"Dapet salam dari mama, Mey. Oh iya aku buru2 harus pulang. Ada tamu dadakan di rumah. Maaf ya aku gabisa nganter kamu pulang", ucapku dengan lesu

"Iya santai aja loh. Besok2 kan kita bisa ketemu lagi. Tenang aja, aku ga bakalan pergi kemana2 wkwkwk",

"Haha dasar. Aku pulang dlu ya. Oh iya sekalian kamu yang bayar, itung2 traktir karna udah ngilang!",

"Hahaha beres bos. Hati2 ya kamu Rey",

"Siap bu bos wkwk",

Setelah cipika cipiki dengan Meylia aku bergegas pulang dengan perasaan sedikit dongkol.

Author pov

Reyana melirik mobil yang terpakir di depan rumahnya dengan hati tak karuan. Dia sangat hapal mobil ini, mobil siapa lagi kalau bukan mobil Farrel. Dia memarkirkan mobilnya tepat di dalam garasi. Dengan langkah malas, Reyana memberanikan dirinya menghadapi tamu darurat yang mamanya bilang seperti di telpon.
Ketika memasuki ruang tamu, dia bisa melihat dengan jelas lelaki yang berusaha dia hindari duduk dengan tenang di sofa. Lelaki itu sedang memakai kaos polos, memakai celana 3/4 dan memakai sepatu kets khas orang bersantai. Mau kemana dia? Pikir Reyana. Mata mereka saling bertemu hingga salah satu dari mereka mengakhiri kediaman sesaat mereka.

"Hai, apa kabar?", tanya lelaki itu dengan sorot mata sendu. Siapa lagi kalau bukan Farrel.

"Ngapain kamu disini?",

Bukannya menjawab, Reyana melemparkan pertanyaan dengan tatapan tajamnya.

Farrel berdiri dan mendekatinya. Di tatapnya kedua manik mata indah Reyana yang selalu membuat hatinya berdesir. Farrel meraih lengan Reyana erat.

"Ikut aku",

"Gak mau!", Reyana menghempaskan lengan Farrel, namun sayang kekuatannya tak sebanding dengan Farrel. Lelaki itu mengiringnya ke arah mobil dan menyempatkan mengunci rumah Reyana sebelum berjalan ke arah mobil.
Reyana baru tersadar, ternyata rumahnya sepi tidak ada orang sama sekali. Kemana lagi mereka?!

"Mama dan papamu ada perjalanan bisnis di luar kota. Adek kamu ada tugas dan menginap di rumah temannya. Mereka nitip kamu ke aku",

Seolah tau apa yang dipikirkan Reyana, Farrel menjelaskan kemana perginya semua orang rumahnya.

"Aku gak mau! Aku ke apartemen Ayas aja!",

Mendengar nama Ayas disebut membuat Farrel geram.

"Kamu bisa gak sih gak nyebut nama dia saat bersamaku?! Apa lebihnya dia di banding aku Rey?!",

Farrel membentaknya dengan suara begitu keras dan tatapan tajam hingga membuat Reyana tersentak. Semarah ini kah jika ia menyebut nama Ayas?

Namun beberapa menit kemudian Farrel mengusap wajahnya kasar dan merengkuhnya.

"Maaf, aku gak bermaksud bentak kamu. Maaf",

Reyana tidak bergemin, air matanyanya lolos begitu saja. Apa belum puas Farrel menyakitinya? Batinnya.

Melihat Reyana yang hanya menangis dalam diam membuat hati Farrel tercabik. Ia mengusap air mata itu dengan lembut. Sungguh dia tidak ada niatan menyakiti wanita ini, dia hanya merasa sangat emosi saat Reyana lebih memilih Ayas dari pada dirinya.
Farrel menuntun Reyana masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya ke sebuah tempat tujuannya.

"Aku sudah ijin mama sama papa kamu untuk ngajak kamu. Tenang saja aku tidak akan macam2. Aku akan jaga kepercayaan orang tuamu.",

Reyana sudah tidak menangis, tapi ia masih diam tak bersuara sedikit pun. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa orangtuanya percaya dengan Farrel padahal baru pertama kali bertemu. Apa yang sudah di katakan Farrel sehingga orangtuanya sangat mempercayai lelaki itu.

Finding The Last Name Where stories live. Discover now