"Beneran?" Farel melonjak kegirangan.
"Tuh di kamar tamu!" jawab Beby, ia tersenyum sinis melihat mata Farel yang membuka besar. Rasain.
"Tapi Beby. Aku suami kamu!!!"
"Suami setahun doang! " balas Beby. Mulai terusik dengan topik pembicaraan Farel.
"Akh bisa gak sih gak usah jahat lagi ama gue. Gue kan udah tanggung jawab!"
Beby terperajat. Tidak disangkanya Farel akan berteriak kesal dan kembali menggunakan sebutan lo-gue. Ia tersenyum sinis. "Jadi sekarang udah pake gue-lo? Belum juga sampe sehari udah kelihatan sifat aslinya!"
"bukan gitu Beb, aku--"
"I dont care. Shut up!" potong Beby cepat. Tak ingin memperpanjang obrolan tak jelas tersebut.
"Err ... ya udah deh. Maaf ya aku kelepasan. Aku salah," ujar Farel seraya mengambil sebuah guling dari kasur dan membaringkan tubuhnya di sofa.
"jangan pake guling gue! Gue gak
mau guling kesayangan gue disentuh ama orang kaya lo!"
"Oh my God. BEBY!!!" teriak Farel frustasi.
Beby meletakkan bantal di wajahnya. Entah kenapa ia tidak bisa menahan tawa setelah mengerjai Farel berkali-kali. Namun Farel tidak boleh tahu bahwa ia tertawa. Beby tidak sudi dikira sudah memaafkan cowok tersebut. "Ya udah pake aja. Tapi kalo ada peta di situ, mati lo! " ujar gadis itu akhirnya.
Farel mendelik kesal.
"Sabar Rel! Sabar! Awas lo Beb, gue bakal buat lo cinta ama gue dan gue bakal buatin anak 12 biji untuk lo!!!" pikir Farel. Ia terkikik sendiri memikirkan khayalannya.
***
Mungkin satu-satunya hari yang membuat Beby bahagia adalah hari ketika Aldo kembali menghubunginya. Akhirnya Beby bisa mendengar lagi suara pacarnya tersebut.
"Hallo? Aldo?!" pekik Beby girang.
"Hallo Beby. How's life? Gimana kandungan lo?" tanya Aldo di seberang sana.
"Huh, bisa nggak sih jangan bicarain hal itu, Do. Gue nggak suka!" keluh Beby, ia kembali sedih mengingat anak yang dikandungnya.
"Iya iya. Sorry. Tapi lo gimana ama cowok biadab itu? Kalian gak nikah kan?"
Beby terdiam, ia berfikir ... apakah ia akan memberitahu Aldo perihal nikah kontrak yang ia lakukan? Namun ia merasa itu tak perlu, satu tahun lagi ia dan Farel akan bercerai. Saat itu ia akan langsung menyelesaikan kuliahnya dan bersatu dengan Aldo.
"Gue nggak nikah kok, mereka emang maksa tapi gue nolak. Gue kan nunggu lo Do! "ujarnya pasti.
"Tapi Beb, lo tau kan? Gue bakal nyambung S2 di sini. Setidaknya 4 tahun lagi gue baru pulang ke Indonesia. Andai lo nggak diperkosa, kita pasti--"
"Do...."
"Oke sorry, maksud gue, andai aja kita bisa kuliah S2 sama-sama di sini--"
"Dooooo!!!"
"Iya-iya sorry! Ya udah. Gue tidur dulu ya sayang. Lo gak perlu takut. Gue bakal tetap terima lo meskipun gue harus jadi ayah tiri. Gue bener-bener sayang dengan lo, Beb. I love you."
"Ya, Do. Love you too," jawab Beby pasrah saat Aldo langsung mematikan sambungan telepon. Ia masih kangen dengan cowok yang sudah memacarinya semenjak mereka duduk di kelas satu SMA itu.
"Beby...." lirih Farel pelan. Ia dapat mendengar obrolan istrinya yang duduk tidak jauh dari tempatnya nenyetrika itu. Farel tidak menyangka Beby tidak mengakui pernikahan mereka kepada pacarnya tersebut. Namun Farel merasa tidak pantas meminta Beby memutuskan Aldo sementara ia sendiri belum memutuskan hubungannya dengan Nina. Dengan hati yang sakit Farel kembali menggosok baju Beby.
***
Gadis itu selalu mengecek HP setidaknya 5 menit sekali. Ia menghela nafas panjang.
Rel, kamu dimana sih? Udah 3 bulan kamu menghilang. Ditelpon gak diangkat, SMS gak dibalas. Ada apa sebenarnya Rel? Apa kamu udah lupa dengan aku?
Gadis itu, Nina. Ia menoleh ke arah ibunya yang tengah terbaring lemah di kasur rumah sakit.
