The Truth #6

3.8K 219 14
                                    







"omo! Aku ketiduran.....jam berapa ini?", Jessica segera menengok ponselnya setelah ia terbangun.

Sehabis mandi sore tadi ia ketiduran di kamarnya, tepatnya kamar tamu Taeyeon. Saat ia melihat layar ponselnya, ternyata ia lupa bila ia masih mematikannya. Jessica menon-aktifkan ponselnya lantaran ia masih kesal dengan Yuri. Saat ia menghidupkan kembali, puluhan line dari Yuri masuk. Puluhan panggilan pun tercantum di layar ponselnya.

"aisshh...dia masih inget aku ternyata. Aku kira udah lupa. Hmm", Jessica hanya membaca seluruh pesan dari Yuri tanpa berniat membalasnya.

"wah, udah jam 9. Tumben banget aku ketidurannya lama amat. Kira-kira Taeyeon udah tidur belum ya?", Jessica meletakkan kembali ponselnya di atas ranjang dan beranjak keluar dari kamarnya lalu menuju kamar Taeyeon. Saat ia sampai di depan pintu Taeyeon, ia melihat pintunya tidak ditutup. Jessica pun membukanya pelan dan melongokkan kepalanya.

"astaga, kayak kapal pecah. Dia abis ngapain sih?", Jessica mencari Taeyeon ke sekeliling kamarnya, namun batang hidungnya pun tak terlihat.

"dia gak ada disini. Kemana ya? Hmmm..aku cari di dapur aja deh. Kalo dulu kan dia sering banget bikin kopi sebelum tidur. Kali aja dia lagi bikin kopi sekarang", Jessica yang mengingat kebiasaan Taeyeon, segera menuju dapur di lantai bawah. Dan benar saja, Taeyeon sedang membuat kopi dan berdiri membelakanginya.

"lagi bikin kopi Tae? Kebiasaan kamu masih sama aja ya. Gak berubah dari dulu", Jessica memeluk Taeyeon dari belakang, hal itu benar-benar mengejutkan Taeyeon.

"astaga, kamu apa-apaan sih Sica? Bikin kaget aja", Taeyeon berusaha melepaskan tangan Jessica yang melingkar di perutnya.

"ehmmm...aku pengen peluk kamu Tae. Aku kangen momen begini. Aku peluk kamu pas kamu bikin kopi, biar kamu bisa melek lalu kita asdfghjkl..hahaha. Kenangan yang indah", ucap Jessica seolah-olah ia sedang mengingatkan kembali masa-masa mereka dulu.

"itu dulu Sica. Lepasin!", Taeyeon melepaskan pelukan Jessica dan berbalik menghadapnya.

"kamu inget, itu semua udah berakhir. Dulu aku emang cinta mati sama kamu. Aku udah kasih seluruh kepercayaanku sama kamu, tapi apa, kamu udah sia-siain semuanya. Kamu dan Yuri adalah orang yang sangat aku percaya, dan kenyataannya? Huh. Butuh waktu lama buatku nerima kenyataan dan nerima kalian berdua lagi di hidupku. Dengan segala luka yang kalian berikan, aku mencoba untuk tetap kokoh berdiri hingga saat ini. Dan ketika aku membutuhkan seseorang yang mampu mengobati perih yang masih belum juga hilang, Tiffany, adikmu, datang ke kehidupanku. Aku sangat bahagia setelah dia mewarnai hari-hariku. Saat aku tau bahwa dia adikmu, aku sedikit khawatir, apakah dia akan nyakitin aku sama seperti kamu. Tapi lama kelamaan, aku tau, dia berbeda dari kamu. Jadi sekarang, aku mohon, jangan ungkit-ungkit lagi kisah kita yang udah lama berusaha aku kubur. Aku gak akan lupain kenangan-kenangan indah kita, aku cuma mengenyahkan kenangan pahitnya saja", Jessica yang mendengar semua tutur Taeyeon langsung terdiam. Ia tak pernah tau jika selama ini Taeyeon memendam seluruh sakit hatinya sendirian

"tapi kamu dulu berubah Tae"

"aku berubah pun itu karena ulah siapa Sica? Kamu. Apa maksud kamu aku berubah dari yang setia, menjadi seseorang yang suka mainin perasaan? Itu maksud kamu?", Jessica hanya menjawabnya dengan anggukan.

"huh. Aku kayak gitu juga cuma penasaran, gimana sih rasanya mainin perasaan"

"maafin aku Tae. Aku bener-bener nyesel banget"

"setelah 2 tahun, kamu baru bilang begitu Sica. Ya udahlah. Semua itu masa lalu. Sekarang aku udah punya seseorang yang mampu mendampingiku, dan aku yakin Tiffany gak akan menghianatiku. Baiklah, aku kembali ke kamar dulu. Ini udah malem, kamu istirahat aja, besok aku anter kamu pulang", Taeyeon meninggalkan Jessica yang masih tertunduk memandangi lantai.

Once In A Lifetime [COMPLETED]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant