43. Wanita Pertama dan Terakhir (TAMAT)

2.3K 37 4
                                    

"MAKIN liar dan ganas, makin menyenangkan ...." Bhok-kongcu yang terkenal mata keranjang itu menggoda terus, kali ini ia mengelak sambil menggerakkan tangan, sekali pegang saja ia berhasil menangkap pergelangan tangan Li Hoa yang memegang pedang, diputarnya cepat-cepat membuat Li Hoa memekik kesakitan dan pedangnya terlepas. Di lain saat, sebelum Li Hoa mampu bergerak, gadis itu sudah dipeluk oleh Bhok-kongcu!

"Lepaskan aku! Keparat keji, lepaskan ...!" Li Hoa meronta dan berteriak, namun makin ia meronta, pelukan Bhok-kongcu makin erat pula sampai ia tak mampu berkutik lagi.

"Tak tahu malu! Lepaskan dia!" Bi Eng tiba-tiba membentak dan pedangnya membabat ke arah leher Bhok-kongcu.

"Hayaaa, kaupun menyerangku? Celaka, diserang oleh tunangan sendiri!" Bhok-kongcu hendak berkelakar, namun serangan ini adalah gerakan Cin-po-thian-keng yang lihai dari Ilmu Silat Thian-po-cin-keng! Bhok-kongcu kaget sekali ketika tahu-tahu mata pedang hampir membabat lehernya. Cepat ia meloncat ke belakang dan karena gerakan ini, pelukannya pada tubuh Li Hoa mengendur. Hal ini tidak disia-siakan oleh Li Hoa yang cepat menggerakkan kedua tangannya.

"Dukkk!" Kepalan kanan Li Hoa berhasil "memasuki" perut Bhok-kongcu dengan tepat.

"Aduuhhh ....!" Pemuda itu terlempar ke belakang, wajahnya pucat dan biarpun tidak membahayakan jiwanya, ternyata ia telah menderita luka dalam. la tersenyum pahit, nafsu cintanya terhadap Li Hoa berubah seketika, berubah menjadi kemarahan dan kebencian.

"Kau berani memukulku?"

"Aku malah akan membunuhmu!" Li Hoa berteriak lagi setelah mengambil pedangnya, lalu menubruk dengan serangannya yang dilakukan secara nekat.

"Baik, cobalah sebelum kau kukirim menyusul ayahmu!" Bhok-kongcu mengelak dan cepat mencabut senjatanya, yaitu sebuah kipas lebar. Beberapa belas jurus mereka bertempur dan Bi Eng berdiri ragu-ragu, tidak membantu, hanya pedangnya masih terpegang di tangan kanan.

Pada jurus ke lima belas, Bhok-kongcu sengaja memperlambat tangkisannya, akan tetapi ketika ujung pedang di tangan Li Hoa sudah dekat, ia cepat menggunakan sepasang gagang kipasnya menjepit pedang itu. Selagi Li Hoa berusaha melepaskan pedangnya, tangan kiri Bhok-kongcu datang menyambar.

"Plakk!" Tangan kiri yang putih halus, akan tetapi mengandung penuh tenaga Hek-tok-ciang itu telah menghantam dada Li Hoa. Gadis itu menjerit ngeri dan roboh terguling, tak dapat bergerak lagi!

"Manusia keji, di mana-mana membunuh orang!" Bi Eng berseru marah.

"Kaupun banyak rewel sekarang, lekas-lekas menjadi isteriku lebih baik, harus diberi hajaran!" Bhok-kongcu balas membentak dan sebelum Bi Eng sempat menyerang, pemuda itu sudah menerjangnya, tangan kiri memukul ke arah pedang dan tangan kanan menyambar pinggang Bi Eng. Terus saja ia memanggul tubuh Bi Eng yang menjerit-jerit, memaki-maki dan meronta-ronta, dibawa lari cepat meninggalkan tempat itu, meninggalkan tubuh Li Hoa yang tidak bergerak dan pakaian di dadanya sudah hancur memperlihatkan kulit dada yang hangus kehitaman.

****

"Saudara Cia Han Sin!"

Han Sin terkejut mendengar panggilan ini dan cepat menengok. Ternyata Phang Yan Bu yang memanggilnya. Yan Bu berlari datang bersama seorang gadis cantik dan gagah. Ternyata bahwa gadis itu adalah Thio Li Goat, adik Li Hoa.

"Ah, Phang-loheng, kau hendak ke manakah?"

Akan tetapi sampai lama Yan Bu tak menjawab, hanya memandang pemuda itu yang menjadi pucat dan kurus sekali dengan perasaan kasihan. la tidak banyak tahu tentang pemuda aneh dan sakti ini, hanya dapat menduga bahwa banyak hal-hal yang amat sengsara terjadi menimpa keluarga Cia dan karenanya membuat ia menaruh hati kasihan.

Kasih di Antara RemajaWhere stories live. Discover now