Bab 11 (Ancaman)

2K 159 5
                                    

"Apa kalian... Sahabatku?"

"Ini pesanan kalian," Ucap seorang pelayan wanita yang mengalihkan suasana canggung dan tegang tadi.

Aku sesegera mungkin mengusap air mataku karena malu. Pelayan itu meletakkan pesanan kami dan langsung meninggalkan kami. Mungkin dia tahu apa yang sedang kami bicarakan.

"Taehyung, ini acara mu, kau seharusnya menikmatinya," Kata Hoseok.

"Mian, aku mau ke toilet sebentar," Akupun berdiri dan melangkah secepat mungkin.

"Kita memang salah, tidak seharusnya kita seperti itu, kita harus minta maaf padanya," Ucap Namjoon dengan nada menyesal.

"Benar, aku setuju, hyung" Kata Jungkook.

○●○

Aku membasuh wajahku di wastafel lalu menghadap ke cermin, menatap diriku sendiri, betapa menyedihkannya aku. Aku pun tersenyum sedih.

'Kenapa aku tidak pernah bahagia? Tidak seharusnya aku mengatakkan hal itu tadi. Benar kata Hoseok hyung tadi, ini acaraku, kenapa aku menghancurkannya? Bahkan aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri. I'm just a bad boy. Batinku.

Air mata kembali menetes di sela wajahku yang masih basah. Betapa bodohnya aku terlahir sebagai Taehyung, pikirku.

Aku mengelap wajahku yang basah dengan sapu tangan berwarna merah pemberian mendiang Ibuku, satu-satunya barang yang masih tersimpan setelah semua barang disita.

Aku membalikkan badanku, ingin menuju ke meja ku dan teman-temanku lagi. Namun, seseorang yang baru saja memasuki toilet menahan tanganku.

Ia memakai topi hitam dan jaket hitam, kepalanya tertunduk, dan dia mendekatkan wajahnya ke samping kanan telingaku.

"Bunuh dia, atau tunanganmu Seo Yu, akan mati." Pria itu langsung pergi.

Aku terkejut, mataku langsung membulat dan aku pun langsung berlari mengejar pria tersebut. Tapi tidak sempat, sekelompok pria lain menghalangiku

Bukk!! bukk!!

Aku dipukuli dan diserang. Salah satu dari mereka mendorongku kepojokan ruangan, dua orang menahan kedua tanganku, dan satu orang memukuliku, yang lainnya mengunci pintu dan berdiri dibelakangnya.

Aku tidak mengenal mereka, tapi aku yakin mereka adalah teman si pria yang baru saja pergi.

Aku mencoba melawan mereka, tapi aku kalah jumlah, kepalaku sangat pusing, badanku sudah sangat sakit. Aku terjatuh dan tergeletak dilantai, namun pria-pria ini masih habis-habisan memukuliku.

"SIAPA KALIAN? APA MAU KALIAN, HUH?" Teriakku emosi. Padahal aku sudah sangat lemas.

"Datanglah besok pukul 11 malam, atau dia benar-benar akan mati," Ucap pria yang tadi memukuliku.

Ia melempar selembar kertas ke arahku dan pergi begitu saja bersama kawanannya.

Aku meraih kertas tersebut yang terjatuh kelantai dengan tangan yang gemetar, aku berusaha bangun dan duduk sambil bersandar ke tembok.

Aku langsung membukanya. Dan ternyata sebuah alamat, dan dipojok bawah sebelah kanan kertas itu tercantum nama.

Min Eun Cha.

I'm Just A Bad BoyWhere stories live. Discover now