"Udah ada kabar dari pacar kamu?" tanya ibunya lirih. Nina menggeleng.
"Ya sudah lah Nak. Setidaknya ia sudah membantu membayar biaya rumah sakit ini," hibur ibunya.
Nina tertunduk sedih. Bukan itu yang ia pikirkan sekarang.
Awalnya ia memang mendekati Farel untuk mengincar harta ayahnya. Ia begitu senang setelah berhasil memdapatkan Farel. Dibelikan ini itu, dan Farel juga membantu membayar biaya rumah sakit ibunya yang menderita kanker payudara yang mengharusnya menjadi pasien tetap rumah sakit.
Tapi lama-kelamaan ia benar-benar mencintai Farel, tanpa embel-embel harta yang dimiliki ayah Farel.
Sayangnya, ketika ia telah tulus mencintai Farel, kini cowok itu menghilang. Ia tak pernah lagi mengunjungi ibu Nina. Ia tak pernah lagi menemui gadis itu, bahkan tak pernah lagi menghubunginya lewat HP. Satu-satunya yang ia tahu adalah bahwa Farel telah memberikan uang dalam jumlah yang sangat besar kepada ibunya untuk keperluan rumah sakit.
Ia menyesal karena tak pernah menanyakan alamat Farel. Bahkan jika ia tahu pun, ia tak akan berani menemui Farel karena ia pernah bertemu dengan ayah Farel di sebuah pesta dan orang tua tersebut terlihat tak menyukainya. Ia takut.
Lagipula Nina harus terus menemani ibunya. Kondisi ibunya bisa saja tiba-tiba drop saat ia pergi mencari Farel. Ia tak ingin kehilangan ibunya.
Lagi-lagi Nina menghela nafas sedih.
Aku nunggu kamu, Rel.
***
"Sudah dimatikan?" tanya seorang gadis cantik dalam Bahasa Prancis. Gadis berambut pirang tersebut menciumi pipi Aldo dan menarik HP dari tangan pria tersebut.
"Sudah," lirih Aldo. Ia menatap gadis di sampingnya dengan penuh gairah.
"Aku cemburu!" bisik gadis tersebut.
"Hehe. Maaf sayang. Kau tahu aku hanya kasihan kepadanya. Ia tengah terpuruk, dan akan makin terpuruk jika aku tiba-tiba mengakhiri hubungan kami."
"Katakan saja jika kau masih mencintainya!" rajuk gadis itu seraya menyentuh pipi Aldo. Ia menelusuri tulang rahang pria tersebut, lalu menyentuh pelan bibirnya.
"Tidak sayang. Aku hanya kasihan padanya."
"Baiklah! Aku pura-pura percaya saja!" Gadis itu mendekat dan mengecup bibir Aldo pelan lalu kembali melepaskannya. Menatap Aldo nakal.
"Kau ini!" geram Aldo, ia membalikkan tubuh gadis itu sehingga kini ia berada di atas sang gadis. Ia megulum bibir gadis itu dengan pelan. Lama kelamaan semakin kasar.
Andai saja gadis tahu bahwa saat ini Aldo sedang membayangkan tengah mencium Beby. Gadis itu sama sekali tidak menyadari bahwa Aldo masih sangat mencintai Beby. Cowok itu sangat marah dan kecewa!
Aldo tidak terima seseorang menyentuh gadisnya. Seseorang menghamili gadisnya. Gadis yang sudah ia pacari selama 6 tahun dan begitu ia hormati. Aldo bahkan tidak pernah menyentuh semua daerah sensitif Beby. Hal paling nakal yang pernah mereka lakukan adalah ciuman bibir di temani ratusan kembang api tahun baru. Kini setelah mengetahui gadisnya sudah dihancurkan cowok lain, Aldo pastikan ia akan menghancurkan bajingan busuk tersebut.
Tapi kali ini biarlah ia melampiaskan amarahnya dengan mengencani gadis murahan yang berada di bawah tindihannya sekarang.
"Auuu, sakit!" pekik gadis itu saat Aldo menggigit keras bibirnya. Aldo terkekeh.
"Maaf sayang."
Gadis itu, Bella. Seorang gadis asal Prancis yang tergila-gila pada ketampanan khas Asia milik Aldo. Ia tak tahu bahwa ia tak pernah sama sekali bisa merebut hati pria itu. Sekali pun tidak pernah!
Malam itu mereka habiskan dengan desahan manja milik Bella dan nafsu yang diselimuti emosi milik Aldo.
YOU ARE READING
Dont Touch Me!
RomanceMenikah dengan orang yang telah memperkosanya? Siapa yang mau?~ Beby sangat membenci Farel. Terlepas dari apa yang telah dilakukan pria itu kepadanya, Beby juga sangat benci dengan apa yang ditinggalkan pria itu di dalam tubuhnya. Apa yang akan dil...
•~ Part 4~•
Start from the beginning
