Tujuh

9.2K 655 21
                                    

-Lizzy Pov–

Mata kuning emas milik Serigala itu kini menatap ku dengan tajam. Dengan tubuh besarnya ia menghadangku yang berniat untuk melompat kedalam jurang itu. Aku menatapnya tidak kalah tajam, memangnya dia siapa yang bisa mengurungkan niatku untuk melompat ke jurang itu.

Bukan, itu bukan Wolf-nya Morgan. Aku paham betul. Dari besar tubuh Serigala ini aku tau kalau dia seorang Alpha. Tapi aku sama sekali tidak mengenalnya.

"Siapa kau?!" Tanyaku mengerang frustasi pada Serigala itu. Pasalnya, aku sudah menanyakan ini beberapa kali. Tapi tak ada jawaban apapun. Hanya tatapan tajam nya saja yang ia tujukan.

"Mengapa kau menghalangi ku dan apa maksud dari tatapan mu itu?!" Jika aku tidak dalam situasi seperti ini, aku akui aku akan memuji terang-terangan mata indah nan tajam miliknya itu.

"Lizzy, siap Serigala itu? Aku sama sekali tidak Mengenalnya. Kenapa juga ia menghalangi kita?" Tanya Jeslyn, ada nada penasaran di pertanyaannya itu. Bukan hanya aku ternyata yang penasaran dengan Serigala ini. Jeslyn juga ikut merasakanny.

"Entahlah Jes, aku sudah menanyakannya. Tapi ia diam saja"

"Akkh-" Dengan tiba-tiba Serigala ini meggendongku di punggungnya dan membawa ku berlari entah kemana. Refleks, aku memeluk lehernya erat, takut kalau aku akan terjatuh. Entah siapa Serigala ini, aku merasa nyaman saat memeluknya, bulunya sangat halus saat di sentuh. Tanpa terasa aku memejamkan mataku, merasa dinginya angin malam menerpa wajahku yang membuatku menjadi mengantuk.

-----°°°-----

"Hei, bangun!" Ucap seseorang entah siapa. Aku merasakan tepukan halus dipipiku yang mengganggu tidurku. aku mengerang dan dengan perlahan aku membuka mataku. Dengan masih mengerjapkan mata hal yang aku lihat adalah aku sudah berada di sebuah kamar dengan aroma maskulin yang menguar. Aku mencoba untuk menjelaskan pandanganku lagi. Merasa asing dengan tempat ini, aku mencoba menerawang kejadian tadi malam. Kejadian dimana, ah! Serigala itu.

"Astaga dimana aku???" Dengan cepat aku mengubah posisiku menjadi duduk setelah potongan-potongan kejadian tadi malam berhasil terekam jelas di benak-ku.

"Bisa kau kecilkan suaramu nona?" Tanya seorang pria dengan suara bass-nya menginterupsiku. Mendengar itu aku langsung menoleh menatapnya. Apa ia Serigala itu?

"Ya, aku adalah Serigala itu. aku yang menghadangmu" Jawabnya enteng. Bagaimana ia tahu? Apa ia keturunan seorang cenayang yang pandai membaca pikiran.

"Bukan. Aku bukan cenayang" Ucapnya lagi. Aku bergidik ngeri memandangnya.

"Kalau kau bukan cenayang. Lalu mengapa kau dengan mudahnya membaca fikiranku?" Tanyaku penasaran.

"Hanya membaca dari ekspresi wajahmu" Pria itu berjalan mendekat dan mengambil posisi duduk di tepi kasur. Aku menelan saliva ku susah payah, sial. Jaraknya sangat dekat dengan posisiku saat ini yang tengah menyenderkan tubuhku di kepala kasur.

Aku akui ia adalah pria yang tampan. Bertubuh tinggi dan errr, berotot. Mengapa aku bisa beranggapan begitu? Karena bentuk tubuhnya sangat tercetak jelas dari kaos hitam yang ia kenakan. Rambutnya berwarna hitam pekat dan berantakkan menambah kesan seksi yang tersemat untuknya.

"Aku tau aku tampan. Tapi, tak usah memperhatikanku sampai seperti itu" Tukasnya dengan senyum miring di wajahnya. Pria arogan.

Oh,astaga. Apa sampai sebegitunya aku memperhatikannya? Aku yakin kini wajahku sudah memerah karena malu. Sial.

"Hahaha." Kudengar Jeslyn ketawa cekikikan, lebih tepatnya menertawakan kebodohanku. Awas kau Jes.

"Kau lucu juga saat blushing seperti itu" Ucapnya semakin membuat pipiku memanas. Oh, berhentilah menggodaku. Ingin rasanya aku menenggelamkan wajahku saat ini juga. Siapa yang tidak malu. Disaat kau mengaggumi ketampanan seseorang dan sialnya, pria itu mengetahui nya.

"Sudah., lupakan saja. Ayo kita sarapan apa kau tidak lapar?" Tanyanya.

"Sarapan?"

"Iya sarapan. Kau lupa ingatan?" ia semakin mendekatkan wajahnya. Menatap wajahku begitu dekat dan lekat.

"Berarti ini sudah pagi?" Selama itukah aku tertidur.

"Kau tidak terluka. Sepertinya kepalamu juga tidak terbentur" Ucapnya.

"Kau pikir aku lupa ingatan? Aku hanya terkejut. Apa selama itu aku tertidur" Tukasku. Ia hanya ber-oh-ria.

"Oh ya" Tanganya terulur seperti ingin berjabat tangan."Namaku Alexander, panggil saja Alex. Namamu?"

"Aku Lizzy" Aku mengulurkan tangan menjabat tangannya.

"Baiklah nona L-"

"Lizzy, saja" Potongku.

"Ah, baiklah no- Lizzy maksudku, Sekarang sebaiknya kita segera turun untuk sarapan bersama anggota Pack lainnya yang sudah menunggu kita"

Kami pun berjalan beriringan menuju ruang makan yang berada dilantai dasar. Kami melewati anak tangga untuk sampai ke ruang makan. Pack house ini memang tidak sebesar Red Moon Pack. Tapi,entah mengapa aku mulai merasa nyaman berada di sini.

Selama perjalanan menuju ruang makan. Hanya ada keheningan di antara kami. Cukup canggung memang.

"Lewat sini" Ucap Alex. Setelah sampai di sebuah pintu kayu besar ia pun menghentikan langkahnya begitu pula denganku. Ia membuka pintu tersebut dan terlihatlah ruang makan yang sudah di penuhi para anggota pack.

"Hai.."

Tbc.
See ya next chap!

THE JERK ALPHA (Repost) Where stories live. Discover now