5. Shocked

44.7K 5.5K 1.9K
                                    

Alisha telah melewati masa kritisnya. Perempuan itu kini berada diatas ranjang ditemani Oliver yang menyuapinya makanan khas rumah sakit.

"Udah Oliver, aku kenyang," kalimat itu ia lontarkan saat Oliver hendak menyuapi suapan ketiga.

"Ini baru suapan ketiga, sayang."

Alisha menggeleng dan berkata, "Enggak mau,"

Oliver menghela napasnya. Alisha semakin hari semakin kurus, karena ia kehilangan napsu makan, dan lusa, Alisha akan menjalani kemoterapi lagi, dan itu artinya rambutnya akan semakin menipis. Bahkan Alisha memutuskan, untuk menghabisi rambutnya setelah kemoterapi.

"Kemaren Olivia kesini, buat jenguk kamu," ucap Oliver membuka topik pembicaraan.

"Olivia yang ada di pernikahan Sierra?"

"Iya."

"Kok bisa?" tanya Alisha. Ia penasaran bagaimana bisa Olivia kesini dan menjenguknya.

"Ternyata, dia itu satu kelas sama aku," Alisha menatapnya dengan mata berbinar.

Alisha tahu kalau Oliver baru masuk kuliah, lelaki itu sempat memberhentikan kuliahnya dengan alasan bahwa ia ingin menjaga Alisha. Mendengar hal itu, Alisha marah, dan memaksa lelaki itu untuk melanjutkan kuliahnya, hingga akhirnya Oliver pun menyetujuinya dan mengubah jurusan yang ia pilih.

"Dia cantik ya?" tanya Alisha menatap Oliver sambil tersenyum.

"Semua perempuan itu cantik, Alisha. Kalo gak cantik, ya dia bukan perempuan," ujar Oliver memainkan jemari tangan pacarnya.

Alisha hanya tersenyum mendengarnya. Perempuan itu menyampirkan rambut tipisnya yang terurai ke telinganya. "Olivia orangnya gimana?"

"Dia baik, tapi ceroboh."

"Gak ada manusia yang sempurna, Oliver. Wajar aja kalo Olivia punya sifat yang hampir dimiliki oleh semua orang."

Oliver terdiam mendengarnya, dan tiba-tiba perempuan itu melontarkan sesuatu yang membuat Oliver kaget dibuatnya. "Kalo aku meninggal nanti, kamu mau kan, kalo Olivia ngegantiin posisi aku?"

Lelaki itu hanya menunduk dan tidak tahu harus berkata apa.

Pintu terbuka memperlihatkan Kila yang masuk ke ruangan Alisha. Lelaki itu tersenyum karena ia hendak pamit untuk pulang. "Tante, Oliver pamit dulu ya," ucapnya dan menyampirkan tasnya ke bahu.

Tante Kila mengangguk. "Hati-hati."

Oliver mengangguk. Ia memegang tangan Alisha lalu berbisik di telinganya. "Aku gak tau, karena cinta gak bisa dipaksa."

Setelah mengucapkan tiga kalimat itu, Oliver pergi dengan rasa sesak didadanya.

°°°

Hal yang tidak menyenangkan bagi Olivia itu adalah, disaat ia sedang mendownload sebuah film dengan ukuran yang cukup besar, dan saat sudah mencapai 99% dimana yang artinya akan segera selesai, tiba-tiba wifi yang ia gunakan tidak tersambung. Disaat itu pula, ia ingin membanting laptopnya.

Bayangkan, Ia telah menunggu selama tiga jam!

Olivia mendengus dan mematikan laptopnya.

Perempuan itu menaruh buku yang ia pinjam di tempat semula. Kini ia sedang berada di perpustakaan kota. Sebenarnya, Olivia kesini bukan hanya untuk menumpang wifi, tetapi sekaligus mengerjakan tugas dari dosennya. Dosennya itu menyuruh murid-muridnya untuk mencari karya sastra klasik, dan harus meringkas karya tersebut dengan tulisan tangan.

Meet In the Real LifeWhere stories live. Discover now