28-Buku

767 162 50
                                    



xxx

Sedangkan adik dari Bobby kembali menjalani kehidupan sebagai mahasiswa. Semenjak resmi debut, iKON lebih sering berada di luar studio. Athalia juga sudah mendapat bayarannya, dan memutuskan untuk tidak terlalu ikut campur lagi dalam kegiatan mereka. Terkadang ia masih menyempatkan datang ke acara yang dihadiri iKON untuk sekadar menyemangati dan mendokumentasikan penampilan mereka.

xxx

"Kalian harus lebih bagus waktu POI*. Latihan berikutnya belajar itu saja," ujar Junaedi. Seluruh juniornya langsung mendesah. Baru saja selesai lomba, orang ini sudah membicarakan latihan lagi?

"Sudah, sudah. Kita makan yuk? Di mana gitu? Aku yang traktir. Ada yang mau ikut?" ajak Khansa. Sebagian besar setuju, beberapa memutuskan untuk langsung pulang. Ruth, si gadis kutu buku menghampiri Athalia yang sedari tadi diam.

xxx

"Oh, oke. Duluan ya kalau gitu. Aku bakalan bareng mobilnya Kak Khansa, yes!" Athalia mengiringi kepergian rekan satu timnya tersebut dengan senyum geli. Gadis berkaca mata tersebut memang menyimpan perasaan kepada Khansa.

xxx

"Iya! Kan gue beli banyak nih terus dapet voucher diskon. Gue sih udah kagak ada buku yang mau dibeli, soalnya yang udah gue mau udah kebeli. Buat lo aja gimana?"

xxx

Athalia senang bukan main ketika mendapatkan banyak voucher diskon. Segera setelah ia bertemu dan mendapatkan benda tersebut dari Ezra –yang membawa 1 troli penuh buku-, ia segera masuk ke dalam pameran megah terse but. Gedung yang teramat luas serta beribu-ribu orang membuat sakit kepalanya bertambah, tapi demi buku, ia akan melakukan apa saja.

xxx

Otomatis ia menggigit bibir bawah. Antara senang dan gugup. Bagaimana bisa ada Yoga di tempat ini?

Tapi sedetik kemudian ia menyadari sesuatu. Itu Yoga atau Chandra ya?

xxx

"Mas tadi ditawarin voucher sama Ezra." Athalia mengerlingkan mata mendengar jawaban tersebut. Sebanyak apa buku yang dibeli Mas Ezra sampai dapat banyak voucher?

Suara nyaring melesak dari telepon milik Yoga. Ada panggilan masuk. Bukan ringtone dengan lagu, tetapi suara default deringan telepon. Athalia diam, memberikan waktu untuk Yoga menerima panggilannya. Yoga melihat layar yang menampilkan identitas sang penelepon, dan wajahnya langsung berubah muram. Tanpa menjawab panggilan yang masih menyala, ia segera membuka case handphone dan mencabut baterai yang ada. Dilemparnya handphone beserta baterai ke dalam tas ranselnya.

xxx

Yoga menggeleng, lalu tersenyum. "Mas mau bayar. Adek nggak sekalian? Yuk."

***

xxx

"Maaf, dek. Tapi..." kembali sang Mangkubumi menoleh ke kanan, ke kiri, lalu ke kanan lagi. Tanda tanya besar timbul di benak Athalia. Sebetulnya ada apa? "Mas anter ke lobby lagi ya? Dijemput siapa?"

xxx

Sebelum meninggalkan Athalia, Yoga menepuk pundak gadis itu. "Be safe," ujar Yoga dengan senyum yang dipaksakan.

***

xxx

"Bodyguard?" tanya Athalia lagi, memastikan bahwa ia mendengar kata yang tepat.

xxx

Nggak terima kalo si Yunhyeong rambutnya pirang.  Aduh, apalagi kalo lihat penampilan dia di photoshoot majalah solo-nya itu.  Wearing short pants is understandable, but please, not THAT short juga kali Mas :')

xxx


xxx

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

xxx

Yang ini aja belom selesai, yang 'Calon' juga belom selesai.  Kok udah mau publish yang baru sih :') (sadar diri)

xxx

Dewangga [Sedang Proses Revisi]Where stories live. Discover now