ASPRI ( ASISTEN PRIBADI)

360 10 0
                                    

Meeting yang harus mereka hadiri akhirnya berjalan dengan lancar, masalah Mea apakah dia bisa menjadi skretaris yijang baik atau tidak? Pasti itu pertanyaan yang ada dibenak kalian. Tentu saja jawabannya sangat baik. Mea mendapat bekal dari sang papa yang mengajarkan dalam hal bisnis.

Hari demi hari Mea menjalankan tugasnya menjadi skretaris dan istri, mulai dari menyiapkan makanan, pakaian, dan jadwalnya. Malam ini malam tahun baru tetapi Mea dan Arga masih berkutik dengan dengan berkas-berkas penting. Sekarang menunjukkan pukul 23.45 WITA sebentar lagi malam pergantian tahun.

"Hufftttt akhirnya selesai juga" Mea bernapas lega

"Ayo kita makan " ajak Arga

"Gak mau makan, mau lihat kembang apiii.... iihhh pasti seru deh"

Ada persaan bersalah dalam diri Arga, tak seharusnya dia melibatkan Mea dalam urusan pekerjaan.

Tanpa babibu Arga menarik jemari Mea dan mengisi kekosongan pada sela sela jari Mea.

Arga menjalankan brio-nya menuju restoran yang berada di bibir pantai sehingga mereka langsung bisa melihat keindahan langit malam yang dihiasi kembang api.

"Selamat tahun baru mas" ucap Mea menatap kearah langit.

"Selamat tahun baru juga. Terima kasih Mea" ucap Arga.

"Terimakasih buat?" Tanya Mea menatap Arga

"Kamu udah bantu saya"

"Eeitttssss gak lupa donk janji waktu itu" Mea mencoba mengingatkan Arga

"Iya saya gak mungkin lupa sama janji saya"
<<<<>>>>>>>>>

Hari ini hari terakhir masalah proyek yang ditangani Arga selesai.

"Yeay proyeknya selesai juga. Mas, makan yuk??!!! Laperrrnya udah pakek banget ini, cacing cacing diperut sudah menabuh genderang mas" ajak Mea dengan nada manja.

Mereka bergegas menuju restoran yang berada di hotel tempat mereka menginap.
Ketika mereka menunggu makanan disajikan, handphone Arga berdering.

"Sebentar dulu saya mau angkat telpon dulu" hanya dibalas anggukan oleh Mea.

Selang berapa menit kemudian Arga kembali dan berpamitan pergi sebentar.

"Mea saya keluar sebentar, makanlah??!!!!" Sebelum Arga meninggalkan Mea, dia menyempatkan mengacak ngacak  hijab yang Mea kenakan.

"Dasar nyebelin" gerutu Mea.

Mea merasakan jantungnya tak normal ketika Arga melakukan kontak fisik dengan Mea. Apalagi, ketika tidur Arga selalu mendakap Mea dan itu membuat jantung Mea tidak sehat.

Arga pergi meninggalkan Mea sudah 30 menit. Mea juga belum menyentuh makanan yang dipesennya, selera makannya sudah hilang seketika bercampur rasa khawatir pada Arga.

"Bli saya minta billnya ya... untuk makanan ini, tolong bli kasihkan ke pasangan lansia diseberang jalan sana ya"

"Baiklah"

Ketika Mea berjalan menuju kamarnya, mata Mea menangkap lelaki dan perempuan tengah berpelukan, ternyata bukan hanya sekedar berpelukan tetapi juga berciuman. Mata Mea membelalak ketika mengenal lelaki itu ternyata suaminya, Arga.

Gerutuan yang ia lontarkan tadi kini berubah menjadi tetesan air mata. Dadanya sangat terasa sesak seakan ada dua tembok besar yang menghimpit hatinya.

Entah mengapa dia sakit melihat Arga bersama dengan orang lain. Apakah dia sudah jatuh hati pada suaminya itu?.

Mea langsung menghapus air matanya dan berlalu menuju kamar inapnya. Mea memutuskan untuk membersihkan diri berharap rasa sakit yang dirasakan kini akan menghilang. Tapi rasa sakit itu tak kunjung hilang malah makin terasa sesak.

Ternyata dia belum menerima aku. Hiksss mama!!!!! Aku tidak akan berharap dia mencintaiku. Ternyata berharap kepada seseorang adalah keputusan yang amat salah.
Batin Mea berteriak.

<<<<<<<>>>>>>>

Arga berlari kecil menuju  meja yang ditempati Mea tadi, tapi meja itu kini sudah kosong.

"Maaf bli tadi ada cewek yang berhijab disini kemana ya bli?"

"Oh mbak yang baik hati tadi. Saya rasa dia tadi udah pergi"

"Baik hati?" Tanya Arga bingung

"Iya bli soalnya tadi makanan yang dia pesen  masih utuh dan di kasihkan ke sepasang lansia di seberang jalan tadi bli" jelas sang pelayan

"Saya permisi dulu bli"

Berarti Mea belum makan.

Arga langsung menuju kamar.

Gelap

Sunyi

Itulah yang Arga rasakan setelah memasuki kamar hotelnya.

Secepat itukah Mea tertidur atau aku yang kelamaan meninggalkan dia direstoran.

Arga semakin merasa bersalah apalagi kini posisi tidur Mea memunggungi Arga.

Posisi yang tidak seperti biasa.

Pagi ini Arga kelabakan mencari Mea, istrinya. Pasalnya istrinya itu menghilang tanpa pamit kepada sang suami. Seluruh hotel sudah Arga telusurih.

"Bang Arga cari siapa? Cari kakak ipar?" Tanya hamdan-sepupu Arga

"Iya, lo liat bini gue?" Tanya Arga sambil mengusap rambut dengan kasar.

"Oohhh... barusan aja berangkat naik taksi katanya sih mau balik dia. Setelah melihat sang suami berpelukan dan berciuman disamping lift semalam" penjelasan Hamdan membuat Arga semakin bersalah.

Maaf pendek ya.... soalnya gak ada yang vote kecewa deh ..... 

Pak Guru, Love You!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang