Beby menatap cowok itu tajam, lalu berdiri dari kasurnya. Menarik kasar tangan Farel menuju pintu.
"Pergi!"
Pintu tertutup dengan kasar tepat di depan mata Farel. Cowok berusia 21 tahun itu terkejut luar biasa. Rasa sakit dan kecewa di hatinya tak bisa ia sembunyikan. Dengan menahan air mata ia keluar dari rumah tersebut.
Di mobilnya, Farel menghela nafas. Entah mengapa ia sangat mengharapkan gadis itu menelpon saat itu juga.
Sementara Beby saat ini tengah menatap kertas yang ditinggalkan Farel dengan sinis. Ia mengambilnya dengan kasar dan berniat merobeknya, namun perutnya mendadak mual, ia melepas kertas tersebut, dan berlari ke kamar mandi.
***
Satu minggu kemudian.
Perut Beby belum membesar, tentunya. Ia sangat muak melihat perutnya sendiri. Karena anak itu semua cita citanya hancur.
Ia memikirkan Aldo, mimpinya kuliah S2 di Prancis bersama Aldo, lalu memikirkan kejadian naas malam itu. Farel, tawaran Farel, dan tiba-tiba saja sebuah ide muncul dibenaknya.
Semua ini harus ia akhiri dalam jangka waktu satu tahun, setidaknya sampai janin yang dibencinya itu lahir. Dan Farel memang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Ide gila itu lantas langsung terpikirkan olehnya.
Beby segera mencari kertas yang diberi Farel kemarin.
Kali ini Beby akan membiarkan Farel bertanggung jawab, namun dengan cara yang Beby tentukan.
***
"ke rumah gue sekarang. 10 menit. Beby."
Farel tersenyum saat melihat sms dari Beby. Ia benar-benar tidak menyangka penantiannya akan terbalaskan. Cowok setinggi 176 cm itu yakin cepat atau lambat Beby pasti akan menerima tawarannya untuk menikah.
Ia segera mengambil kunci mobil. Dan bergegas menuju rumah gadis manis yang ... yah ... Sepertinya mulai mencuri hatinya.
Setiba di rumah Beby, Farel dikejutkan dengan kehadiran seorang teman ayahnya.
"Tanda tangani!" ujar Beby ketus, ia menyodorkan sebuah kertas ke hidung Farel dan melepasnya begitu saja.
Farel keheranan saat pria bernama Jeje itu mempersilahkannya membaca kertas tersebut. Tak ingin penasaran terlalu lama, Farel segera membaca isi kertas tadi lalu menyerngit kecil.
"kontrak nikah?"tanya Farel, Beby hanya diam, tak menunjukkan respon sama sekali.
"Beb ... apa maksudnya? Menikah hanya sampai anak kita lahir?!"
"Ya, Farel! Dan saat anak kalian lahir, kamu boleh membawanya pergi lalu kalian akan bercerai." jelas pria berjas di depannya tersebut.
"Tapi-"
"Ya sudah kalau tidak mau, silahkan pergi!" ujar Beby ketus.
Dengan sangat terpaksa Farel menanda tangani kontrak tersebut. Sejujurnya bukan pernikahan seperti itu yang ia inginkan. Namun apa daya, Beby sangat susah ditaklukkan. Farel hanya bisa tersenyum kecut saat Jeje menyalami mereka berdua. Dalam hatinya ia hanya bisa berharap suatu saat nanti Beby bisa nencintainya.
***
Hanya berselang satu minggu dari penandatangan kontrak nikah yang dirahasian dari orang tua masing-masing tersebut, pernikahan pun dilangsungkan di sebuah gedung kecil yang hanya memiliki kapasitas tamu 150 orang. Hal itu adalah permintaan Beby yang tidak mau mengadakan resepsi besar-besaran. Ia juga menginginkan ijab qabul dan resepsi diadakan di hari yang sama.
Biaya pernikahan sendiri berasal dari kocek Pak Genta, ayah Farel. Pria itu bahkan membelikan sebuah rumah untuk anak dan calon menantunya serta menjamin kebutuhan mereka selama Farel belum mendapatkan pekerjaan.
STAI LEGGENDO
Dont Touch Me!
Storie d'amoreMenikah dengan orang yang telah memperkosanya? Siapa yang mau?~ Beby sangat membenci Farel. Terlepas dari apa yang telah dilakukan pria itu kepadanya, Beby juga sangat benci dengan apa yang ditinggalkan pria itu di dalam tubuhnya. Apa yang akan dil...
•~ Part 3~•
Comincia dall'inizio
