"Kau terlalu suka mempermainkan orang lain. Kau pengecut. Kau memusuhi orang tanpa alasan yang jelas."

"Aku memiliki alasan. Kau sendiri akan mengetahuinya nanti. Kau terlalu berbahaya bagi dunia ini. Dan jangan harap aku tidak akan melukai teman-temanmu lagi. Sekali kau tidak menurut, aku tidak akan segan menyerang teman-teman yang kau sayangi itu."

Ryn membuat bola-bola salju dan menghujamkannya ke arah Luna. Ia merasa muak, pembicaraan penting macam apa yang dimaksud Luna? Apa ancaman-ancaman yang diberikannya merupakan sesuatu yang penting? Membuang waktu saja.

Luna berusaha mengontrol kekuatan Ryn tapi usahanya itu berakhir sia-sia.

"Ada apa ini? Kenapa tidak bisa?"

Luna sebisa mungkin mengontrol cuaca yang mulai memburuk. Hatinya sedang kesal, karena entah kenapa kekuatan andalannya malah tak bisa ia gunakan untuk mengendalikan kekuatan lawannya.

"Habiskan waktumu di sini Catherine. Selamat bersenang-senang. Sebentar lagi pasukan Dark Knight akan datang," ucap Luna sambil tersenyum miring lalu meninggalkan Ryn sendirian.

Ryn menatap kepergian Luna dengan tatapan marah.

"Ia sendiri membawaku ke sini dan dengan mudahnya ia meninggalkanku?"

"Hoi! Kalau kau memang takut denganku tak perlu meninggalkanku seperti ini! Lawan aku dasar pengecut!"

Ryn mencoba menenangkan dirinya yang sudah mengacaukan keadaan hutan yang sekarang sudah penuh dengan salju.

"Gadis yang tidak berperasaan," gumam seseorang dengan nada datar sambil mendengus kesal saat ia melihat seorang gadis berambut ungu meninggalkan gadis bermata biru itu sendiri di tengah hutan.

Srek ... srek ...

Tubuhnya menegang sejenak saat mendengar suara semak-semak yang dapat membuat pikirannya melayang ke hal-hal yang tak masuk akal.

"Nasibku benar-benar buruk hari ini," gumamnya panik dan mulai berlari tanpa aba-aba.

Ryn semakin panik saat ada suara langkah kaki yang ikut mengejarnya dan suara itu pun terdengar semakin dekat dengannya.

"Aku tidak tahu kau ini makhluk apa, tapi aku tidak berniat untuk mengganggumu, jadi bisakah kau berhenti mengikutiku?!" teriaknya panik sambil berusaha membebaskan tangannya yang sedang dicengkeram kuat.

"Sudah selesai acara teriaknya?"

Ryn hampir saja tersandung karena berhenti berjalan secara mendadak saat mendengar suara itu. Ryn menoleh dan reflek menjatuhkan rahang.

"Kau?! Untuk apa kau di sini?!"

Jack mendengus. "Arahnya bukan ke sini, tapi ke sana."

"Kau belum menjawab pertanyaanku," jawab Ryn semakin kesal.

Jack tidak menjawab dan itu membuat Ryn semakin jengkel. Apalagi Jack sudah menariknya untuk berjalan ke arah yang berbeda dengan tujuan awalnya, itu membuat dirinya terlihat bodoh dan pastinya, merasa kesal dengan dirinya sendiri.

"Jangan main ke hutan lagi."

"Tadi tersesat ... sapuku terbang sendiri tidak tahu ke mana," jawab Ryn berbohong.

POM #1 The Return of the Witch [END]Where stories live. Discover now