23. Upaya Sepasang Puteri Thio-ciangkun

1.6K 28 0
                                    

"SEMUA orang kang-ouw hendak menangkap kakakmu karena ingin merampas surat wasiat peninggalan Lie Cu Seng," kata Ciu-ong Mo-kai Tang Pok kepada muridnya ini. "Dan di antara semua orang kang-ouw itu, yang paling berbahaya hanyalah Bhok-kongcu itulah! Bahkan sebagian besar orang kang-ouw itu bekerja untuk dia. Ah, Bi Eng! Kau tidak tahu orang macam apa adanya Bhok-kongcu yang bernama Bhok Kian Teng itu. Dia putera Pak-thian-tok Bhok Hong. Kepandaiannya tinggi sekali dan dia jahat sekali. Kalau melihat wanita ..... hemmm, aku tadinya benar-benar gelisah melihat kau bersama orang macam dia itu."

Wajah Bi Eng memerah ketika mendengar omongan suhunya ini. Cepat-cepat dia berkata, "Suhu, teecu bukan tidak tahu dia seorang pemuda yang kurang baik. Akan tetapi, terhadap teecu dia sopan sekali dan teecu ..... teecu bukan macam wanita-wanita yang menjadi pelayan-pelayannya!" Sepasang mata gadis ini bersinar-sinar marah ketika ia berkata demikian.

Gurunya tersenyum, mengangguk-angguk, "Aku percaya kepadamu, muridku. Akan tetapi, pendirianmu itu takkan dapat menyelamatkan kau dari pada bahaya besar yang mengancammu kalau kau berdekatan dengan manusia macam dia. Lain kali, melihat bayangannya saja kau harus cepat-cepat pergi jauh-jauh dari padanya."

Bi Eng mengerutkan alisnya yang bagus. "Sebaliknya, suhu. Sekarang teecu ingin sekali kembali ke sana, ke Lu-liang-san."

Ciu-ong Mo-kai kaget. "Apa katamu? Mau apa kau ke sana?"

"Suhu, Sin-ko berada di sana, tidak tahu bagaimana nasibnya. Bagaimana teecu bisa meninggalkan dia? Teecu maklum bahwa suhu hendak menyelamatkan teecu. Akan tetapi sebaliknya, teecu takkan bisa hidup kalau Sin-ko tidak berada di dekatku. Suhu, teecu harus kembali ke sana." Sepasang mata itu sekarang menjadi basah dan suaranya penuh permohonan.

"Bi Eng, apa kau gila? Di sana ada Hoa Hoa Cinjin, ada Tung-hai Siang-mo, ada Bhok-kongcu dan kaki tangannya yang banyak serta lihai. Ke sana sama artinya dengan memasuki guha harimau yang ganas."

"Teecu tidak takut! Untuk menolong Sin-ko, teecu rela mengorbankan selembar nyawa. Kalau ... kalau suhu tidak berani, biar teecu pergi sendiri!" Kata-katanya penuh semangat dan kakek pengemis itu tertawa masam.

"Bi Eng .... bocah bodoh. Kau masih terlalu hijau, tidak bisa membedakan antara takut dan bersiasat. Menghadapi lawan banyak yang lebih kuat dari pada kita, kita harus menggunakan siasat. Bukannya nekat saja mengandalkan keberanian, lalu roboh dan gagal. Kalau kita nekat dan roboh, apa kau kira kakakmu masih akan dapat ditolong?"

Bi Eng kaget dan sadar. Ia lalu menjatuhkan diri berlutut dan memohon, "Suhu, kau harus tolong Sin-ko. Teecu mohon petunjuk bagaimana kita harus menolongnya."

Ciu-ong Mo-kai Tang Pok tertawa. "Tanpa kau mintapun, apa kau kira aku akan membiarkan saja dia dicelakai anjing-anjing penjilat penjajah itu? Bi Eng, setelah mendengarkan penuturan tadi, aku mendapat siasat yang baik sekali. Tak dapat disangkal pula, agaknya iblis muda Bhok Kian Teng itu jatuh hati kepadamu."

"Suhu ....!" Wajah Bi Eng menjadi merah sekali.

Tang Pok tertawa. "Apa anehnya! Setiap pria muda melihat kau tentu akan berhal demikian. Hanya memang ajaib sekali kalau iblis muda itu betul-betul jatuh cinta kepadamu dengan wajar, dengan murni. Tadinya kukira orang macam dia sudah mati perasaannya. Tidak bisa mengenal cinta murni lagi, hanya menjadi budak dari nafsu buruknya. Ini kebetulan sekali. Melihat sikapnya terhadapmu yang sudah-sudah, sekarang kau boleh kembali ke Lu-liang-san untuk melihat keadaan. Mungkin dengan adanya kau di sana, keselamatan Han Sin lebih terjamin. Sementara itu, secara diam-diam aku akan melindungimu dan mencari kesempatan baik untuk membawa kau dan kakakmu pergi dari sana."

Demikianlah, karena tahu bahwa diam-diam suhunya mengikuti perjalanannya dan melindunginya, dengan berani dan tenang Bi Eng lalu muncul di depan Bhok-kongcu mencari kakaknya. Tentu saja ia kaget sekali dan cepat membantu membongkar batu-batu ketika diberi tahu bahwa Han Sin tertutup di dalam guha. Ketika Bi Eng tiba di situ, pembongkaran batu-batu sebelah luar guha sudah selesai dan tubuh Pak-thian-tok Bhok-Hong sudah ditemukan dalam keadaan terluka hebat dan sudah dikirim ke kota raja untuk berobat dan beristirahat, maka gadis ini tidak tahu akan hal itu sama sekali.

Kasih di Antara RemajaWhere stories live. Discover now