[14] Terlupakan

1.1K 77 0
                                    

"sebenarnya.. Kamu punya hubungan lebih dari sekedar rekan bisnis sama Niko?" tanya Lula ketika Sky sudah beberapa jam lalu siuman.

Sky yang tak mengerti hanya menyipitkan matanya.

Lula mendengus kesal, "kamu tau? Aku enggak bisa baca pikiran orang yang lagi berusaha melupakan"

Aku enggak ngerti maksud kamu, Lul.

"seharusnya kamu enggak perlu ngelupain kenangan itu, sesakit apapun hati kamu, karena cuma itu yang bisa dia kasih ke kamu"

Sky memijat dahi nya, aku enggak tau maksud kamu Lulaa..

"Zoya.. Aku tau pasti kamu pernah punya hubungan pribadi sama Niko yang aku sama Lila enggak tau" Lula duduk di tepi ranjang.

Maafin aku Lula..

Lula kembali berjalan menuju lemari kecil tempat penyimpanan semua barang yang diberikan oleh orang yang menjenguk Sky, "dari mantan terindah, apaan ini?"

Sky ikut menatap sebucket bunga yang di pegang Lula, ia menepuk dahi nya pelan, Niko Sial!!

"aku denger,"

Lula menatap lurus ke dalam mata Sky, "so, mantan kamu itu.. Niko?"

Sky menarik nafas nya dalam dalam, lalu mengeluarkan perlahan juga, "aku pernah berpikir.. Cinta pertama itu akan tergantikan oleh yang lebih baik, karena setelah bertemu dengan dia kesepian itu sudah tidak berlaku untukku, lalu aku jatuh cinta lagi karena sikap nya, tapi cinta itu patah lagi karena sikap nya juga,"

"walaupun kamu tau dia lakuin itu demi kebaikan orang lain?"

"apapun alasan nya, dia tetap menyakitiku"

"lalu, kenapa kamu harus pergi? Kalau kamu sungguh sungguh mencintai dia?"

Sky menatap ke arah luar jendela, "aku pergi untuk kembali, aku cuman butuh waktu untuk menerima itu semua"

"selama itu?"

Jangan katakan hal ini kepada siapapun, termasuk Niko. Jawabnya dalam hati.

***

Arkan berjalan menuju ruang inap Sky, tapi langkah nya terhenti saat ia melihat seorang anak kecil tengah menangis di koridor rumah sakit nya.

Pria itu menghampiri nya, dan bertanya mengapa anak kecil itu menangis.

"Mei sedih dokter, nenek Mei meninggal"

Arkan mengusap puncak kepala anak itu dengan sangat lembut, "Mei jangan nangis, harusnya Mei doain nenek Mei, biar disana nenek nya Mei senang bukannya sedih karena liat Mei nangis"

Mei, gadis kecil itu terdiam, "dokter mau anterin Mei beli hadiah buat nenek gak?"

Arkan mengangguk, ia menemani anak kecil itu pergi mencari hadiah untuk Almarhum nenek nya di ruko belakang rumah sakit nya.

Setelah gadis kecil itu menemukan hadiah yang cocok, Arkan membelikan nya satu cone ice cream, "Mei suka?"

Gadis kecil itu mengangguk senang, "dokter punya istri?"

Mendengar pertanyaan dari gadis kecil di hadapan nya Arkan terkekeh, "belum" jedanya "tapi dokter punya orang spesial"

"apa dia baik baik aja?"

Arkan menghela nafasnya, "dia lagi di rawat, karena sakit"

Gadis kecil itu mengusap punggung tangan Arkan lembut, "dokter pasti sedih,"

Pria itu mengatup wajah gadis kecil itu dengan kedua telapak tangan nya, lalu tersenyum.

"gimana kalau kita kasih hadiah juga buat orang spesial nya dokter?" ajak Mei seraya menarik Arkan ke dalam ruko boneka.

FEELINGS [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang