4. Tresno?

97 18 1
                                    

Burung berkicau dan matahari mulai meninggi membuat Naura terbangun dari tidur panjangnya. Matanya membulat saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 7.40 WIB. Ia berteriak membuat seisi bumi terkejut termasuk kakaknya yang sudah stand by di depan komputer kesayangannya sejak pukul 5 pagi.

Xiole marah, namun kemudian tertawa saat menyadari kondisi adiknya yang mengenaskan.

Naura mengecek ponselnya dan terpampanglah puluhan panggilan dan pesan di beranda utama dari kedua sahabatnya. Lantas Naura segera menelepon balik.

"Aduuh angkat, dong!"

"Ha-halo, Lila? Lo ngapain?" tanya Naura dengan jantung tak karuan.

"Ya kshsuwhshs," bisik Lila dari balik ponsel.

"Woi, lo ngomong yang jelas dong!" sarkas Naura.

"Gue lagi belajar bego."

"Aduuh gimana nih, gue telat bangun."

"Kenapa lo tanyak sama gue?"

"Iya sih, eh Hondo mana?"

"Hondo lagi nangis di mejanya." jelas Lila setengah berbisik seolah memperhatikan guru menerangkan.

"Kok bisa? Eh, Itu suara pak Eesr?" tanya Naura memastikan.

"Iya, sekarang matematika Naura cantik." jawab Lila gondok mendengar sahabatnya itu.

Naura tertawa kecil mendengar kekesalan Lila.

"Datang aja, nanti masuk les ke dua aja, miss Laura katanya gak masuk, izin mau ngelahirin bayi." terang Lila membuat mata Naura benderang tali digantikan dengan rasa bingung, ngelahirin?

"Yessss!!" ucap Naura semangat tanpa aba-aba dan langsung memutus telepon.

*

Naura segera bersiap-siap dan menuju dapur. Ia memakan beberapa roti panggang yang telah tersedia diatas meja lalu meneguk segelas susu.

"Sarapan itu wajib!" jelas Naura kepada dirinya sendiri.

"Lo mau kemana?" tanya Xiole saat mendapati adiknya berseragam sekolah.

"Ke sekolah lah kak, kemana lagi?" jawab Naura dengan nada setenang mungkin.

"Antarin ya kak, udah mau telat nih!" masih bertahan dengan posisi senyum setenang mungkin.

"Antarin kemana? Ini tuh hari minggu Mrs. Naura." balas Xiole penuh kemenangan, membuat roti di perut Naura beradu ingin keluar.

"Jangan becanda deh kak. Kalau gak mau nganterin gue bisa kok naik angkot." ucap Naura manyun.

"Kemarin gak ingat kita pergi malam-malam kemana? Temui kakak ipar lo!"

"Kakak ipar." ulang Naura, mengingat kejadian kemarin mereka pergi ke toko tempat penjual kaset video game.

"Kakak si kasir yang ngomong sama kong semalam, maksudnya?" tebak Naura sambil tertawa.

Arduous Path (On Going) Where stories live. Discover now