BAB 7 (Siapa Dia?)

3.2K 230 5
                                    

"Aku mencintaimu, Kim Taehyung... itu alasanku tidak bisa berlama-lama marah kepadamu." Ucapnya begitu saja.

Aku sangat terharu mendengar kalimat yang baru saja Seo Yu katakan. Ia terlihat tulus, jelas sekali ia mengucapkannya tanpa sedikit keraguan.

Aku tidak tahu harus apa. Aku ingin kembali padanya, namun tidak bisa. Bagaimana mungkin aku bisa membuatnya bahagia dengan keadaanku yang seperti ini?

Jujur saja dia itu luar biasa, bisa mempertahankan perasaannya selama ini, selama sembilan tahun, itu waktu yang tidak sebentar. Entah apa yang mendorongnya jauh-jauh datang kesini untuk menemuiku.

Tunggu! apakah dia kesini hanya untuk menemuiku? Maksudku, apakah dia benar-benar datang hanya untuk menemuiku?

Seketika aku teringat apa yang Seokjin katakan padaku beberapa hari lalu, hari saat Seokjin marah karena aku tidak bisa kembali bersama Seo Yu lagi. "Wae? WAE TAEHYUNG!! WAE!!!?? dia sudah jauh-jauh dari Pyongyang ke Seoul hanya untuk melanjutkan hubungan kalian! Tapi kenapa kau menolaknya begitu saja seperti sampah yang tidak kau perlukan lagi!? Huh!? Seharusnya kau penuhi janjimu kepadanya!! KAU INI BEJAT TAEHYUNG!!". Itu sangatlah menyakitkan.

Akupun tersadar dari lamunanku dan berkata, "Ma-maaf, Seo Yu." Kataku yang dengan air mata yang sudah mengembun dimataku.

"Aku ingin kau berubah seperti kau yang dulu." Ucapnya dengan lirih.

Aku berfikir sejenak, seperti aku yang dulu ya? Batinku.

Saat ini aku dan Seo Yu duduk bersampingan, menatap danau yang bening terpancar sinar matahari

"Jadi benar-kan? kau tidak suka diriku yang seperti ini? Itu sama saja kau tidak menerimaku apa adanya." Ucapku dengan kesal.

"Hey! aku bukan tidak bisa menerima kau apa adanya, Hanya saja... " ucapnya sembari menoleh kearahku.

"Hanya saja apa? Huh? Kenapa kau berhenti berbicara? Lanjutkan saja." Aku juga langsung menoleh kearahnya.

Ia langsung menghadap ke arah danau lagi, kemudian menundukan kepalanya, "Aku rasa ini bukan dirimu, Tae." Ucapnya semakin lirih.

Seketika waktu terasa terhenti, aku cukup terkejut atas apa yang ia katakan barusan. Memanglah benar jika saat ini aku benar-benar sudah berubah. Aku tahu ini bukanlah diriku yang sebenarnya, aku yang sebenarnya adalah aku yang selalu ceria, dan pantang menyerah.

Tapi setelah kufikir-fikir lagi, aku menjadi seperti ini juga karena suatu alasan, ada sesuatu yang membuat aku menjadi seperti ini. Yaitu kepergian ayah dan kejahatan sahabat lamaku, yang telah membuat kematian ayahku menjadi lebih mudah. Arrggh! Kenapa aku teringat masalah ini lagi?

"Tae?" Tiba-tiba Seo Yu memanggilku saat aku sudah mulai terlarut dalam lamunanku.

Akupun tersadar dan berkata, "I-iya, maaf." jawabku gugup karena terkejut.

"Apa yang kau fikirkan?" Tanya-nya penasaran. "Kau seperti sedang banyak masalah?" Lanjutnya.

"Bukan apa-apa, kok." Jawabku, kemudian aku mencoba untuk tersenyum setulus mungkin agar ia percaya padaku.

"Oh, begitu." jawabnya sambil mengangguk.

"Umm, aku harus pergi." Kataku. Kemudian aku berdiri dari dudukku, dan menepuk-nepuk celanaku karena ada rerumputan yang sedikit menempel.

"Kemana?" Tanya-nya yang kemudian juga langsung berdiri. Namun, saat ia baru saja berdiri tiba-tiba ia menggerutu dan menggenggam kepalanya karena sakit.

"Apa kepalamu masih sakit?" Tanyaku khawatir.

"Sudah tidak apa-apa, kok" Jawabanya yang kemudian langsung melepaskan genggaman tangan dari kepalanya.

I'm Just A Bad BoyWhere stories live. Discover now