3

776 60 2
                                    

Terlihat di salah satu kamar seorang pria belajar dengan khusyuk di depan layar laptopnya. Sesekali pria tersebut merenggangkan otot mata dan tengkuknya.

Tiba-tiba dia teringat dengan kejadian tadi siang dengan teman sebangkunya itu. Pria itu meraba dahinya yang tak sakit lalu tersenyum.

"Dia lugu dan polos sekali. Tapi kalo di pikir-pikir seharian ini banyak banget perubahan yang terjadi padaku. Ah iya kenapa coba aku juga nurut sama apa yang dia katakan. Sebenarnya ada apa denganku? Dan ada apa juga dengan gadis itu? Argh, dia susah di tebak sampai membuatku pusing. Lebih baik aku selesaikan bagianku dulu" ucapnya monolog.

Beberapa menit kemudian, Wooseok telah menyelesaikan tugasnya dan sekarang posisinya sedang berbaring di kasur empuk dengan sprai biru tuanya. Dia masih bernostalgia kejadian tadi siang dan sekarang suasana hatinya merasa sangat senang.

"Kok aku jadi gak sabar ya nunggu besok"

*****

"Wooseok!" Teriak seorang gadis yang berada di belakangnya.

Wooseok berhenti melangkah lalu menengok ke asal suara tersebut. Gadis itu berjalan agak berlari menuju Wooseok yang hampir mencapai pintu kelas dan sekarang dia sudah berada di sampingnya tengah menatap dengan penuh kekesalan sambil menggembungkan pipinya.

'Lucu banget dia' batin Wooseok.

"Ada apa?" ucapnya dengan wajah tanpa dosanya padahal dia tau kalo lawan bicaranya ini sedang kesal.

"Ck. Kamu tidak merasa bersalah padaku?" Tanyanya menyilangkan tangannya.

"Memang ada apa?"

"Yak Jung Wooseok! Apa kau tidak tau? Aku kira kamu kemarin nungguin, aku capek tau udah nyari jaket yang pas buat kamu sampai bulak-balik dan pas aku menemuimu kamu gak ada. Kamu main pergi aja, belum pamitan lagi! Nyebelin banget!" Marahnya.

"Aku kan udah bilang gak usah, jadi aku gak salah. Kamu ingin aku berpamitan? Oke, aku pergi dulu" ucapnya lalu kembali berjalan menuju kelas. Dengan segera Umji menghalangi jalannya.

"Tapi kan kamu udah janji mau nunggu kan? Jadi kamu harus minta maaf"

"Ada apa ini?" Tanya Seungkwan secara tiba-tiba.

Wooseok-Umji menoleh ke asal suara tersebut.

"Suara kalian terdengar sangat keras tau" ucap Seungkwan sambil berjalan ke arah mereka bersama SinB.

"Hebat kamu Ji, dalam waktu dekat bisa deket kek gini" goda SinB.

"Apaan sih kalian? Nih aku kembaliin, makasih sebelumnya" ucapnya yang langsung memberikan jaket milik Wooseok dengan agak kasar dan meninggalkan mereka menuju kelas. Sedangkan Wooseok hanya menatap kepergian Umji dengan heran.

"Santai aja kali mukanya" ucap SinB.

"Emang biasa" ucap Wooseok yang terkesan dingin dan ketus lalu meninggalkan mereka berdua.

"Nyebelin banget" ucap SinB menatap kepergian Wooseok dengan kesal.

"Biarkan aja, yuk masuk Bi"

*****

Sepanjang jam pelajaran, mereka saling diam bahkan saat presentasi pun mereka diam. Wooseok sih ada keinginan untuk berbaikan bersama Umji, namun Wooseok malu untuk mengatakannya.

Sampai waktu istirahat tiba, mereka tidak beranjak dari tempat duduknya. SinB dan Seungkwan sudah mengajak mereka, tapi mereka beralasan tidak lapar.

"Wooseok!" Panggil salah satu siswi dan menghampiri meja Wooseok.

Wooseok yang daritadi melamun mengerjap karena panggilannya. Sedangkan Umji, dia sedang membaca novel sambil bersandar di tembok. Umji juga melirik orang yang memanggil nama teman sebangkunya.

Penyesalan✓Where stories live. Discover now