Marco - 08

22.2K 1.6K 49
                                    

"Halo, Ibu?" sapa Marco lewat ponsel. Sebenarnya, Marco bingung ketika sang ibu menelfonnya. Tapi, pikiran Marco mungkin ada berita penting, seperti uang jajan naik misalnya.

"Marco! Jemput gue sekarang, please..."

Dahi Marco berkerut. Ini bukan suara Ibunya, ini suara Risa. "Ngapain lo pegang Hp nyokap gua?"

"Ribet banget lo. Jemput gue, di kompleks rumah lo yah. Gue tunggu, Cepetan. Sekarang." ucap Risa penuh penekanan namun dengan volume suara yang pelan.

"Ngapain dulu, hewan pink yang suka makan sampah."

"Bangsat lo ya. Gue bosen, butuh jalan-jalan dan gue dititip dirumah lo karna rumah gue sepi... dan, sekarang tolong jemput gue." jelas Risa masih sambil berbisik.

Tadi Risa meminta ijin kepada Ibu Marco untuk menelfon Marco sekedar menanyakan tugasnya, Namun ia malah memilih untuk kabur dengan beralasan ingin jalan-jalan sendirian ketaman kota.

"Oke, wait a minute."

--

Risa dan Marco telah sampai di-mall yang Risa inginkan, tentu saja Marco bolos sekolah. Demi Risa, pastinya.

Lansung saja, Risa menarik Marco masuk kedalam mall tersebut. Marco sempat bingung, karena tadi pagi Rizal datang membawa surat ijin dari Risa, katanya Risa sedang berangkat ke Jakarta. Ternyata tidak.

"Kak Rizal tadi antar surat ijin." ucap Marco tiba-tiba saat mereka berjalan keluar-masuk toko sesuka Risa.

"Oh ya?" langkah Risa terhenti lantas Marco pun juga sama. Ia tak tau akan hal itu, "Gue mogok bicara sama mereka semua. Tapi, baguslah... setidaknya gue nggak alpa terus."

Risa kembali melangkah dan diikuti oleh Marco—yang masih menggunakan seragam sekolah—dibelakangnya. Marco mendengus malas, Ia bingung kemana Risa akan pergi.

"Oke. Kita sampai." gumam Risa sambil menatap nama restoran yang berada dihadapannya.

"Papua Resto?"

Risa mengangguk lalu masuk kedalam tanpa memperdulikan Marco. Baru saja, Marco ingin memarahi Risa yang suka pergi begitu saja, namun langkahnya terhenti saat melihat Risa berpelukan dengan seseorang, yaitu Jovani.

Marco merasa dimanfaatkan oleh Risa, ia rela membolos dan cabut dari sekolah demi Risa. Namun apa yang didapatkannya, Risa malah bertemu dengan Jovani yang notabennya adalah pacar Risa.

Perlahan tapi pasti, Marco berjalan keluar dari restoran dan mall tersebut. Meninggalkan Risa yang sedang bersenang-senang dengan pacarnya. Marco memilih untuk pulang kerumah, dan kembali berbohong kepada Ibu nya jika ia pulang karena sakit bukan bolos. Saat memasuki rumah, Marco terkejut melihat wali kelasnya duduk dihadapan Ibu nya.

"Marco!" tegur Sherly. "Bahkan, Ini belum jam pulang sekolah. Dan kamu sudah ada dirumah? Sekarang, apa alasan kamu?"

"Aku sakit." Ucap Marco datar, Ia menunduk menatap lantai rumahnya.

"Tapi, kenapa tidak ijin di guru piket? Atau ijin lansung ke saya?" Wali kelasnya, Pak Dimas mulai membuka suara.

Pak Dimas berdiri. "Bahkan, surat panggilan yang bapak kasih ke kamu, nggak kamu kasih ke orang tua-mu kan?"

Marco hanya mengangguk.

"Maaf pak, lupa." gumamnya pelan

"Kamu nggak mau sekolah? Bilang! Biar Ibu berhenti-in kamu dari sekolah!" geram Sherly kepada anaknya.

Setelah merasa keperluannya telah selesai, wali kelas Marco berpamitan untu pulang dan balas dengan senyuman tipis ala Sherly.

Ketika merasa bahwa wali kelas Marco sudah pulang Sherly memberikan sebuah kertas kepada Marco. "Lihat! Seneng kamu? Nggak sekolah satu minggu karna di-skors. Seneng?"

Marco bergeming, ia masih menatap lantai. Marco mendesah lega karena mendengar wali kelasnya berpamitan.

"Maafin aku Ibu." Marco mendekat lalu dengan lembut ia mengusap air mata ibunya. "Maaf."

"Masuk ke kamar. Tidak ada bermain skateboard selama satu minggu." titah Sherly tegas kepada anaknya.

Marco mengangguk pelan lalu berjalan menuju kamarnya. Sebelum itu, Ia sempat mengecup singkat pipi Ibu nya. Sedangkan Sherly menghela nafas pelan sambil mengusap dada mengurus anak cowok satu-satunya.

Sial banget, udah dimanfaat kan sama Risa, sekaran kenal skors. Bicara soal Risa— parah, jahat banget. Sakit nih hati lihat dia yang begitu, sampai kapan sih gue harus berjuang sendiri?!

●●

TBC

MARCO [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now