16. Rahasia

1.4K 257 24
                                    

Kara bangun saat tengah malam, tiba-tiba dia merasa sangat haus dan tidak tenang. Sepintas lalu Kara merasa seperti setengah bermimpi, setengah berhalusinasi. Dia teringat pada kejadian paling tidak ingin dia ingat, yang nyatanya selama ini justru selalu mengejarnya selayak hantu. Gadis kecil menangis sendirian, membawa permen kapas, kedinginan di bawah salju depan pasar. Kara melihatnya dengan jelas, dia masih hafal rupa wajahnya delapan belas tahun silam, lelah menunggu ibunya yang tidak pernah kembali. Sampai hari ini, Kara tidak tahu kenapa ibunya tega meninggalkannya seorang diri.

Kara meraih gelas panjang berisi air di atas nakas, lalu meminumnya hingga tandas, napasnya sampai tersengal. Sosok sang ibu kembali memenuhi benak. Choi Soeun, wanita berpahat wajah sangat mirip dengannya, wanita yang paling Kara sayangi di dunia. Kara sangat merindukan Soeun. Semua kenangan mereka masih terlalu indah untuk dilupakan, meski terasa begitu getir dan menyakitkan tiap kali Kara mengingatnya.

Sementara itu di kamar Suho, dia juga tengah terjaga—terpaksa terjaga. Suho berdiri depan Baekhyun dan Kyungsoo, membahas satu masalah yang kemarin siang sempat mereka bahas. Rupanya Baekhyun masih bersikeras dengan ketidaksetujuannya, dia masih beranggapan apa yang kini tengah Suho jalani benar-benar tidak masuk akal.

"Lihat. Inilah akibatnya, kalau kau mendengarkan saran Kyungsoo."

Nada bicara Baekhyun mulai meninggi, dia menatap Kyungsoo tajam dari balik mata madunya yang membentuk bulan sabit. Kyungsoo tidak menanggapi, duduk tenang di pinggir ranjang Suho, dia sama sekali tidak membela diri ketika Baekhyun membuatnya selayak terpidana mati.

"Sejak awal aku tidak setuju dengan rencana ini, bahkan ibu juga tidak setuju. Bagaimana bisa kau percaya dia akan kembali padamu? Dia sudah melupakan semuanya. Seharusnya kau mengatakan yang sebenarnya dan berusaha membuat Kara kembali mengingatmu, bukan justru membuat kenangan baru dan berharap Kara akan kembali menyukaimu, tanpa bantuan masa lalu kalian."

"Baekhyun."

"Aku hanya tidak ingin kau kembali terluka, Hyung. Berhentilah sebelum terlambat."

"Aku tidak ingin Kara terpaksa menyukaiku, hanya karena merasa bertanggung jawab untuk masa lalu yang telah dia lupakan. Dia amnesia permanen, dia tidak akan pernah bisa mengingatku lagi, mengingat kita semua." Suho mengeratkan genggamannya, berusaha menyembunyikan tangannya yang gemetar ke balik pangkal paha.

Kara dinyatakan mengalami amnesia permanen, setelah kecelakan mobil delapan tahun silam. Satu hari sebelum Suho berangkat ke Amerika bersama keluarganya, waktu itu Kim Jaebin jatuh sakit dan meminta semua anggota keluarga berkumpul di kediaman mereka di California. Sejak hari kecelakan itu, Kara hanya bisa mengingat kejadian hingga usianya tujuh tahun. Kara hanya bisa mengingat peristiwa paling menyakitkan di hidupnya, dia cuma ingat ibunya pergi meninggalkannya di depan pasar Gwangjang. Selebihnya Kara tidak ingat.

"Aku tidak ingin dia merasa bersalah karena tidak bisa mengingatku, dan terpaksa kembali padaku karena rasa bersalah itu, Baekhyun. Aku benar-benar tidak bisa."

"Hyung."

"Aku tidak akan pernah memaksanya kembali padaku...."

"A-apa?"

Kalimat Suho terputus oleh suara seseorang yang tiba-tiba mengintrupsi, itu bukan suara Baekhyun atau Kyungsoo. Suho memaku, menemukan Kara berdiri kaku di beranda kamarnya. Gadis itu menatapnya bingung, lalu pandangan Kara beralih pada Baekhyun yang mendekatinya.

"Ji Kara, baguslah kau datang. Kau pasti sudah mendengar semuanya 'kan?" Baekhyun menarik Kara masuk ke dalam kamar. Kyungsoo berdiri, dia menggeleng pada Baekhyun, tapi Baekhyun tidak peduli.

"Baekhyun, hentikan." Baekhyun tidak mendengarkan peringatan Suho.

"Aku tidak akan berhenti. Aku akan mengatakan semua fakta penting ini padamu, Ji Kara." tambahnya, lalu menatap Kara lurus-lurus.

Secret of The SwainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang