New School #2

769 4 4
                                    

'EL POV'

ring. . .ring. .

Suara bel itu terdengar sungguh nyaring ditelingaku , baru satu jam pelajaran masih ada 2 jam pelajaran yang kosong.

'kruyuk. .kruyuk' hah suara apa tu , gue nengok kekanan gak ada orang yang duduk dikanan gue , gue nengok kekiri , 'astafiruloh ' si revo lagi meringis sama megangin perutnya .

"hehe gue laper , kekantin yuk !" ajak revo sambil beranjak berdiri,

"em , ok " gue ikut berdiri juga, ah mumpung gue juga lagi laper. Sampai dipintu "eh bentar , dompet gue ketinggalan lo tunggu bentar !" kata revo lalu berbalik kedalam kelas.

'dasar ceroboh' batinku.

"hep, ayo " kata revo yang tiba tiba udah di samping gue lagi.

Sepanjang perjalanan kekantin banyak banget gue berpapasan sama siswa laen , ah mungkin karna ini jam kosong ya.

'bugh . .bugh argh' suara apa tu, revo yang berjalan didepan gue berhenti berjalan dan mengisyaratkan gue juga ikut berhenti.

"ada apa ?" jawabku santai.

"sttt jangan berisik ikut gue !" kata revo yang kemudian berjalan kearah tangga didepanya ,

"bugh argh. . Bugh" semakin gue ma revo melangkah keatas suara itu semakin jelas terdengar.

"el lo disini aja, misal ntar gue gak balik 5 menit lo panggil guru buat kesini ya ?" revo berbicara sangat pelan tapi masih bisa gue denger.

"mang kenapa ?" tanyaku penasaran dengan apa yang ada di balik pintu atap sekolah ini.

"pokoknya turutin aja gue, ok !" revo lalu membuka pintu itu , dan menutupnya kembali, gak memberi gue kesempatan buat ngeliat apa yang terjadi disana.

Argh ini udah tujuh menit daripada gue panggil guru mending gue masuk aja, gue udah bersiap membuka pintu itu , tapi udah keburu dibuka dari dalem ,keluar dua orang cowok tinggi , dengan rambut agak panjang, hah mana revo. Dua cowok itu ngeliatin gue dari atas ampe bawah terus salah satunya ndeketin gue

"lo anak baru , sebaiknya gak usah terlibat " setelah berkata seperti itu , si cowok tadi ngajak temenya buat pergi dari tempat itu.

"haha anak baru !" kata cowok yang satu lagi sambil melangkah pergi.

"AUTHOR POV"

Setelah kepergian dua cowok aneh tadi .el melangkahkan kakinya kebalik pintu. Mata el terbelalak , tangannya sedikit bergetar.

''re. .revo, lo gakpapa ?" tanya el. Sambil membantu revo berdiri.

"gue gak papa, hehehe , yuk kita tolong jan ," revo lalu melangkahkan kakinya kearah lain , mata el semakin terbelalak melihat apa yang revo tuju. Seorang cowok tergeletak dipojok ruangan itu , wajahnya penuh lebam lebih parah dari revo.

" el dia pingsan !" revo mendekati cowok yang tadi dia panggil jan.

" dia kenapa dan lo juga ?" tanya el sambil berjalan mendekati jan dan revo.

"ntar gue jelasin , sekarang bantu gue bawa dia ke UKS ? Gue gak kuat kalo mapah dia sendiri ?' terang revo, el hanya mengangguk dan mulai membantu revo mengangkat jan. Seragam putih el sekarang sedikit kotor terkena darah jan, 'ah biarin lah , besok juga gue dah gak pake seragam ini, toh besok gue dah ganti pake seragam sekolah baru ni' batin el.

Saat dikoridor menuju ruang uks banyak yang memperhantikan mereka ber3,

tiba tiba ada dua orang cowok menghampiri mereka, el mengenal mereka berdua yang setahu El yang rambut pirang bermata biru itu namanya alvin dan yang bermata sipit itu angget.

"dia kenapa , jangan bilang ulah mereka lagi ?' tanya alvin dengan nada khawatir.

"ntar gue critain sekarang bantu gue mapah dia, gue dah gak kuat !" jawab revo. alvin dan angget mengangguk lalu mengambil alih jan, setelah itu revo langsung merosot tak kuat menopang tubuhnya lagi, untung el sigap menangkap revo.

El terlihat cemas,

'gue gak papa , tolong papah gue el ?" kata revo lemah, tanpa basa basi el langsung memapah revo, dan menyusul alvin dan angget yang sudah membawa jan ke uks lebih dulu ,

'sebenarnya ada apa ? !!.' tanya el dalam hati.

Tanpa El sadari ada dua pasang mata yang mengawasinya sedari tadi.

Friends , Enemies and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang