22-Perbincangan

960 203 50
                                    



Keesokan paginya, mereka langsung melakukan shooting untuk lagu mereka yang berjudul 'Today'. Karena sesi photoshoot baru akan dimulai siang hari setelah pengambilan video tahap pertama, Athalia berdiam di tenda milik staf, sesekali ikut membantu makeup para member.

xxx

"Oke," gadis itu sudah siap dengan kamera Nikon D750. Ia tidak ingin main-main karena hasil jepretannya akan digunakan secara serius untuk kegiatan komersil iKON. Ketujuh member iKON yang tengah duduk di tikar di atas pasir memandang gadis itu.

xxx

"Aku," Chandra bangkit dari duduknya. Tiba-tiba suasana menjadi awkward. "Eh... iya. Mau... di mana?" tanya gadis itu, tangannya bermain di kameranya dengan gelisah.

"Di situ aja," Chandra menunjuk daerah pantai di sebelah barat, yang dekat dengan sebuah batu karang. Bobby yang tengah meminum jus jeruk memandang adiknya dengan tatapan menyelidik, ia tahu ada sesuatu yang salah dengan sang adik.

"Daripada kelamaan, mending kita bikin daftar dulu aja. Pertama Chandra, terus habis itu Kakanda ya dek? Hehe," Handaru menampilkan sengirannya, yang ditanggapi dengan tawa kecil dari sang fotografer. "Terus berikutnya siapa?" lanjut Handaru.

"Aku deh," Bobby mengajukan diri. Berikutnya Ezra mengangkat tangan, dilanjutkan dengan Yoga. "Ntar aja aku habis Mas Jinan," ucap Junaedi, mengindikasikan dirinya yang akan menjadi orang terakhir. Setelah pembagian urutan selesai, Chandra dan Athalia segera berjalan menuju lokasi foto.

***

Sudah sekitar setengah jam setelah gadis itu pertama mengambil foto individual para member. Sesi fotonya dengan Chandra berlangsung sangat canggung, tanpa perbincangan yang berarti. Chandra kerap bertanya tentang 'jawaban' kepada Athalia, dan karena masih bingung menjawab, tentu gadis itu menghindar. Beruntung laki-laki itu akhirnya diam setelah paham dengan sikap sahabatnya. Ketika melihat hasil jepretan pun ia hanya mengangguk dan mengatakan bahwa 'fotonya selalu bagus,' sehingga sesi itu berakhir dengan cepat.

Handaru Bintara? Mungkin ia yang membuat pemotretan berjalan agak lama, karena Athalia juga baru mengetahui bahwa ia adalah laki-laki yang narsis dan tidak bisa menahan tawa ketika sudah berhadapan dengan kamera. Berulang kali ia berpose sesuka hati, Athalia memotret, dan ketika pria itu melihat hasilnya, ia tidak kunjung puas. Berkali-kali Ia berpose, berusaha mendapatkan 'sudut istimewa yang dapat memancarkan keindahan aura pria-nya', katanya. Gadis Kurniawan itu harus ekstra sabar menghadapi Handaru yang kerap bergumul mencari pose yang bisa menunjukkan tato 'Nihilism' di dada kirinya.

***

"Nggak sama Chandra?" tanya Bobby sembari mengoleskan sunblock di tangannya, sedangkan Athalia membantu mengoleskan cairan lengket tersebut di punggung sang kakak. Untuk pemotretan, laki-laki Kurniawan itu sengaja topless, berniat memamerkan hasil olahraganya setiap hari. "Aku sudah ngefoto dia kan tadi," jawab Athalia, masih fokus membalurkan sunblock.

"You know what I mean. Biasane cuedhek pwol. Wes koyok Dora ambek Boots (Kamu tahu maksudku. Biasanya deket banget. Udah kaya Dora sama Boots)," Bobby cekikikan sendiri membayangkan acara kartun yang kemarin tidak sengaja ia tonton ketika tengah memindah channel TV di pagi hari.

xxx

"Aku iki masmu, wes kenal awakmu pas awakmu jek zigot (Aku ini Masmu, sudah kenal kamu waktu kamu masih zigot)," ia berbalik dan menjitak dahi sang adik. Yang menjadi korban menepis tangan kakaknya sembari menggeram. Ia balas mencubit abs sang kakak, dan akhirnya justru kesusahan karena otot tersebut terlalu keras untuk bisa dicubit. Bobby hanya tertawa melihat usaha sang adik yang gagal. "Terus? Udah dijawab?"

Athalia menggeleng lemah. "Belum tak jawab...."

***

xxx

Tidak, masalahnya ini berbeda. Ini adalah Raden Yogamaya Pradhana Mangkubumi, orang yang disukai Athalia. Harus gadis itu akui bahwa ia gugup di depan pria ini.

"Mas harus gimana, Dek?" Yoga mengawali pembicaraan. Athalia yang pikirannya sibuk melayang ke mana-mana akhirnya tersadar dan segera memposisikan kamera di depan matanya.

xxx

"Pose gimana? Mas bisanya cuma foto resmi...." Athalia menurunkan kameranya, dan sadar betul terhadap gelagat pria di depannya. Setelah mengetahui bahwa badan Yoga berotot, memiliki abs dan tergolong bagus (walau tidak sekekar Bobby), para staf langsung menyuruh pria itu untuk foto topless. Yoga sudah menolak, ia meminta setidaknya bisa memakai kemeja seperti Handaru, tetapi staf memaksa. Terlebih, Yoga terlalu baik karena ia tidak bisa menolak permintaan orang.

Berkali-kali gadis itu menjilati bibir bawahnya. Ia terlalu gugup. Jantungnya berdegup lebih kencang, tatkala tubuh Yoga masuk ke dalam pandangannya. Semoga wajahku nggak merah banget, harapnya dalam hati. Pikiran rasionalnya masih bisa menguasai, sehingga ia kembali berusaha fokus pada task-nya. Yoga tidak bisa berpose, dan laki-laki itu kelihatannya juga tidak ingin mencoba, karena tahu dia payah dalam hal tersebut.

xxx

Genggaman tangan Athalia di tubuh kamera makin keras. Dadanya berdegup, ia mati-matian menggigit bibir bawahnya. Ya Tuhan, ganteng banget! Aduh gimana ini?!

xxx

"Jadi, gimana kuliahnya, Dek?"

***

xxx

Detik berikutnya, suasana hatinya kembali mellow. Tapi alasanku buat nolak dia itu karena dirimu Mas, yang notabene kakak sepupunya sendiri... aku harus apa?

***

xxx

Dewangga [Sedang Proses Revisi]Where stories live. Discover now