Reyana pov
Kini aku sedang berada di Bandara, menunggu seseorang yang kurindukan kembali dari hijrahnya. Mataku mengawasi satu per satu orang yang berlalu lalang di bandara. Tak lupa ku cek ponselku. Siapa tau dia menelponku jika kebingungan mencariku.
"Reeeeyyyy",
Terdengar suara seseorang memanggilku dengan sedikit berteriak. Aku mengedarkan pandanganku menuju asal suara itu. Ah itu dia! Aku menghampirinya setengah berlari hingga tak sengaja aku menubruknya dan memeluknya erat.
"Wow wow kau sangat merindukanku heh?", ejeknya dengan tertawa keras
Aku melepas pelukanku, memberi ruang napas padanya dan menatapnya sebal.
"Meylia Anastasya! Seharusnya kamu sadar! Bagaimana sahabatmu ini mengkhawatirkanmu saat kepergianmu setelah wisuda dan lagi kau tidak pamit ataupun menghubungiku!",
Yap! Dia adalah sahabatku dari SMA. Selain Ayas, dia lah yang selalu ada untukku hingga setelah acara kelulusan dia menghilang tanpa kabar. Aku berusaha mencari kabar tentangnya di berbagai social media, namun hasilnya nihil. Hingga kemarin malam entah dia mendapatkan nomerku dari mana, dia menelponku dan bilang telah kembali ke Surabaya. She was surprise me!
"Wkwkwk hold on babe, kita cari tempat yang tepat dulu, baru kita cerita2, how?",
"Good idea! Come on! Sini aku bantu bawa barang-barangmu",
"Thank you honey",
Aku dan Meylia bergegas keluar dari bandara dan menuju ke sebuah cafe tak jauh dari bandara. Kami memesan makanan dan minuman, jujur saja aku belum sempat sarapan saat akan menjemputnya tadi.
"So, bisa mulai bercerita?", tagihku padanya seraya menunggu pesanan kami yang masih di masak.
"Okay, first, I'm sorry so much saat itu aku gak sempet cerita sama kamu dan gak sempet pamitan sama kamu. Second, Setelah acara wisuda aku langsung terbang ke LA melanjutkan studiku. Memang selama disana aku tidak menggunakan social media apapun karna papa menyuruhku harus lulus dalam 2,5 tahun, bisa kau bayangkan betapa sibuknya aku mengejar semua mata kuliah dalam kurun waktu tersebut?. Third, baru saja aku bernapas lega kelulusanku dan berencana kembali kesini, lagi2 papa memintaku melanjutkan ke S2 dan bekerja disana. Finally, now I'm here! Aku sudah diperbolehkan pulang dan menjadi direktur di perusahaan papa",
Sebenarnya aku tidak terkejut sikap papa Meylia seperti itu. Dulu saat SMA dia belajar dengan keras agar selalu mendapat peringkat 1, dan ya itu semua karna keharusan dari papanya. Terkadang aku bertanya padanya, apakah dia tertekan? Tentu saja jawabnya. Bahkan kakak Meylia, Riko. Lebih ketat pendidikannya di banding Meylia. Untung saja dia jenius.
"Okay I know. Aku bersyukur kau masih sehat dan mengingatku",
"Kau ini! Aku belajar serius disana agar segera pulang dan bertemu denganmu. Jadi, mana mungkin aku melupakanmu!",
"Hahaha hug me",
Aku memeluknya dengan erat, rasa rinduku masih menggebu, kami memang sangat dekat bahkan lebih dr sekedar sahabat.
Tak lama kemudian seorang pelayan datang dan membawa semua pesanan kami.
Namun, tiba2 saja ponselku berdering. Ku lirik sekilas ternyata mama yang menelpon, segera ku tekan tombol hijau untuk mengangkatnya,
"Hallo, ma",
"...",
"Rey di bandara jemput Mey, ma",
"...",
"Iya mama",
Ku hembuskan napasku kasar, waktuku terusik karna panggilan mama untuk pulang secara mendadak. Ah sialan! Siapa juga pagi2 gini sudah bertamu?!
YOU ARE READING
Finding The Last Name
Random"Kapan kamu ngasih mama menantu, Rey? Mama malu di umur kamu yang segini masih belum dapat pasangan! Kamu mau jadi perawan tua?!", - Mama - "Kak, buruan nikah donk. Pacar aku udah serius mau ngelamar aku. Masak aku ngelangkahin kamu kak?", - Freya -
Part Ten
Start from the beginning
