37. Inhale-Exhale

47.2K 4.6K 3.8K
                                    

Song for this chapter :
Beside You - 5 Seconds of Summer
There For You - Martin Garrix ft. Troye Sivan (aka my bae)

Enjoy the last chapter! ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Olivia melepas sepatu boots yang ia kenakan dan menaikan kakinya pada kursi mobil. Ia memeluk lutut dan menangkupkan kepalanya. Terisak, itulah yang dilakukan Olivia. Dirinya seperti mendapat firasat kalau sesuatu akan terjadi di dalam stadium dimana tempat konser akan digelar.

Tapi disisi lain, Olivia ingin sekali masuk ke dalam sana, untuk melihat betapa tampannya Luke Hemmings, betapa asia-nya wajah Calum Hood, betapa indahnya lesung pipi Ashton Irwin saat tersenyum, dan juga betapa lucunya Michael Clifford.

Olivia merasa tidak enak karena membatalkan acara ini secara mendadak. Namun, mau bagaimana lagi? Ketakutannya pada hal buruk lah yang membuat ia menjadi seperti ini.

"Ada apa, Olivia? Lo boleh cerita sama gue."

Mengusap air matanya, Olivia mengubah posisi duduknya menjadi menyilang dan menyenderkan punggungnya pada pintu. "Gue merasakan firasat aneh setiap inget mimpi itu, Oliver. Gue takut kalau kita masuk kesana, dan berakhir dengan kecelakaan. Gue takut."

Oliver memeluk Olivia dan mengusap punggungnya. "Itu cuma mimpi, Olivia sayang. Gak bakal terjadi di dunia nyata. Percaya sama gue."

"Tetap aja gue takut, Oliver." Katakan Olivia berlebihan, tapi memang begitu keadaannya. Ia tidak bisa melawan rasa takutnya. Bisa dirasakan, kalau Oliver mengecup puncak kepalanya. Menghela napas, Oliver menganggukkan kepalanya. Ya sudahlah, mau bagaimana lagi, padahal Oliver sudah berharap kalau rencananya kali ini bakalan sukses seperti ekspetasinya.

"Ya udah, kita gak usah kesana."

"Tapi gue pengen ketemu Luke Hemmings, Oliver..." gerutu Olivia sambil terisak.

"Labil lo. Kalo mau ketemu, ya udah, ayo. Jangan lo sia-siakan mimpi yang udah ada di depan mata. Kalo ada sesuatu yang gak diinginkan terjadi, lo gak perlu takut. Karena gue selalu ada disamping lo."

Hati Olivia menghangat saat mendengar ucapan lembut yang dilontarkan Oliver. Seakan-akan, ucapan itu sebagai mantra yang mampu mengendalikan diri Olivia, dan dengan begitu, perempuan yang akrab disapa Oliv itu mengangguk pelan.

Tidak ada salahnya bukan, untuk melawan rasa ketakutan itu dan selalu berpikir positif?

Oliver menghela napas lega. Hampir saja rencana yang ia susun rapi-rapi gagal kalau saja Olivia tidak merubah pikirannya. Dengan semangat 45, Oliver mengambil sepatu boots Olivia, dan memasangkannya. "Gak usah, Oliver."

Tangan Olivia memegang tangan Oliver, namun ia mendapat tatapan tajam dari lelaki itu. "Salah kalo gue manjain pacar sendiri?"

Pipi Olivia memerah bukan main. Ia memperhatikan tangan Oliver yang sibuk menalikan tali sepatunya. Bagaimana bisa Oliver bisa tampan hanya dengan menunduk?

Selesai dengan pekerjaannya, Oliver keluar dari mobil, dan membuka pintu mobil untuk Olivia, yang membuat Olivia diperlakukan seperti ratu oleh Oliver.

Antrian yang tadinya panjang disesaki muda-mudi, kini tinggal sedikit. Bagaimana tidak? Sekarang saja sudah jam enam malam, tentu saja konser telah dimulai. Mereka memberikan tiket, dan masing-masing diberi sebuah gelang, tanda bahwa mereka boleh masuk ke dalam venue.

Nafas Olivia tercekat saat mendengar suara teriakan dari dalam. Tinggal beberapa detik lagi, ia akan bertemu dengan pacar impiannya. Oliver menarik tangan Olivia dan masuk ke dalam venue yang sudah ditentukan. Dan alangkah terkejutnya, perempuan itu saat melihat Luke Hemmings yang sudah ada diatas panggung dan sedang berdadah-dadah pada penontonnya. "YA ALLAH BOPUNG GUE!" teriak Olivia seketika, "AYO OLIVER KITA KESANA!"

Meet In the Real LifeWhere stories live. Discover now