6

447 38 5
                                    

Matahari telah menampakkan wajahnya dan burung-burung pun menyambut hadirnya sang raja. Nampak di salah satu kamar seorang gadis sedang bersolek di depan meja riasnya. Dengan bedak tipis dan juga rambut yang di urai begitu saja membuat lebih sederhana. Setelah selesai, gadis itu keluar dari kamarnya dan turun untuk sarapan.

"Pagi Eomma!" Serunya.

"Pagi sayang, ayo kita sarapan bersama" ajak Eommanya dan gadis yang di panggil Umji ini menghampirirnya.

"Tidak bisa Eomma, aku harus buru-buru karena hari ini aku piket" ucap Umji lalu meneguk habis segelas susu hangat.

"Sebentar Eomma akan membuat bekal untukmu" tawar Eomma.

"Tidak usah Eomma, nanti aku sarapan di kantin aja. Aku udah telat. Annyeong Eomma!" ucap Umji lalu meninggalkan Eommanya.

"Kamu gak akan bareng sama Appa?! Atau bareng sama Wooseok" Teriak Eommanya.

"Gak kok, aku ingin naik bis Eomma! Aku berangkat dulu, Annyeong!" Teriak Umji yang sudah berada di ambang pintu.

"Hati-hati dijalan!"

*****

Setelah sampai halte, Umji langsung naik ke bis tujuannya. Bis tersebut seperti akan berangkat dan Umji harus berlari mencapai pintunya.

"Huft, hampir saja aku telat masuk" ucap Umji saat sampai di bis dan langsung mencari tempat duduk.

Umji memilih tempat yang di pinggirnya ada seorang pria yang sedang mendengarkan musik di earphonenya sambil menutup matanya. Umji menghampirinya.

"Permisi, bolehkah aku duduk di sampingmu?" Tanya Umji.

Pria tersebut hanya diam dan mungkin volume musiknya lebih keras di banding suara Umji. Umji pun menepuk pundaknya dan dia pun membuka matanya lalu menoleh kepada Umji. Umji mengisyaratkan untuk membuka earphonenya dan dia pun melepaskannya.

"Bolehkah aku duduk di sampingku?" Tanyanya lagi.

"Boleh, ini kan tempat umum" ucapnya sambil tersenyum.

Umji pun duduk di sampingnya dan mengeluarkan botol minum yang berada di dalam tas. Sedangkan pria yang mungkin blasteran ini hanya menatapnya saat Umji meneguk botol minumnya.

"Kamu habis lari?" Tanya pria tersebut.

"Iya, tadi aku hampir tertinggal bis jadi aku lari sampai sini" jawab Umji.

Pria tersebut meronggoh sapu tangan yang berada di saku jasnya dan memberikan pada Umji.

"Pakai ini untuk menghapus keringatmu" ucapnya sambil menyondorkan sapu tangannya.

"Oh, gak usah nanti akan aku hapus saat sampai di sekolah"

"Pakai aja atau aku yang akan menghapusnya?"

"Tapi-"

"Udah pakai aja"

"Eung.. makasih ya" ucap Umji sambil mengambil sapu tangan yang di pegang olehnya lalu mengusapnya kepada dahinya.

Tak lama kemudian bisnya sampai di halte dekat sekolah.

"Sapu tangan ini aku bawa dulu ya, biar aku yang cuci" ucap Umji lalu beranjak dari tempat duduknya.

"Hei tunggu dulu, what's your name?"

"Kim Yewon, panggil aja Umji. Aku duluan ya" jawabnya dengan terburu-buru keluar dari bis.

Sesampainya dia keluar dari bis, ia baru menyadari karena dia tidak tau nama pemilik sapu tangan tersebut.

"Oh iya, aku bahkan lupa menanyakan namanya dan bagaimana mengembalikan sapu tangan ini. Tapi dari pakaian sekolahnya seperti tidak asing bagiku. Oh tuhan, aku sampai lupa hari ini piket. Aku pasti akan telat" ucap Umji berlari memasuki gerbang sekolahnya.

Penyesalan✓Where stories live. Discover now