah didepan pintu, bukain pintunya kek ;)

Belum juga satu menit pesan itu terkirim, pintu didepan Naya sudah terbuka. Kepala Kelvin muncul di balik pintu dengan menampilkan sederet gigi putihnya yang hilang dua di bagian depan. Kelvin ini ompong tapi dia gak malu tuh cengar-cengir didepan orang.

“Hehe, kak Naya udah balik!?” Naya hanya menampilkan ekspresi bingung mau merespon gimana, nih anak ngasih pertanyaan apa pernyataan sih?

“Lho kok kamu yang bukain pintunya Vin?”

“Iya, Kak Ara lagi ngambek tuh kak, gegara kak Nay gak pulang-pulang” aku tersenyum geli mendengar apa yang dikatakan anak berumur delapan tahun di depanku. Makin gak sabar deh lihat muka Ara yang lagi ngambek.

“Yaudah, Kak Aranya sekarang dimana Vin?”

“Tuh, lagi nyepi dikamar, paling-paling juga lagi pura-pura tidur sekarang”

Kelvin berlalu pergi keruang keluarga, sedangkan Naya hanya mengikuti dibelakangnya. Belum sampai ditempat tujuan suara tante Keysha mengintrupsi dan membuat langkah Naya terhenti.

“Naya? Tante kira kamu lupa jalan pulang?”

“Heheh, maaf Tan, tadi keasyikan poto-poto trus lupa mau ngabarin rumah kalau Naya bakal balik agak sore” Jujur Naya, sambil meringis sungkan.

“ooh, Ya udah”

“Nay?” tante Key mendekat kearah Naya, lalu berbisik. “Ara itu parnoan parah tauk Nay, dari tadi nggak berhenti tanya sama tante kamu dimana, sama siapa, lagi apa, terus dia juga bilang takut kalau kamu diculiklah, kesasarlah, gak tau jalan pulanglah” tante Key tertawa pelan lalu melanjutkan “Mending sekarang kamu samperin Ara, dia dari tadi nggak mau keluar kamar”.

Naya makin terkikik geli mendengar penjelasan tante Keysha. Lalu tante Keysha melanjutkan perjalanannya menuju dapur, mungkin beliau ingin memasak makan malam.

Naya dan Tante Key termasuk orang-orang yang mudah akrab, buktinya mereka yang notabene baru kenal sudah seperti kenal sejak lahir. Bercanda layaknya kawan lama yang sudah lama tak jumpa. Dan untungnya semua keluarga Ara mayoritas seperti itu, jadi lebih memudahkan Naya untuk berbaur di keluarga ini. Dan mungkin pengecualian, buat Kean.

Naya berjalan menuju lantai dua, melewati tangga dari marmer putih yang sangat mengkilat. Tangga ini ujungnya langsung diruang keluarga yang bagian atas, di lantai dua rumah ini terdapat 5 kamar sepertinya. Tiga kamar masih satu bagian dengan ruang keluarga, dua bersebelahan dan yang satu berhadapan yang dipisahkan dengan sofa besar setengah lingkaran. Lalu kalau dari ujung tangga belok kekanan akan menemukan lorong yang sepertinya menuju balkon rumah dan dua kamar lainnya.

Kamar yang bersebelahan adalah kamar Ara dan Kelvin, sedangkan kamar yang berhadapan dengan dua kamar itu adalah kamar tamu yang ditempati Naya saat ini. Dan mungkin Kamar Kean adalah kamar yang dilorong itu, soalnya Naya pernah melihat Kean pergi kelorong itu dan masuk kesalah satu kamar tersebut.

°°°

“Yan”

“Yan” panggil gadis itu sambil menggoyangkan bahu cowok yang sedang terlelap tidur.

“Kean, bangun”

Kean hanya menggeliat pelan, lalu merubah posisinya menjadi tengkurap dan melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.

“Yan, ayo dong bangun. Katanya mau nemenin aku ambil kado buat mama” ucap gadis cantik yang sudah mulai kesal karena Kean yang tak kunjung bangun. Ia menepuk bahu Kean dengan sedikit keras membuat sang empunya terlonjak kaget.

KaBhaWhere stories live. Discover now