Aku tak bisa lagi menahan rasa sakit ini. Sakit di hati dan di bagian bawah sana. Entah sudah berapa kali cumbuan cowok biadab itu mendarat di pipiku. Ingin rasanya berteriak, namun kain hitam sialan ini menghalangiku.
Hanya erangan tak jelas yang keluar dari bibirku. Cowok ini tiba-tiba mengerang keras, aku bisa merasakan ada sesuatu yang deras mengalir dalam perutku.
Oh tidak! Tuhan! Farel berusaha menghamiliku!
"Jangan nangis, Sayang, semua bakal baik-baik aja. Ya 'kan, Dara?" bisik Farel.
Dara? Siapa Dara? Salah satu budak nafsunya? Kenapa cowok sialan ini memanggilku Dara?
Farel menindihku dan menahan dadanya dengan kedua sikunya. Aku bisa mencium aroma alkohol yang sangat menjijikkan. Ia mencium mata kanan, lalu mata kiri, dan berbisik di telingaku, "gue pasti bakal bertanggung jawab."
Farel membuka kain penutup mulut tadi, lalu meletakkan jarinya di bibirku.
"Jangan berisik. Atau teman-teman gue bakal naik ke tempat ini. Ayo, gue bakal nganterin lo pulang."
"Kenapa lo ngelakuin ini ke gue Rel? Apa salah gue ke lo?" tanyaku mulai menangis lagi.
Farel menggelengkan kepalanya. "Tenang Dara, maafin gue," Ia berusaha mengecup bibirku, seketika itu juga aku meludahi wajahnya. Kesadaran menjemputku dan waktunya untuk memberontak.
"Lo bajingan! Biadab! Anak setan! Tuhan pasti akan membalas lo Rel!" pekikku.
Sejenak Farel terlihat terkejut. Namun kemudian ia terkekeh pelan. Ia mengusap ludahku di wajahnya, lalu berbaring di sampingku.
"Kenapa lo nakal banget, Sayang? Gue udah bilang diam, itu artinya lo harus diam!"
Farel kembali menyentuh bibirku, ia mengusapkan jarinya dengan begitu lembut. Aku ingin berteriak, namun takut akan ancamannya tersebut.
"Lo Anjing! Biadab! Tuhan nggak akan pernah maafin lo!"
Farel kembali tertawa, lalu bangkit dari kasur. Ia mengambil celananya dan mengeluarkan ikat pinggang dari tempatnya.
TAAAASSSSS!!!
Aku spontan menjerit kesakitan. Farel mengayunkan ikat pinggang itu tepat di paha kananku. Rasanya nyeri dan sakit sekali. Entah sudah berapa banyak air mata yang kukeluarkan.
"Lo nakal! Udah gue bilang diam! Ngerti?!"
Lagi-lagi Farel mencambuk paha kananku, lalu beralih ke paha kiriku. Rasa panas dan nyeri membuatku tak bisa menahan diri untuk berteriak.
Farel kembali mencambukku.
Aku mencoba menahan teriakanku, atau pria gila ini akan semakin menyiksaku. Farel tertawa lalu melemparkan ikat pinggangnya ke bawah.
Ia mendekat dan kembali berusaha mengecup bibirku. Rasa sakit membuatku tak mampu untuk memberontak.
Dont touch me again, Rel.
_________________________________________
Author POV
Farel tengah meneguk ludah, kedua netranya memandangi berkas darah yang menggenangi kasur tersebut. Ia yakin sebentar lagi polisi pasti akan menangkapnya jika Beby melapor ke polisi. Dengan langkah gontai ia keluar dari kamar menuju mobilnya dan mengabaikan seruan teman-temannya.
Ia menoleh ke bangku samping, tampak tas Beby tergeletak di situ. Ia menangis. Ya ... cowok itu menangis. Selama ini ia telah menodai banyak gadis, namun baru kali ini ia merasa sangat menyesal.
Farel tahu Beby adalah anak baik- baik. Ia khilaf.
Ia khilaf ... ia khilaf. Akh, seberapa menyesal pun dia, kini Beby telah ternodai, dan ia harus menanggung akibatnya.
Farel tidak bisa menolak saat sebuah tamparan keras mendarat di wajahnya. Darah segar seketika mengalir dari bibir tersebut. Ia menatap ayahnya yang terlihat sangat marah saat ini.
"Anak bajingan. Setan!" teriak ayah nya. Pria tersebut sangat shock ketika mendapati Farel pulang dengan keadaan kacau dan bersujud begitu melihatnya. Ia bertambah shock saat anak semata wayangnya itu mengaku telah memperkosa seorang gadis.
Farel tak menjawab. Merasa bahwa dirinya memang pantas menerima semua cacian.
