24. Rahasia Adik Kandung Perempuan

Start from the beginning
                                    

Han Sin tidak perdulikan serangan itu, hanya menggerakkan tangan kiri mengibas ke depan dan ....... tubuh Gi Hun Hosiang terlempar sampai empat meter lebih, bergulingan dan mengaduh-aduh! Gi Thai Hosiang dan Gi Ho Hosiang kaget dan marah sekali. Serentak mereka maju mengirim serangan dahsyat.

Namun, dengan hanya satu kali menggerakkan kedua tangannya, kembali Han Sin membuat dua orang kepala gundul itu terpelanting dan tak dapat bangun lagi. Ternyata Thian-san Sam-sian telah roboh dengan tulang-tulang pundak patah-patah dan menderita luka dalam yang sekaligus melenyapkan sebagian besar dari pada tenaga dan kepandaian mereka. Biarpun Han Sin tidak membunuh mereka, namun selanjutnya tiga orang hwesio ini tidak dapat berbuat sewenang-wenang lagi karena mereka telah menjadi penderita-penderita cacat di sebelah dalam dadanya!

Semua orang melongo melihat kejadian ini. Akan tetapi Tok-gan Sin-kai yang tidak kenal gelagat, masih tidak percaya dan menganggap hal itu bisa terjadi karena kesembronoan dan kebodohan Thian-san Sam-sian. Tanpa menanti perintah lagi ia meloncat maju dan menyerang dengan tongkatnya. Tok-gan Sin-kai adalah sute dari Coa-tung Sin-kai, ilmu tongkatnya berbahaya dan lihai sekali.

Tentu saja Han Sin mengenal pengemis mata satu ini. Pernah dulu ia diberi hadiah Coa-kut-teng (Paku Tulang Ular) oleh pengemis ini sampai ia menderita luka di pundaknya dan terkena racun. Ia tahu bahwa di ujung tongkat pengemis mata satu itu terdapat alat senjata rahasia paku itu.

"Tua bangka keji, apa kau hendak menggunakan lagi paku-paku busukmu?" katanya sambil tersenyum mengejek. Watak Han Sin benar-benar banyak berubah setelah ia "bertapa" selama empat puluh hari di dalam guha. la kini menjadi jenaka, tidak pendiam lagi seperti dulu. Welas asih terhadap sesama manusia memang sudah menjadi dasar wataknya, hanya sekarang ia tidak menurutkan perasaan ini secara membuta. la bukan seorang yang bersemangat tahu lagi, ia bukan seorang pemuda yang berjiwa lemah. Ia harus membasmi kejahatan!

Tok-gan Sin-kai yang memandang rendah pemuda ini, sudah melakukan gerakan pertama, tongkatnya menyambar dan menusuk ke arah ulu hati Han Sin. Pemuda itu kelihatannya tidak mengelak sama sekali, malah menanti sampai ujung tongkat mengenai kulitnya. Alangkah kagetnya hati Tok-gan Sin-kai ketika ia merasa ujung tongkatnya meleset ketika mengenai kulit dada pemuda itu, seakan-akan baja yang keras dan licin. Sebelum ia menarik kembali tongkatnya, Han Sin sudah menyambar tongkat itu dan seperti mematahkan sebatang biting, ia patah-patahkan tongkat itu lalu menjumput tujuh buah paku yang tersembunyi di pucuk tongkat.

"Makanlah paku-pakumu!" katanya sambil melemparkan paku-paku itu ke arah pemiliknya. Tok-gan Sin-kai kaget dan mencoba untuk mengelak, namun terlambat. Ia merasa sakit pada kedua pundak, kedua siku, kedua lutut dan roboh terguling seketika itu juga. Ternyata di antara tujuh batang paku, yang enam telah menancap di kedua pundak, kedua lengan dan kedua kaki membuat urat-uratnya di tempat itu putus dan selanjutnya, seperti halnya Thian-san Sam-sian, pengemis mata satu ini juga menjadi seorang tak berguna lagi, cacat selama hidupnya!

Gegerlah semua orang yang menyaksikan kejadian ini. Bhok-kongcu hampir tak dapat mempercayai pandangan matanya sendiri. Sekilat pikiran melintas dalam benaknya. Tentu pemuda Min-san itu sudah menemukan kitab wasiat! Akan tetapi mungkinkah hanya dalam puluhan hari saja sudah dapat mewarisi isi kitab dan memiliki kepandaian sehebat itu? Wajahnya menjadi pucat ketika ia melihat Han Sin dengan langkah tegap menghampirinya dan mulut pemuda itu terus mendesak,

"Di mana Bi Eng? Lepaskan dia!"

Bhok-kongcu bukanlah pemuda yang nekat mengandalkan kepandaian sendiri. Dia lebih mengandalkan kecerdikannya. Melihat keadaan Han Sin, dia tidak mau berlaku sembrono, cepat ia memberi perintah,

"Tangkap dia!".

Puluhan orang kaki tangannya yang tadinya bungkam dan tak bergerak saking herannya melihat pemuda aneh itu merobohkan tiga orang tokoh besar secara demikian mudah, kini mendengar perintah majikannya, serentak maju menyerang Han Sin. Pemuda ini makin mendongkol.

Kasih di Antara RemajaWhere stories live. Discover now