Kabha ^2^

40 10 0
                                    


Naya*

Suasana meja makan di rumah mewah milik keluarga Ara malam ini terasa hangat dan menyenangkan, itulah yang sekarang aku rasain. Entah sudah sejak kapan aku tidak merasakan perasaan ini, dan aku tidak tahu apakah menu makan malam di keluarga sahabatku ini memang selalu meriah atau memang karena kehadiranku. Aku tersenyum percaya diri membayangkan ini adalah bentuk ucapan selamat datang untukku.

“Kanaya? Ayo duduk!” ucap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan juga ramah.
Wanita itu aku perkirakan seumuran dengan mamaku, itu adalah mamanya Kinara. “Tante udah siapin makanan spesial buat kamu,” Lanjutnya dan solah olah tau apa yang sedang aku pikirkan.

“Ayo gak usah canggung!” Kata Kinara yang membalikkan kata kataku tadi sewaktu masih dikamar.

Aku hanya tersenyum canggung kepada semua anggota keluarga ini. Oh ya, di meja makan ini terdapat lima orang termasuk diriku, Om Kaza alias Papanya Ara duduk di kursi yang berada di ujung meja makan, Mamanya Ara yang baru aku ketahui bernama Keysha duduk di sebelah kanan suaminya, lalu di samping kanan Tante Key ada Kevin adik bungsu Ara, sedangkan Ara sendiri duduk di sebelah kiri Papanya dan aku duduk di sebelah Ara.

“Heheh, makasih banget loh Tan! Udah repot gini gara ada aku disini!” ucapku setelah kududukkan pantatku di kursi sebelah Ara.

“Halah repot apa sih, Tante malah seneng ada kamu disini! Kamu cantik gitu! Gak kayak sebelah kamu tuh yang manyun muluk.”  Ucap Tante Key sambil melirik Ara yang duduk di sampingku.

“Iiihh, Tante bisa aja mujinya, Naya bakal terbang nih!” candaku yang di sambut kekehan semua orang.

“Mama kalau anak orang selalu di puji, Tapi anak sendiri di bully!” gerutu Ara sambil manyun persis seperti yang di katakan Tante Key. Aku sama yang lainnya hanya bisa tertawa melihat tingkah Ara yang sangat lucu menurutku.

“Hahahahh, Kamu kan emang gak cantik Ra!” celetuk Om Kaza yang dari tadi hanya diam memperhatikan kami sambil memakan makanannya.

Ara semakin memanyunkan bibirnya, aku dan Tante Key malah semakin lebar tertawanya. “Iya Ra, kamu gak cantik tapi kamu kan manis dan unyu!” Ucapku setelah bisa melerai tawaku.

Ara senyum malu malu harimau gitu, pipinya juga nampak memerah. Aiish lucu banget ni anak boleh bawa pulang kagak?
“Kamu temen di sosmed Kinara, Nay?” Tanya Tante Key. Aku mengangguk membenarkan dan ekor mataku melirik ke arah Ara lalu tersenyum mengancam.

“Iya Tante, Ara itu kalau di Line berisik!” gurauku sambil melirik Ara yang kembali cemberut.

“Nggak Ma, berisikan juga Nay Nay siomay!”

“Enak aja! Kan loe lebih berisik dasar!”

“Kak Naya orangnya asik ya?” komentar Kevin yang di hadiahi anggukan Ara.

“Eh masa? Aku rasa aku terlalu cerewet deh?” jawabku.

Ku lihat tante Key tersenyum sedangkan Om Kaza hanya menggelengkan kepala. Malam itu adalah makan malam yang sangat sangat indah setelah entah berapa lama aku tidak merasakannya. Keluarga Ara menerima ku dengan senag hati, dan aku bersyukur karena itu.

°°°

Pukul 04.30 aku sudah terbangun dan setelah menjalankan kewajibanku sebagai seorang muslim, aku keluar kamar menuju dapur karena aku mendengar suara di dapur. Mungkin Tante Key sedang memasak. Dan benar dugaanku karena setelah sampai di dapur aku melihat Tante Key sedang berperang dengan alat memasaknya.

