SEPERTI MATAHARI

341 7 0
                                    

Mea POV

Suara deburan ombak, sinar matahari yang perlahan naik membuatku tak henti hentinya mengucap syukur atas ciptaan-Nya.

Aku membidik suasana sunrise dipantai pandawa ini.

Seperti matahari hanya bisa dirasa tapi tak bisa kuraih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti matahari hanya bisa dirasa tapi tak bisa kuraih.

Aku mengapload bidikanku ke instagram. Astaga ini yang miss call banyak banget mana dari Arga semua lagi. Aku buru buru menuju hotel untuk menghindari kemurkahannya. Ya.... walaupun dia nggak pernah marah sama aku apalagi sampai membentak tapi kalau dia udah marah waduuuhhhh parah gila bakal di ceramahin plus dibentak. Aku bisa tahu dia marah saat dia memarahi salah satu muridnya yaitu teman sekelasku, gery. Ya dia dimarahi karena menonton blue film saat pelajaran.

Kulangkahkan kakiku menuju kamar inapku. Sesampainya aku di kamar. Sepi... kasur yang kami gunakan juga masih berantakan, kucari dia disemua sudut ruangan dan hasilnya nihil.

Ah mungkin lagi bertemu sang pujaan. Batinku

Entah mengapa saat batinku mengatakan itu dadaku terasa sesak. Sekelebat memori itu datang mengahampiriku seakan menyadarkanku artiku dalam hidup Arga yang sudah berstatus suamiku.

Apakah aku salah dalam mengharapkan suamiku untuk mencintaiku? Tanyaku dalam hati.

Pertanyaan itu membuat air mataku lolos tanpa izin dariku, aku terduduk lemah dipinggir ranjang. Satu minggu lebih aku bersama Arga, rasa yang enggan untukku rasa itu muncul perlahan.

Dari pada memikirkan Arga lebih baik aku membersihkan diri.

Huaaaa segarnya...... aku mengikat tali jubah mandiku keluar dari kamar mandi tiba tiba pintu kamar terbuka.

Brakk

Ternyata Arga

"Astagfirhullah mas apa apaan sih lepas" Arga memelukku tiba tiba dari belakang, tubuhku menegang seakan perasaan yang ingin ku lenyapkan itu tersulut kembali

Bangke Mea.... Kamu itu gak ada artinya bagi Arga. Batinku menyadarkanku

"Lepas mas!!!"

"Kamu apa apaan hah pergi tanpa izin. Kamu taukan itu salah!!!" Bentak Arga.

Aku shock saat mendengar bentakannya. Aku diam menahan air mata yang siap meluncur. Memang aku sering dibentak saat latihan karate dan disekolah rasanya biasa saja. Tapi kini mengapa saat Arga menbentakku dadaku terasa sakit.

"Kalau kamu mau pulang itu bilang saya akan carikan tiket??!!!!" Suara dengan nada tinggi itu masih terdengar.

"Siapa bilang aku gak izin, aku udah buat note di meja makan terus aku juga udah bilang sama bang Hamdan" jelasku

"Yang suami kamu itu saya bukan Hamdan"

Jawaban Arga membuatku tersenyum kecut.

Suami? Ya suami, suami yang tak pernah mencintai istrinya.

"Oh ya suami?" Tanyaku
"Mana ada suami yang ciuman sama mantannya didepan istrinya" ujarku dalam hati.

Dia lalu keluar kamar tanpa menjawab pertanyaanku. Air mataku lolos, rasanya begitu sakit saat dia membentak ataupun meneriakiku tadi.

>>>><<<<<<<

Author Pov

Jam sudah menunjukkan pukul 21.30 tapi Arga juga belum kembali kekamarnya. Mea sangat khawatir walau dia sedang marah. Mea mencoba menghubungi Arga berkali kali tapi hasilnya nol, nomornya tidak aktif. Tiba tiba ada notifikasi dari seseorang yang Mea enggak kenal.

08126792xxxx

Kalo lo mau tau suami lo dimana temuin gue di pinggir kolam.

Buat chapters selanjutnya di privat loh.... yuk berikan votenya biar nambah semngat ini nulisnya...... jangan lupa buat puter itu mulmednya gak bakal rugi.

Kiss kiss kiss.

Kalo bisa jgn vote aja komen juga ya......

Pak Guru, Love You!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang