Chapter 17

55 11 29
                                    

Gue masih belum di izinin sekolah sama kak Rian, alasannya masih sama kaya kemarin.

'lu masih sakit kampret_-'

Meskipun Zee dan yang lainnya selalu ngejenguk sepulang sekolah, tapi tetep aja gue ngerasa bosen abis.

"Beres-beres rumah aja kali ya." gumam gue sembari melenggang pergi dari pintu kamar gue.

"Kamar kak Rian aja dulu deh." gumam gue sembari pergi menuju kamar kak Rian.

Bushet dah, sebelas dua belas sama gudang sekolahan_-, gerutu gue😑.

Ehh ini apa? gumam gue sembari melihat foto hasil CT scane.

"Apa ini hasil CT scane kepala gue ya? Emm mending gue simpen dulu deh, ntar tanya ke kak Rian."cerocos gue sendirian.

"Ngapain kamu disini?" ucap kak Rian yang udah ada di belakang gue.

"Ehh.., Kakak.., sejak kapan disini?" ucap gue gelagapan.

"Ditanya ko malah nanya balik? Jawab dulu pertanyaan Kakak tadi." ucap kak Rian sembari melempar tas nya ke sembarang arah😑.

Cakep cakep jorok anjirr -, gerutu Gue dalam hati.

"Lizzy bosen tadi Kak, jadi Lizzy beres-beres rumah deh. Oiya terus Lizzy tadi nemu ini." ucap gue sembari mendekati kak Rian.

"ini hasil CT scane Lizzy yang waktu itu ya?" lanjut gue sembari menunjukan foto yang gue temuin tadi.

"Da..darimana ka..kamu da..dapat i..ini?" ucap kak Rian gelagapan dengan keringat dingin yang mengalir di dahi nya.

"Di atas meja belajar Kakak ." ucap gue sembari menautkan ke dua alis gue, "kenapa sih Kak?" lanjut gue semakin bingung.

Hening...

"Setau Lizzy ini gambar tengkorak kepala Lizzy, tapi maksud dari gumpalan putih di bagian belakang kepala Lizzy ini apa Kak?" ucap gue.

Kak Rian meneguk ludahnya kasar.

"Itu.., itu.., itu sel kanker Zy." ucap ka Rian parau.

"Hahaha.., Kakak jangan bercanda dong Kak.., ga lucu tau.." ucap gue gemetar.

Kak Rian meluk gue seraya mengusap kepala gue.

"Kakak ga bercanda, kamu kena kanker otak stadium tiga Lizyy!! Kamu kena kanker." ucap ka Rian sembari mengguncang tubuh gue.

Gue mengerjapkan mata gue berkali-kali, menampar-nampar pipi gue.

Gue harap ini mimpi 😫😫 gumam gue pelan seraya menutup mata gue dan menggelengkan kepala gue frustasi.

"Lizzy.., Lizzy cuma mimpi buruk kan? Lizzy mau bangun.., Lizzy harus bangun--" ucap gue sembari menahan tangis yang hampir meledak.

"Kamu ga mimpi Zy!! ini nyata!! nyata!!  Kamu ga lagi tidur!!" ucap kak Rian lugas.

"Engga ka.., ini cuma mimpi buruk Lizzy.. hiks.., cu..cuma mim..pi buruk..hiks..hiks--" ucap gue sembari menangis.

Kak Rian merengkuh tubuh gue dengan erat.

Salah Lizzy apa?! Kenapa semua ini harus menimpa Lizzy?! Kapan Lizzy bisa bahagia seperti orang lain?! Kapan tuhan?! KAPAAAANN?! Jerit Gue dalam kebisuan dan isak tangis.

"Kenapa Kak?! Lizzy salah apa?! Kenapa Lizzy ga pernah bahagia Kak?! Lizzy.., Lizzy cuma..hiks..hiks--" gue memukul dada kak Rian sembari menangis histeris.

"Lizzy harus kuat, kita lakukan kemoterapi dan Lizzy pasti sembuh." ucap ka Rian sembari menghapus air mata gue.

Ini cuma mimpi buruk kan?! Bangun!! Lizzy harus bangun!! BANGUN LIZZY BANGUN!!buka mata lo!! teriak batin gue.

❤❤❤

Raga ini tidaklah sempurna..
Raga ini tak abadi..
Sekedar pemain dalam sebuah drama..
Skenario tuhan pasti indah..

Jiwa ini akan abadi..
Bersama kalian..
Meskipun suatu hari nanti..
Raga ini hancur lebur bersatu dengan tanah..

Ini bukan akhir..
Ini hanya awal cerita..
Dimana nanti aku akan bahagia..
Aku akan menemukan kebahagiaan..

~Lizzy Afriliza~

❤❤❤

Up nih :v
Ceritanya monoton kali ya :v
Sedih gua tuh :v kampret banget gue :v

Author mau tanya :v
Kalian suka tokoh siapa dalam cerita ini? Klo bisa kasih alasannya juga :v 😚😚😚

Tengkyu... Tengkyu 😙😙

Tuhan, Pantaskah aku bahagia? Where stories live. Discover now