SENJATA MAKAN TUAN

681 10 5
                                    

Semburat senja muncul diufuk timur dengan matahari yang enggan untuk berganti. Sore ini Arga dan Mea tengah menyiapkan barang barang untuk dibawah ke rumah mama karena beliau meminta mereka menginap disana, dengan alasan kangen sama putri kecilnya. Arga mengangguk saja setelah mama mertuanya itu mengatakan seperti itu. Mereka berangkat menuju kediaman Baskara setelah menunaikan sholat isya, tapi sebelum mereka menuju kediaman Baskara Arga dan Mea mampir kerumah tantenya yang berselang lima rumah dari kediaman Arga dan Mea. Mea yang sangat ingin mampir kerumah tantenya itu karena ingin mencoba sesuatu, sesuatu yang Arga tak tahu dan istrinya itu akan bilang 'rahasia wanita'. Ya... hubungan rumah tangga mereka kini semakin menghangat dan mungkin rasa yang keramat itu mulai muncul didiri mereka. Bagaimana tidak muncul jika dua orang yang berbeda jenis terjebak dalam satu ruang dan saling membutuhkan. Membutuhkan dalam hal yang positif tentunya, seperti saat Mea tidak mengerti bab yang menurut Mea susah wanita itu akan menanyakan langsung kepada suaminya itu dan sebagai imbalan setelah Mea selesai belajar Arga meminta kepalanya di pijit karena lelah bekerja di dua tempat. Andai saja di sekolah milik eyangnya yang sudah dialihkan atas namanya itu tidak ada pengkhianat pastilah Arga tetap di kantor dan tidak bolak balik ke sekolah dan kantor.

Kini mereka sudah berada di tempat tante Dinda.

"Tante Mea kangen.... mana te Mea mau nyoba dong resep jamu terbaru dari tante yang katanya top markotop itu" ujar Mea sambil memeluk tante Dindanya itu dengan manja, sedangkan Arga mengobrol diteras dengan Om riko (suaminya tante Dinda).

"Itu tante sengaja tinggalin buat kamu diatas pantry,,,.... itu jamu bagus buat kulit Me biar tambah kenceng dan biar suami kamu gak lirik kanan kiri kayak om kamu itu" mendengar ucapan tantenya itu Mea terkikik sendiri dengan tantenya yang sedang perang dingin dengan suaminya itu.

"Tante masih marah aja sama si om,,..."

Glekk.... satu tegukan jamu itu tandas sudah.

"Dek buruan ini.... mama udah neror mas terus"

"Iya iya ayo mas"

"Om semoga lancar...." ucapan Arga hanya dibalas kerlingan mata oleh om riko.

Di tengah perjalan Arga melihat gelagat Mea ada yang tidak beres, keringat sebesar biji jangung bercucuran. Padahal suasana malam ini begitu dingin.

"Mash.... panas" ucap Mea menahan rasa panas yang menjalar ke tubuhnya.

"Ini AC nyalah loh dek" Arga melihat Mea yang dudu dikursi penumpang dengan gelisah. Astagfirhullah Arga teringat rencana  Omnya yang akan menggenjat senjata.
Wah ini namanya senjata makan tuan.

"Dek jangan bilang kamu kerumah tante buat cobain jamunya tante?" Ternyata pertanyaan Arga dibalas anggukan oleh Mea.

"Mas gak kuat, panas mas" aduh Mea.

"Sabar ya .... nanti didepan papa sama mama kamu jangan kayak gini ya biasa aja ya, nanti kita pikirin jalan keluarnya"

Setelah beberapa menit kemudian mereka telah sampai di rumah yang bernuansa jawa seperti rumah joglo (rumah khas yogyakarta) tapi dalam versi modern.

"Santai saja ya sayang" bisik Arga dibalas anggukan oleh Mea. Entah mengapa setelah Arga manggilnya 'sayang' rasa panas pada tubuhnya semakin bertambah.

"Assalamualaikum.... ma pa" ucap Mea dan Arga bersamaan. Mereka mencium punggung tangan Melani dan Kara.

"Waalaikumsallam sayang mama kangen tau sama kalian, mentang mentang udah punyah rumah sendiri udah lupa sama mama" Melani langsung memeluk putrinya itu

"Iihhh mama padhal baru kemarin sore loh mama sama umi main kerumah "

"Mama apa apaan sih anaknya baru nyampe juga bukannya disuruh masuk"

Pak Guru, Love You!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang