SATU KAMAR, SATU SELIMUT UNTUK MENJADI SATU

576 9 0
                                    

Allahu Akbar Allahu Akbar

Suara azan subuh berkumandang, suara azan subuhlah yang biasa menjadi alarmku untuk bangun.
Hua..... (menguap)
Mataku yang terpejam mersakan ada lilitan di bagian perutku dan kuraba raba ternyata..... ini tangan manusia. Langsung kubuka mataku dan kulihat memang benar tangan manusia, seperti tangan laki laki. Dan ku membalik badan untuk melihat siapa lelaki itu. Dan ternyata.....

Aaarrrrrggghhhhhhh..... !!!!!!

Teriakanku memenuhi kamar ini atau jangan jangan seantero rumah ini mendengarnya. Bodoh amat....

Kulihat lelaki itu membuka mata dan sama terkejutnya denganku

"Hua.... mama.... hiks.... mama....." teriakku.

Author POV

Seantero rumah kediaman bude lia dikejutkan dengan suara teriakan dari lantai atas.

"Astagfirhullah siapa yang teriak subuh-subuh gini" ujar melani- mama Meara
"Astaga mel itu kayaknya dari kamar Mea deh mel" tutur bude lia
"Oalah ayo mbak" ajak mama melani

Semua keluarga menuju asal suara jeritan dan ternyata asal suara itu dari kamar yang Mea tempati.

"Mea... buka pintunya" teriak melani
"Hah kok Mea sih mbak disini kan kamarnya Dirga mbak" ujar bude tini adik dari bude lia
"Jadi.....mereka....Mea, Dirga. Buka pintunya!!!" Kini bang kevan membuka suara
"Bude ada kunci cadangannya. Sebentar" ujar bude lia

Disisi kamar

"Huaaa... mama huaa... hiks hikss. Pak arga kok bisa disini sih pak?" Tanya Mea sambil menangis histeris sambil memegangi selimut untuk menutupi tubuhnya yang hanya berbalut hotspants dan tanktop tanpa bra. Mea sangat terkejut ketika melihat Pak Arga yang bertelanjang dada, pria yang disebut Pak Arga itu adalah guru  disekolah Mea.

"Bapak yang mau nanya, kenapa kamu yang disini? Usshhhhtt bisa diam gak sih, ntar dikira kita ngapa ngapain" ujar pak arga
"Huaa..... gimana orang gak pikir macem-macem pak, orang bapak gak pakek baju gitu. Huaaa.... mama... tolong Mea mama" ujar Mea

Gedoran pintu menyadarkan mereka, membuat mereka panik oh bukan panik lagi tapi amat panik. Bagaimana orang mengira mereka tidak berbuat apa-apa jika si pria hanya menggunakan boxer diatas lutut dan si wanitanya hanya menggunakan hotpants dan tanktop.

"Buka pintunya...!!!!" Suara orang diluar.

"Huaaaa.... pak aku gak mau dikawinin ama bandot tua, aki-aki tua kayak bapak" ujar Mea sambil memukul mukul bibirnya

Waduh nih mulut kayak gak kenal sikon aja gak pernah difilter nih mulut....

"Maksud kamu? Saya juga gak mau nikah sama bocah ingusan kayak kamu" ucap pak arga sambil mengusap kasar wajahnya

1

2

3

Cklek

Suara kunci pintu dan itu artinya, pintu terbuka.
Krek
Pintu benar-benar terbuka, semua orang terkejut melihat pemandangan di depan mereka. Pemandangan dimana seperti orang habis bercinta. Apalagi muka mereka yang mendukung seperti orang ketangkap basah sedang ML oleh orang satu kampung. Padahal kan tidak seperti itu

"Astaga kalian ...." mama melani memecahkan keterkejutan semua orang
"Kalian apa-apaan" timpal papa kara
"Ma,Pa ini gak seperti yang kalian pikirin hiks... hiksss... hikss" jelas Mea setengah terisak.

"Pakai baju kalian yang bener dan oh ya sholat subuh dulu kalian, habis itu kita bicara" ujar Hamzah-abinya Arga

Mereka tak banyak bicara, mereka bringsut dari atas kasur dan bergegas melaksanakan apa yang sudah diwajibkan oleh Allah kepada hambanya yaitu sholat.
Setelah sholat mereka tanpa basa basi turun ke lantai utama dimana semua keluarga sudah menunggu mereka
"Pak aku takut" lirih Mea
"Sudah gak usah takut kalo kita memang benar. Ayo buruan turun" ajak Arga sambil menarik tangan Mea

Apa maksudnya coba narik narik tangan kayak gini .... haduh nih jantung pakek diskoan segala.

Mereka turun menyusuri langkah demi langkah anak tangga. Mea dan Arga melihat semua keluarga inti ada disana termasuk abi dan umi.
Mereka layaknya seorang tahanan yang ingin disidang.

"Ehem" suara deheman Papa kara memecahkan ketegangan.
"Abi... Umi. Om dan Tante ini semua gak kayak yang kalian bayangin, ini... ini semua salah paham" jelas Arga
Sedangkan tersangka si wanita hanya menunduk sesekali melirik abang-abangnya yang memberi tatapan amarah.
"Hiks... hiks... iya pa, ma. Mama kan tau Mea... Mea....Meaa.... hiks hikss" Ucap Mea diselingin dengan isakan yang berakhir dengan tangisan
"Sudah-sudah Mea kamu gak usah nangis. Kami percaya ini semua kesalah pahaman, tapi kamu Arga. Kamu tau kan apa yang pernah Abi ajarkan dari dulu, tanggung jawab. Abi dan semua orang disini tau ini semua kesalah pahaman tapi gak dengan orang orang yang diluar sana yang menyaksikan kalian tadi, pasti mereka akan berpikir macam macam dan akan timbul fitnah yang kita tidak inginkan" jelas Abi Hamzah dengan tegas.
"Jadi apa yang harus Arga lakuin Abi?" Tanya Arga lirih
"Kamu masih nanya Abi? Seharusnya kamu tau apa yang harus kamu lakukan" jawab Abi Hamzah
"Bissmillahirrahmannirrahim" ucap Arga

Buset dah nih pak Arga pakek baca bassmalah pula alamat gua mau diapain lagi.... masa iya dirukyah

"Huffttt.... Om Kara dan Tante Melani saya akan menikahi putri kalian Meara, Jika kalian meridhoi dan memberi restu kepada saya" ucap Arga yang membuat Mea membulatkan matanya

"Iya Om setuju. Sepertinya kalian akan dinikahkan lusa habis penikahan dini, papa gak mau timbul fitnah. Gimana mas setuju?" Tanya papa Kara pada Abi Hamzah.

"Kalo saya setuju setuju saja niat baik harus disegerakan" ujar Abi Hamzah

"Pa Meakan masih sekolah" ucap Mea

"Udah gak usah dipikiran nanti papa yang urus"

"Ya Allah dedekan hanya bercanda kemaren dedek minta jodoh. Kok serius ya ... Ya Allah"
Mea membatin

Maaf ya typo bertebaran. Jangan lupa tingalin votenya ya.... ditunggu komen plus kritikannyaa.

Pak Guru, Love You!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang