#Last : Third Summer.

3.7K 182 14
                                    

Musim panas ketiga dibawah Menara Eiffel, Perancis. Menara indah yang ditatap dari sisi mana saja. Seorang lelaki tengah menatap pemandangan dibawah menara tinggi itu. Walau sudah sering datang kesana ia tak pernah berhenti menggumamkan kekagumannya, ada saja yang bisa membuatnya menggumamkan kata itu.

Namun tatapannya kemudian berubah menjadi sesikit meredup, debaran dihatinya lebih kencang. Ia mencengkram dadanya sejenak. Kemudian melihat kembali sekelilingnya. Pikirannya menelusur kewaktu sebelum musim panas ketiga.

Wah, ia baru menyadarinya. Waktu juga berjalan dengan cepat sekarang. Musim panas ketiga di Perancis? Keterlaluan, tapi ia menyukainya.

"Yah.. Setidaknya hidupku berjalan dengan baik disini," lirihnya. Lelaki itupun memutuskan untuk mengakhiri harinya diatas menara tinggi itu.

Tangannya merogoh saku jaket kulitnya dan mengeluarkan handphone. Terdapat beberapa pesan masuk, dan beberapa pemberitahuan dan sosial media. Pesan masuk yang biasa, kehidupan mahasiswa disana. Sama seperti bagaimana pelajar menjalankan kehidupan menyedihkan mereka.

Tidak, ia bercanda.

Arthur.
Have some free-time? We gonna talk abt the assigment, at the place where we usually meet. See You, B.

Lelaki itu tersenyum tipis, musim panas ketiga membuatnya kembali bernostalgia. Panggilan kecilnya, panggilan favoritnya sudah dikenal orang lain karena keterbatasan mereka menyebut namanya. Ia tidak mempunyai nama asing, jadi menggunakan inisial namanya tak masalah.

B for Baekhyun Byun.

Teman-temannya di Prancis tidak jauh berbeda dengan di Korea, mungkin inikah takdirnya atau bagaimana, karena sepertinya mereka ada versi Prancis dari temannya. Arthur menjadi Sehun, Danish untuk Krystal, Q untuk Jongdae, dan Four untuk Chanyeol. Bodoh memang, tapi kenyataannya begitu.

Baekhyun berjalan dengan semangat menuju tempat Arthur menunggu. Tapi haruskah ia menceritakan bagaimana ia bisa berakhir hidup bahagia di negara kiblat fashion ini? Sedikit ironis, hanya saja ini adalah bagian yang paling Baekhyun inginkan. Terbebas dari semua masalah yang ada di rumahnya.

.
.

Keinginannya dikabulkan oleh sang kakak, hubungannya memang belum cukup membaik tapi setidaknya dengan dorongan Chanyeol ia mulai memperbaiki, tapi apapun itu sebuah gelas yang sudah pecah takan pernah sesempurna sebelumnya.

Seunghyun, ayahnya juga sudah mulai menceritakan beberapa hal yang terkadang Baekhyun ingin menghajar wajahnya. Tetapi tentu tidak ia lakukan, karena ia malas menanggapinya. Ibu tirinya, Lee Yeon berusaha menahan kepergiannya ke Prancis, namun Baekbeom memberinya penjelasan sehingga perempuan itu mengerti dan mengizinkan Baekhyun.

Well, sebenarnya tanpa izin kedua orang tuanya, Baekhyun juga akan pergi. Durhaka memang, tetapi sebenarnya Baekhyun ingin membawa keluarganya untuk pergi juga meninggalkan Korea kalau ia tak teringat mendiang Ibunya, Jihyun dan Ibunya Jihyun. Tapi keluarganya terkadang mengunjungi beberapa waktu.

Hey, hidup di negara orang itu susah. Apalagi pergi kesana untuk menghindari masalah. Awalnya mungkin sulit, apalagi beradaptasi di sekolah tingkat akhir. Tapi semuanya menjadi lebih baik ketika ia bertemu dengan teman-teman Prancis yang sudah ia sebutkan sampai sekarang, ia sudah menginjak tahun kedua di sebuah Universitas Negeri cukup terkenal dan mengambil jurusan kedokteran, ia cukup bahagia.

Hubungan keluarganya pun berangsur membaik, ia mulai mengerti dan dewasa. Walau terkadang, mereka berempat harus berhati-hati saat berbicara, setidaknya kini Baekhyun mengijinkan Seunghyun dan Baekbeom untuk memeluknya.

[C] SOUL : Last page.Where stories live. Discover now