“Assalamualaikum dan selamat pagi Tante!” sapaku sedikit serak setelah berada di samping wanita paruh baya yang selalu tersenyum menenengkan ini.

Tante Key tersenyum lalu balas menyapaku. “Waalaikumsalam cantik, gimana tidur kamu semalem?”.

“Nyenyak Tante, jarang jarang saya bisa tidur lebih dari dua jam,” Jawabku sekenanya lalu menggambil penggorengan yang tergantung didinding.

“dua jam?”

“Iya Tante, Naya sering kena insomnia. Tapi disini kok beda ya, aku bisa tidur lebih lama.”

“Oh ya?, Emang kamu tidur berapa jam semalam?”

“tiga jam lebih kali ya tante?, entahlah!” Jawabku sambil nyengir.

“tiga Jam? Dan itu lebih lama kau bilang? Ya ampun Naya, kamu ini!” menurutku ekspresi Tante sangat berlebihan saat berucap.

Aku tertawa pelan. “Reaksi Tante udah kayak Mama saya aja dech, berlebihan Tante! Oh ya ngomong ngomong mau sarapan apa Tante? Naya bantu ya?”

Tante Key mengerutkan kening, “Gak usah Nay, kan kamu tamu disini mending--..”

“Ya elah Tante, gini gini naya juga bisa masak lho Tan, dijamin dech enak!”

“Yakin nih?”

“Iya Tante!”. Seruku lantang, “Sarapan Apa nih Tan jadinya? Nasi apa roti?” tanyaku, lalu tak sengaga aku melirik pemasak nasi yang sudah di isi beras oleh Tante Key. “Nasi ya? Oke dech mari kita masak!”.

Pagi di rumah Ara sangat menyenangkan, di mulai dari aku membantu Tante Key memasak sampai menyiapkan makanan yang sudah jadi di meja makan. Setelah semua selesai, anggota keluarga satu persatu menghampiri meja makan.

“Bagaimana tidur kamu tadi malem Nay?” tanya Om Kaza ketiga semua penghuni rumah sudah berkumpul di meja makan. Om tersenyum sejenak ketika Tante Key menaruh nasi dan lauk di atas piringnya lalu menatapku.

Aku yang masih bergurau dengan Kevin lalu berhenti, kemudian menengok ke arah lawan bicaraku. “Hm... nyenyak kok Om, nyenyak banget malah” jawabku sedikit kikuk.

“Iya mas, nyenyak tidurnya tapi cuman tiga jam dia tidur!” si Tante bicara sambil melirik kearahku.

“tiga jam? Serius kamu Nay? Kamu tidur jam berapa?” Tanya Om Kaza lagi. Heran dech aku, tidur selama tiga jam emang terlalu sedikit ya? Enggak ah...

“Gak tau Om, Kan Naya tidur jadi gak tau jam berapa? Heehe...” Jawabku sambil cengengesan yang di sambut gelengan Om dan Tante serta suara tawa dari Ara.

“Hahhahahahah, Kok kamu pinter sih Nay?” Ara bertanya dan masih tertawa.

“Heheheheh, iya donk! Udah ah sarapan dulu, Naya leper iihhh” Jawabku lalu menyuapkan nasi ke mulutku.

Sarapan pagi itu diiringi dengan suasana yang hangat dan menyenangkan. Setelah makan aku membantu Tante Key untuk membersihkan sisa sarapan tadi.

“Biar saya bantu tante.” Tawarku setelah anggota keluarga pergi dengan sendirinya ke aktifitas masing masing.

“Gak usah Nay, kamu istirahat aja!” jawab Tante Key seraya tersenyum lembut. “Itu Kinara ada di ruang keluarga, mungkin lagi nonton Tv sama Kevin.”

Aku tak menyahut, tangan ku tetap sibuk membawa piring dan gelas kotor ke wastafel walaupun Tante key sudah melarangku berkali kali. “Kan saya Cuma numpang tante”. Kataku renyah setelah beberapa detik berlalu.

^^^

.
.
.
.
.hai hai masih jelek yaa.. Maklumin aja yaa..
.anak amatiran emang gitu..
.
.
.cuss happy reading
.
.
.Ahad, 040518
.22.07, DMK
.
.Memel

KaBhaWhere stories live. Discover now