"Kau berniat menghancurkan profesiku, anak muda?" geram sang ayah. "Bertahun-tahun aku bekerja dengan mencari keadilan untuk semua klienku, namun anakku sendiri berusaha menghancurkan hidupku!" lanjutnya.
"Cari dia dan tanggung jawab!" pekik ayahnya lagi.
Sang ayah pergi. Meninggalkan Farel yang tertunduk menyesali perbuatan terkutuknya.
***
Haruskah ia menyesali semua yang terjadi kepadanya?
Beby kira kesialannya berakhir saat ia memutuskan untuk ikut dengan cowok itu. Ternyata Beby salah. Kesialan-kesialan sebelumnya tidak ada apa-apanya dengan kesialan yang dideritanya saat ini.
Ia baru saja diperkosa teman sekelasnya sendiri.
Beby masih menangis saat seseorang memasuki kamarnya. "Beby, sebetulnya kamu kenapa, Nak?" tanya sang Bunda lembut.
Beby tak menyahut. Pertanyaan itu begitu sulit untuk dijawab. Bagaimana mungkin Beby tega mengecewakan sang Bunda yang selama ini sudah berjuang sendirian demi kedua anaknya karena ayah mereka sudah meninggal dunia?
Beby hanya menggeleng lemah.
Obrolan mereka terhenti saat seorang pria berumur 49 tahun mengetuk pintu sebuah rumah minimalis namun rapi. Rumah mereka. Tak lama kemudian seorang wanita berkerudung membuka pintu dan tersenyum tipis kepadanya.
"Iya?" tanya sang wanita.
Sekilas terlihat raut keraguan dari wajah sang pria, namun ia segera menepis hal tersebut. "Saya mencari Beby Fairysta," ujarnya dengan suara serak.
Sang wanita yang tak lain adalah Bu Dee, ibu Beby sedikit terkejut. Tumben sekali ada pria tua yang mencari putrinya.
"Ada apa ya, Pak?" tanya Bu Dee lagi.
***
Bu Dee hanya bisa menutup mulutnya menahan tangis melihat adegan yang tersaji di depannya. Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin putri sulungnya ... diperkosa? Oh astaga. Wanita itu berusaha keras agar tidak kehilangan kesadarannya.
"Aku mohon ... maafkan anakku," pinta seorang pria tua yang sedang berlutut di kaki Beby.
"Pergi lo!" teriak Beby histeris. Ia menatap jijik ke arah pria tua tersebut. Ayah Farel.
"Aku mohon ... jangan tuntut anakku ke penjara, itu akan sangat merusak reputasiku!" pinta orang tua itu lagi.
Menjijikkan. Hanya kata itu yang terus berputar di kepala Beby saat mendengar kalimat Pak Genta, nama si pria tua.
"Aku akan membayar kerugianmu. Berapa pun yang kamu mau akan kupenuhi asalkan kamu tidak melaporkan anakku. Tolong, Nak. Tolong aku."
Beby menarik kakinya, tidak sudi disentuh oleh pria menggelikan di hadapannya. Pantas saja Farel seperti itu, ternyata ayah dan anak sama saja brengseknya!
"Tenang aja. Gue nggak peduli dengan iblis itu. Sekarang lo bisa pergi!" jerit Beby. Benar-benar muak dengan kehadiran Pak Genta.
"Tapi kuminta kau mau memaafkan dia, Nak."
"Maaf? Apa gunanya maaf? Sekarang gue udah dikotori sama anak lo. Apa menurut lo maaf bisa ngembaliin kehormatan gue? Bisa nggak!" teriak Beby. Ia kembali menangis. Sungguh tak menyangka orang tua itu bisa seenaknya meminta maaf atas perbuatan bejat anaknya. Sungguh, hingga mati pun Beby tak akan mau memaafkan pria bajingan itu.
Pak Genta berdiri, mengeluarkan sebuah amplop dan meletakkannya di atas meja tamu. "Ini sekedar permintaan maafku kepadamu. Tolong terima, Nak."
Beby meradang. Gadis itu melempari uang tersebut dan berteriak mengusir Pak Genta. Pria tua itu menyerah. Sedikit banyaknya mengerti perasaan gadis yang menjadi korban anaknya itu. Dengan pasrah ia keluar dari rumah tersebut setelah Bu Dee mengusirnya secara halus. Pak Genta segera menaiki mobilnya dengan wajah memerah. Malu dan marah atas apa yang telah terjadi.
Farel harus menikahi gadis itu, putusnya.
YOU ARE READING
Dont Touch Me!
RomanceMenikah dengan orang yang telah memperkosanya? Siapa yang mau?~ Beby sangat membenci Farel. Terlepas dari apa yang telah dilakukan pria itu kepadanya, Beby juga sangat benci dengan apa yang ditinggalkan pria itu di dalam tubuhnya. Apa yang akan dil...
•~ Part 1 ~•
Start from the beginning
