Author pov
"Tamu siapa ma?",
Sahut Reyana dengan membuka pintu kamar Freya.
"Katanya mahasiswamu. Mau mengumpulkan tugas. Cepat kamu temui kasihan kalau nunggu lama-lama",
"Iya, Ma. Rey mau ganti baju dulu",
Reyana memasuki kamarnya dan berganti dengan menggunakan baju yang lebih sopan. Setelah itu ia menghampiri tamunya di ruang tamu. Disana tampak 2 anak laki2 yang menunggunya
"Maaf ya, sudah menunggu lama",
Tegur Reyana.
"Ah tidak apa-apa kok miss. Saya Andrean dari kelas A 14. Ini tugas yang miss suruh mengumpulkan minggu kemarin", ucap salah satu anak laki2 yang bernama Andrean.
"Oh iya, terimakasih. Maaf sudah menyuruhmu repot2 datang kemari karna tugas ini akan segera saya koreksi untuk penilaian",
"Iya tidak apa-apa miss. Oh iya maaf, saya hanya sebentar saja karna masih ada urusan lain",
"Wah kenapa buru-buru? Belum saya buatkan minum",
"Tidak usah repot-repot miss. Kalau begitu kami pamit dulu",
"Iya hati-hati. Sekali lagi terimakasih",
"Iya sama sama miss",
Andrean melenggang pergi dengan laki2 yang datang bersamanya tadi sedangkan Reyana menuju kamarnya dan berkutat dengan pekerjaannya.
Farrel pov
Entah mengapa sekarang ini aku masih memikirkan Reyana. Ingin sekali aku menjelaskan semua yang aku rasakan padanya namun di satu sisi hatiku menahannya. Sungguh, aku bingung harus berbuat apa. Seharusnya ini mudah bagiku tetapi keberanianku menciut saat teringat tatapan kebenciannya saat meninggalkanku di apartemen. Kepalaku terasa sangat pening. Tiba-tiba saja pintu ruanganku terbuka. Sera.
"Haii honey", sapanya dengan centil
Aku masih malas menanggapinya, ku diamkan saja dia dan berkutat dengan laptop dan kertas-kertas yang menumpuk di hadapanku.
Namun kini kurasakan lengan Sera bergelayut manja di leherku.
"Sera, pekerjaanku masih menumpuk. Bisakah kau tidak menggangguku?", ucapku dengan melepaskan lengannya
"Kau harus beristirahat, Rel. Sejak pagi aku sudah berusaha menghubungimu tapi tak ada respon sama sekali ku pikir kau sangat sibuk dan aku berinisiatif datang kemari untuk menemanimu", ujarnya dengan duduk di pangkuanku.
Ah yang benar saja, dia selalu menggodaku seperti ini. Sejak kapan dia se agresif seperti sekarang?!
"Sera tolong. Jangan ganggu aku, aku tidak bisa berkonsentrasi jika kau terus-terusan menggodaku",
Dia berbalik menghadapku dan mendekatkan wajahnya. Dapat kulihat dengan jelas wajah cantiknya dan bibirnya yang ranum. Tapi entah mengapa bibir Reyana lebih menggoda darinya.
"Aku tidak menggodamu. Aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu. Bagaimana?",
Ku jauhkan wajahnya agar aku tidak khilaf menciumnya. Aku juga lelaki biasa mana tahan jika di depanku ada wanita yang begitu menggoda. Ku tahan sekuat tenaga agar tidak kelepasan hasrat yang sudah mulai menggebu sejak kedatangannya.
"Tidak! Aku harus menyelesaikan pekerjaanku. Besok akan ada meeting besar dengan klien baruku",
Aku menurunkannya dari pangkuanku dan mulai berkutat lagi dengan laptop.
"Kau ini! Kalau begitu aku akan ke apartemenmu nanti malam. Jangan mencoba kabur dariku Farrel!",
"Iyaiya",
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding The Last Name
Random"Kapan kamu ngasih mama menantu, Rey? Mama malu di umur kamu yang segini masih belum dapat pasangan! Kamu mau jadi perawan tua?!", - Mama - "Kak, buruan nikah donk. Pacar aku udah serius mau ngelamar aku. Masak aku ngelangkahin kamu kak?", - Freya -
