That's A...bs? #4

4.9K 336 25
                                    

Tiffany POV

Kami duduk di ruang tamu dengan hening. Taeyeon dan aku duduk di sova panjang berwarna pink milikku. Kami duduk berjauhan, karena aku tidak mau mati membeku jika terlalu dekat dengannya. Meskipun dalam hati aku sangat bahagia saat ini.

Bagaimana tidak, fans mana yang tidak bahagia bisa berdekatan dengan biasnya seperti yang aku rasakan kini. Sampai detik ini pun aku masih tidak percaya, apakah ini mimpi atau nyata. Khayalanku selama ini benar-benar terwujud.

Aku melirik Taeyeon sedikit demi sedikit. Ia sedang memejamkan kedua matanya. Aku mencoba untuk mendekatinya dengan sangat pelan. Berharap Taeyeon tidak menyadari gerakanku. Kuamati mata, hidung, pipi, rahang, dagu, dan bibirnya. Ya Tuhaan, kenapa bibir tipisnya bisa begitu sexy.

'ah apa yang sedang aku pikirkan?', batinku berusaha menepis otak kotorku.

Kenapa aku jadi byun tiap ngeliat dia, apalagi dengan jarak sedekat ini. Hingga aku bisa mendengar deru nafasnya yang teratur.
Tiba-tiba,

"lu liatin apa? Lu suka sama bibir gue?", gumam Taeyeon tanpa membuka matanya.

Refleks, aku melompat ke belakang karena saking kagetnya.

"a...a...aku gak liat apa-apa kok. Cuma...eeng...itu...eeeng...anu", aku benar-benar gugup, hingga tidak terasa keringat dingin meluncur dari pelipisku. Aku mengira tadi dia sedang tidur.

"lu pikir gue gak sadar gitu lagi lu liatin kayak gitu? Kenapa? Nafsu lu ya?", ia membenarkan letak duduknya dan tatapannya kembali dingin seperti pertama kali bertemu tadi siang.

"ah, enggak kok. Itu...anu. Baju kamu kotor, mau aku cuciin? Buat permintaan maaf udah ngotorin baju kesayangan kamu"

"nah, kalo kaos gue lu cuciin, gue bugil dong?", ucapnya sambil menutupi di bagian dadanya.

"hahaha...ya enggaklah Tae. Aku pinjemin bajuku dulu. Mau?", aku tidak bisa menahan tawaku ketika melihat tingkahnya.

Taeyeon POV

"hahaha...ya enggaklah Tae. Aku pinjemin bajuku dulu. Mau?", gadis itu tertawa.

DEG !!

Jantungku tiba-tiba berdegub dengan kencang. Tawanya, kenapa tawa gadis di depanku ini bisa membuatku gugup.

"emmm...ya udah deh. Itung-itung itu emang tanggung jawab lu juga".

Aku mulai mengangkat kaosku hingga dada, namun Tiffany tiba-tiba menghentikanku.

"eh...eeehhh...jangan dibuka disini !", Tiffany menahan tanganku dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya sedang menutup kedua matanya.

"kenapa?", tanyaku polos.

"apa kamu gak malu?"

"malu kenapa? Dan kenapa juga harus malu", aku masih berusaha melepaskan kaosku.

"iya, kamu gak malu. Tapi aku yang malu tau. Ganti baju di kamarku sana. Ya Tuhaan"

"ah, ribet banget lu. Ya udah ayok", aku bangkit dari sova dan menarik tangannya dengan lembut.

"eh...ah...iya...ayok. Eh, tunggu dulu. Maksudnya ayok apaan nih?", ia melepaskan tangannya.

"ya ke kamar lu lah"

"eh, kamu mau ngapain aku? Aku cewek baik-baik tau", Tiffany menutupi dadanya.

"yaelah, tadi katanya mau minjemin gue baju dan nyuruh gue ganti baju di kamar. Gimana sih? Pikiran lu kotor banget ya", ucapku heran. Ternyata gadis cantik ini agak telmi juga.

"ah...iya, bener juga ya. Hahaha...baiklah ayok"

Tiffany pun memberi isyarat agar aku mengikutinya.

Setelah sampai di kamarnya, ia segera menuju lemari dan mencarikan baju untukku. Sedangkan aku sudah melepaskan kaosku dan berjalan menghampirinya.  Mungkin ia tidak menyadarinya karena sedang asyik memilih-milih baju.

"ini mungkin cocok buat kamu T...T...Tae...", ia berbalik badan dan mungkin terkejut melihatku sudah berada di belakangnya.

Tiffany POV

"ini mungkin cocok buat kamu T...T...Tae...", aku berbalik badan dan terkejut setengah mati karena tiba-tiba kini dia sudah berada di hadapanku.

Tapi sebenarnya bukan itu yang membuatku kaget, melainkan karena aku melihatnya topless. Bagian atas tubuhnya hanya memakai bra sportnya dan memperlihatkan absnya.

"yaaa, Tae. Kenapa kamu udah lepas baju?!", aku menutup kedua mataku setelah sadar dari lamunanku beberapa detik tadi.

Mataku benar-benar stuck ke arah perutnya. Kalau aku terlalu lama melihat absnya, bisa saja aku mimisan. Ahh, hilangkan otak byunmu Fany-ah.

"kan udah ada di dalam kamar. Kenapa? Masih salah lagi?", ucap Taeyeon.

"b...b...bukan begitu. T...t...tapi. Ah, ini bajunya, mana bajumu?", aku memberikan baju padanya sambil tetap dengan menutup mata.

"ini, cuci yang bersih yaa...", Taeyeon menyerahkan bajunya, aku mengambilnya dan segera berlari keluar kamar.
Namun sungguh sial,

"BRUUKK...! ", aku menabrak pintu kamarku. Aku lupa membukanya terlebih dahulu sebelum keluar. Ashh, sungguh memalukan.

To Be Continued....

Once In A Lifetime [COMPLETED]Where stories live. Discover now