#Last : Third Summer.

Start from the beginning
                                    

.

TING!

Suara Bel di sebuah cafe saat ia membuka pintu terdengar. Kemudian para pegawai menyerukan selamat datang kepada siapapun yang masuk dan mempersilahkan untuk duduk atau memesan sesuatu. Baekhyun mengedarkan pandangannya dan tersenyum ketika seseorang perempuan berwajah eropa dengan rambut pirang melambaikan tangannya. Itu Danish.

"You're late! Here, have a taste, I bought it for you," katanya sambil tersenyum. Baekhyun mengambil secangkir Ice Greentea itu dan mencicipinya. "Thanks, you know me very well, Danish."

Setelah itu mereka bercengkrama panjang tentang tugas yang harus mereka lakukan. Kebetulan sekali cafe ini mengusung konsep library-cafe, beberapa buku membantu mereka. Senyum Baekhyun meredup ketika mereka telah lama tertawa kareka candaan Que.

Four menyadarinya. "Kau tidak apa? Apa sesuatu mengganggumu?" Tanyanya. Que kemudian merangkulnya dengan hangat, ia yang paling mengerti Baekhyun. "Aku tahu, ini musim panas ketiga tanpa mereka. Tapi ini sudah lama, B... Mereka tidak akan melupakanmu, percaya padaku dan pada dirimu."

Seolah mereka adalah bayangan dari teman-temannya di Korea, matanya berkaca-kaca. Ia bukanlah teman yang baik, tapi apa ia tidak boleh merindukan mereka?

.

Hei, JongChenDae apa kabar?
Hei, Rurubaee apa kabar?
Umin Hyung, apa kabar?
Kai, Kyungsoo, Kris, Sehun, apa kabar?

Hei, Chanyeol... Kau masih mengingatku?

.
.

Tiga Musim Panas yang lalu...

Pagi setelah Chanyeol dan Jongdae menginap di mansion keluarga Byun. Baekhyun banyak tersenyum, bahkan ia terlihat lebih ceria, tak ada yang mengira bahwa senyuman itu mungkin takkan terlihat lagi.

"Selamat Pagi, Baekhyun."

Baekhyun tersenyum tipis, ia harus bisa memegang kendalinya. Keluarganya kecuali Baekbeom belum mengetahuinya. "Selamat pagi, Hyung," balas Baekhyun.

Seunghyun terkejut tapi tetap tersenyum kecil, Chanyeol yang berada disamping Baekhyun juga memberikan reaksi yang sama. Baekhyun yang menyadari pandangan Chanyeol masih tertuju padanya membalasnya. "Kenapa?"

Chanyeol mengedipkan matanya kemudian menggelengkan kepalanya. "Tidak, hanya senang kau mendapat hari yang baik," Baekhyun mengangguk kemudian melanjutkan sarapannya.

Jongdae dan Chanyeol pergi ke rumah mereka masing-masing, tetapi lelaki yang lebih tinggi memintanya untuk pergi bersama. Awalanya Baekhyun tidak mau, tapi karena Park Chanyeol itu keras kepala, maka Baekhyun kalah.

"Aku akan membantumu," katanya tiba-tiba pada Baekhyun. Baekhyun menoleh dan menemukan wajah tampan itu terlihat sedang serius. "Kenapa?"

"Kau seperti ini karena Ji..- tidak maksudku hubungan keluargamu, aku akan membantumu, kau tau keluargaku dan Sehun itu harmonis, aku tidak tahu apa yang bisa mendeskripsikannya, hanya saja yah.. Aku akan membantumu."

Baekhyun meredupkan tatapannya. "Maksudmu mungkin kau bertanggung jawab atas Jihyun?" "Tidak! Bukan itu maksudku."

Baekhyun tersenyum lirih kemudian. "Aku takkan membahasnya lebih jauh, cukup sampai kemarin malam aku tak ingin mendengar tentang Jihyun-.. Tapi terima kasih, Chanyeol. Kau sudah membantuku," ia bisa melihat lelaki itu tersenyum bangga.

"Hal pertama yang harus kau lakukan adalah berbicara jika kau membutuhkan sesuatu, kau tidak bisa hidup sendiri, bahkan jika kau memiliki sahabat dekat seperti Chen-pun ia tidak bisa bersamamu setiap waktu, keluargamu yang hanya bisa melakukan hal itu semua," katanya. Baekhyun mengernyit, "bahkan dirimu?"

[C] SOUL : Last page.Where stories live. Discover now