02. Bayi Perempuan Siapa?

Mulai dari awal
                                    

Cia Sun merendahkan tubuhnya dan melintangkan pedang. Tasbeh melayang melewati atas kepalanya dan pedangnya bentrok dengan pedang lawan. Pada saat berikutnya Gi Thai Hwesio dan Gi Hun Hwesio sudah menyerangnya lagi, membuat ia kewalahan dan meloncat ke sana sini sambil menangkis dengan pedangnya untuk menyelamatkan diri. Namun tetap saja pundak kirinya terkena sambaran tasbeh di tangan Gi Thai Hwesio. Biarpun ia tidak sampai terluka karena keburu mengerahkan tenaga lweekang ke arah pundaknya, namun ia merasa pundaknya sakit sekali dan gerak-gerakannya menjadi kurang lincah karenanya. Dengan terpukulnya pundak kirinya Cia Sun menjadi semakin terdesak dan keadaannya benar-benar berubah berbahaya.

"Orang she Cia, apakah kau masih membandel?" tanya Gi Thai Hwesio, membujuk karena melihat pihaknya terdesak.

"Aku tidak tahu tentang surat wasiat!" kata Cia Sun sambil memutar pedang menghalau hujan senjata.

"Kau memang sudah bosan hidup!" kata Gi Hun Hwesio membentak dan kini tiga orang hwesio itu mengerahkan tenaga memperkuat serangan. Cia Sun terhuyung mundur, kedudukannya berbahaya sekali dan gerakan pedangnya sudah lemah.

Tiba-tiba terdengar angin bersiutan dan tiga orang hwesio itu mengeluarkan suara kaget sambil melompat mundur terhuyung-huyung. Tiga buah pisau kecil runcing telah menancap di pundak mereka, pundak sebelah kanan dan tepat sekali mengenai urat besar membuat tangan kanan mereka lumpuh. Mereka menjadi pucat dan tahu bahwa Cia Sun dibantu orang pandai.

"Kami akan kembali lagi .....!" Gi Thai Hwesio menggerutu sambil pergi dari situ diikuti oleh dua orang sutenya. Mereka maklum bahwa untuk melawan terus percuma saja setelah mereka menderita luka yang cukup hebat itu, maka sebelum pembantu Cia Sun muncul dan mendatangkan kerugian yang lebih besar lagi kepada mereka, lebih dulu paling baik mereka angkat kaki.

Cia Sun maklum bahwa ia dapat bantuan orang. Akan tetapi ia tidak memperlihatkan muka girang seperti monyetnya yang sekarang bertepuk-tepuk tangan melihat tiga orang lawan tuannya itu melarikan diri. Ia mengenal pisau-pisau kecil itu. Mengenal pisau yang merupakan hui-to (pisau terbang) ini yang lihainya bukan kepalang. Ia tahu siapa penyambitnya dan karenanya, biarpun ia telah dibebaskan dari bahaya maut, mukanya malah menjadi suram.

Dugaannya tidak meleset. Terdengar anak kecil menangis dan muncullah Balita mengendong anaknya!

"Hik hik," Balita tertawa mengejek. "Kanda Cia Sun, kalau tidak ada aku, bukankah kau sudah menjadi mayat di tangan tiga orang anjing gundul tadi? Kanda Cia Sun, biarlah aku tinggal di rumahmu ini sebagai penjaga keselamatanmu."

"Balita, kenapa kau masih saja menggangguku? Pergilah, aku lebih baik mati dari pada kau dekati!" Cia Sun menjawab marah.

Balita hendak memaki, sepasang matanya sudah mendelik, mukanya sudah menjadi merah sekali, akan tetapi tiba-tiba dari pintu depan muncul seorang wanita muda cantik menggendong anak kecil pula. Melihat wanita itu, tiba-tiba sikap Balita berubah. Ia pura-pura tidak melihat, akan tetapi lalu berkata dengan suara mohon dikasihani, "Kanda Cia Sun, kenapa kau begitu kejam kepadaku? Tidak ingatkah kau betapa selama tiga hari tiga malam kita saling mencinta sebagai suami isteri? Tidak ingatkah kau bahwa yang kugendong ini adalah anakmu? Ah, kanda Cia Sun ..... apakah kau tidak kasihan kepadaku dan anakmu ini .....?"

Cia Sun juga melihat betapa isterinya keluar dan menjadi pucat sekali mendengar dan melihat sikap Balita, malah isterinya lalu menangis dan sambil merintih lari lagi masuk ke dalam gedung.

"Siluman, jangan kau ngaco tidak karuan!" bentaknya.

Balita tertawa. Sikapnya berubah lagi setelah isteri Cia Sun masuk ke dalam.

"Hik hik hik! Cia Sun, kau tidak tahu bahayanya menyakiti hati seorang wanita. Baik, kau tunggulah saja pembalasanku. Hik hik hik!" Balita lalu membalikkan tubuhnya dan pergi dari situ, cepat sekali seperti melayang dan sebentar saja lenyap di balik batu-batu putih yang mengelilingi puncak itu.

Kasih di Antara RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang