Chapter 17 : Calls

83 9 0
                                    

Saat sampai di dorm aku merebahkan diri di sofa dan menarik napas panjang, 'aku sangat merindukan ibu, ayah, dan adikku, apa kabar mereka?' gumamku didalam hati.

"Hei, ada apa? Apa ada yang menggangu pikiran mu?" tanya Xiumin

"Ah, tidak oppa aku baik-baik saja" jawabku

"Bohong, aku bisa melihat dari tatapamu bahwa kau sedang merindukan seseorang" jawab Xiumin 'oh dari mana dia tau'

"Iya, aku sedang merindukan ibu,ayah, dan adikku di Indonesia" jawabku jujur

"Apa kau sangat merindukan mereka? Telphone lah" ucapnya dengan senyuman yang sangat manis, oh bahkan dia tidak pantas menjadi yang paling tua, wajah tampan dan imutnya menyatakan bahwa dia adalah maknae.

Tidak lama ponselku berbunyi ada video call masuk. Ternyta ibuku.

"Oh, Assalamualaikum bu" jawabku sambil melambaikan tangan, di sana ada ayah juga adikku, aku yang menjawab telphone sontak membuat mereka terbingung dan menghampiriku hingga mengimpitku di sofa.

"Siapa mereka?" tanya ayahku yang terkihat kaget dengan para pria yang ada di sampingku kini

"Oh kaka bukankah mereka yang ada di poster yang tertempel di kamarmu" tanya adikku sambil menunjuk mereka' oh sungguh ini membuatku malu untung mereka tidak mengerti bahasa kami'

"Benar mereka adalah EXO" jawabku

"Kau bicara apa Choco-ya?" tanya Baekhyun. Tentu saja mereka tidak mengerti dengan apa yang sedang aku bicarakan karena aku menggunkan bahasa indonesia.

"Orang tuaku menanyakan siapa yang ada di dekatku ini, aku bilang saja kalian adalah EXO" jawabku kepada Baekhyun

"Hallo eomeoni aku Baekhyun"

"Aku Chanyeol, aku Suho, aku Kai, aku D.O, aku Sehun,aku Chen, aku Xiumin, aku Lay" mereka memperkenalkan diri dan tentu saja kedua orang tuaku dan adikku pasti mengerti apa yang mereka katakan.

"Oh ya hallo senang bertemu kalian" ucap mereka bertiga serempak

"Oh mereka bisa berbahasa korea" ucap Sehun

"Oppa aku ingin berbicara terlebih dahulu dengan mereka dan apakah boleh kalian tinggalkan kami dulu" ucapku lembut. Dan merekapun kembali ke kamar untuk mempersiapkan konser besok.

Aku selesai dengan ibu,ayah dan adikku, aku masih terduduk di sofa dengan wajah yang menerawang jauh, aku masih memikirkan kata-kata ayahku, aku memikirkan itu hingga membuaku melamun dan pikiranku sedikit terguncang.

"Sedang memikirkan apa?" tiba-tiba Lay menghampiriku, membuyarkan lamunanku

"Aku tidak memikirkan apapun oppa" jawabku pelan

"Ada yang kau pikirkan Choco-ya" ucap segerombolan lelaki yang kini menghampiriku. Aku tidak bisa menutupi ini dari mereka aku harus memberitaukan mereka kabar ini, ya harus.

"Tadi orang tuaku memberitauku bahwa aku mendapatkan beasiswa untuk meneruskan pendidikanku di indonesia, rencananya aku akan mulai masuk sekolah 2 minggu lagi, orang tuaku sudah membereskan perlengkapanku, aku bingung aku ingin meneruskan pendidikanku, tetapi disini aku sangat merasa nyaman di dekat kalian, apa yang harus ku lakuakn oppa" ucapku panjang lebar dengan mata yang mulai memerah dan tak lama air bening melewati mataku dan jatuh di bajuku.

"Choco-ya aku tau ini adalah pilihan sulit, tapi kedua orang tuamu menginginkan putrinya untuk memiliki pendidikan yang baik, aku tau kau sudah merasa nyaman di dekat kami, kau masih bisa menghubungi kami, dan kami juga akan menghubungi kamu Choco-ya" ucap Suho sambil menatapku sendu

"Tapi oppa aku akan sangat merindukan kalian, kalian tau aku tidak mempunyai kaka, dan sekarang aku mendapatkan sosok kaka dari kalian, aku tidak bisa melakukan itu, tapi di sisi lain aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku" ucapku lirih

"Pilihanmu ada pada dirimu sendiri, kau bisa memilih yang terbaik untuk hidupmu ini, kami akan disini menunggumu kembali dan bersama lagi seperti beberapa waktu yang lalu, kau bisa menghubungi kami dan kami akan memberi taumu kabar kami, aku juga mereka akan mendukungmu disini" ucap Chanyeol memberiku semangat dan air mataku keluar deras, aku terisak di sofa hingga mereka mendekapku hingga semakin menjadilah tangisanku. 'Biarkan saja aku seperti ini dulu ya tuhan untuk terakhir kalinya aku seperti ini, hingga 2 minggu lagi aku tidak akan menemui mereka lagi dan menemani mereka, memasakan makanan untuk mereka, biarkan aku seperti ini dengan mereka untuk tanda perpisahan kami'

"Baiklah aku mempercayai kalian, tapi kalian janji akan sering menghubungi ku di saat ada waktu luang " ucapku dengan mata sembab dan air mata yang terasa lengket dipipi.

"Tentu saja Choco-ya" ucap mereka beriringan

Sejak saat itu aku mulai mengerti apa maksud perkataan mereka. Kini hari mulai malam dan aku telah selesai mengemas barang-barang yang di perlukan besok. Aku turun ke bawah untuk memasakkan makan malam untuk mereka, tetapi telah ada D.O yang sedang memasak, aku menghampirinya dan membantunya memasak.

Aku duduk di meja makan bersama D.O menunggu yang lain di meja makan.

"Choco-ya tak usah kau pikirkan lagi pilihanmu telah tepat dan jangan bersedih itu membuatku terpuruk dan merasa bersalah" ucap D.O lirih

"Tentu saja oppa aku hanya saja lelah, tadi aku menangis sangat lama, dan itu melelahkan serta memalukan" ucapku sambil tersenyum lebar

"Aku senang jika kau bisa tersenyum lagi" ucapnya

Kini kami semua sudah duduk di meja makan dan sedang menyantap makanan masing-masing. Setelah selesai kami duduk di sofa.

"Oppa apa besok akan banyak sekali fans kalian yang akan datang?" tanyaku

"Tentu saja, bahkan tiket konser kami habis dalam waktu 10 menit" jawab Suho percaya diri. Saat Suho selesai bicara aku menguap dan membuat mereka terkekeh.

"Baiklah, sebaiknya kita tidur sekarang hari sudah mulai malam, dan besok kita akan bersiap" ajak Chen

"Baiklah" jawab kami serentak

Malam ini aku berharap. Semua hal yang aku pilih akan menjadi jawaban yang benar dan menjadi kebahagiaan yang tak terkira, semoaga semuanya akan menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang.

Hai guys aku dateng bawa Chapter baru nih, maaf yah sebelumnya lama updatenya di karenakan virus wannacry kemarin aku jadi takut-takut buka laptop, konyol sih haha

Happy Reading guys have fun

semoga kalian suka, coment and votenya di tunggu

Best LuckWhere stories live. Discover now