10. Ada apa ini?

2.1K 95 0
                                    

     20.00 WIB akhir nya selesai juga melaksanakan operasi. Aku berjalan di sepanjang koridor rumah sakit menuju ruang absen dokter. Setelah absensi aku ingin ke musholla rumah sakit untuk melaksanakan shalat isya. ketika selesai sholat aku ingin cepat-cepat pulang karena disuruh pulang cepat oleh kakek kata nya sih ada acara yang penting aku juga engga tahu acara apa.

Ketika hendak keluar musholla rumah sakit aku bertemu dengan dokter spesialis saraf Rizal yang notebane adalah mantan pacar bisa dibilang frist love nya aku hehe dan dia adalah anak dari pemilik rumah sakit ini. Dia melambaikan tangan kepadaku.

"Assalamulaikum. Najla kamu apa kabar?" Ujarnya mensejajarkan langkahnya denganku.

"Waalaikumsalam. Rizal kamu udah pulang dari Amerika? Alhamdullilah aku baik. Kamu sendiri?" Ujarku tersenyum ramah.

"Alhamdullilah. Iya baru kemarin aku pulang dari Amerika. Oh iya katanya kamu mau ambil beasiswa spesialis saraf di Jerman kamu ambil engga beasiswa nya? Tanyanya tentang beasiswaku itu.

"Doain aku aja ya kak semoga secepatnya".

Aduh hujan lagi mana aku engga bawa mobil lagi. Mana disuruh pulang cepat gimana dong ini? Aduhhh gumamku yang cukup didengar oleh kak Rizal.

"Kenapa dek? Kamu ngomong apa?" Tanyanya.

"Hmm itu kak hujan aku engga bawa mobil terus aku juga disuruh pulang cepat juga sama kakek aku gatau pulang sama siapa"

"Yaudah sama aku aja yuk?" Ajak kak Rizal.

"Tapi kak..". Belum selesai tapi kak Rizal langsung menimpali ucapanku.

"Udah engga papah kan rumah kamj sama apartment aku sejalan ayo". Kak Rizal membuka jas dokternya.

Untuk apa?
"Kakak mau ngapain?" Tanyaku polos.

"Aku mau mayungi kamu biar engga kehujanan". Ujarnya sambil memayungiku dengan jas dokternya. Aku menuju parkiran rumah sakit.

"Ayo masuk". Ujarnya membukakan aku pintu mobil BMW hitam miliknya.

"Kak Rizal baju kakak basah sini biar aku lap nanti kakak masuk angin" ujarku mulai mengelap kemeja hitam miliknya yang basah dengan sapu tanganku.

Ketika mata kami saling bertemu dan kak Rizal memegang jemari tanganku yang tengah mengelap kemejanya itu. Aku menatapnya begitupun sebaliknya namun aksi tatap-tatapan itu tidak berlangsung lama karena aku mulai menundukkan kepalaku.
Sekitar 45 menit berlalu membelah jalanan. Akhri nya aku sampai dirumah namun ada beberapa mobil yang terparkir di depan rumah.

"Ada apa dek kok rumahnya ramai sekali?" Tanya kak Angga.

"Hmm aku juga gatau kak ada apa. Oh iya kak makasih ya kak tumpangan nya. Mau mampir dulu?" Tanyaku sambil melepaskan sealbet.

"Ohh engga usah deh kakak juga lagi sibuk lain kali ya?" Tolaknya lembut.

"Yaudah aku masuk dulu ya kak. Hati-hati dijalan, assalamulaikum". Ucapku melangkah turun dari mobil kak Rizal.

"Waalaikumsalam. Salam buat kakek dan nenek ya Naj".
Aku hanya mengacungkan jempolku tanda 'oke'.

*************
Ketika masuk kerumah ternyata keluarga mbak Ratih yang datang. Untuk apa mereka kemari? Oke baik sebaiknya kita tanyakan saja nanti didalam.

"Assalamulaikum" ucapku.

"Waalaikumsalam" ucap mereka serempak.

"Najla kok kamu lama si sayang itu keluarga pak Hermawan udah lama loh nungguin kamu" ucap nenek merangkulku.

"Maaf ya tuan Hermawan sudah menunggu lama soalnya tadi ada operasi dan juga hujan terus aku juga engga bawa mobil" ucapku meminta maaf.

"Iya engga papa kok sayang tante maklumin. Yakan pa?" Tanya tante Rita kepada suami nya. Sedangkan pak Hermawan hanya menganggukkan kepala tanda setuju.

"Tadi Najla bilang engga bawa mobil? Kenapa kamu engga telepon Angga aja biar Angga yang jemput kamu? Iya kan Angga" tanya mamanya ke Angga. Sedangkan Angga hanya senyum tipis dan terpaksa. You know lah senyum terpaksa kaya ada asem asem gitu hehe.

"Maaf sebelumnya kakek, om ini ada apa sih sebenarnya?" Tanya Najla to the point. Najla benar-benar engga ngerti apa maksud dan tujuan mereka kesini.

"Begini nak Najla om dan kakek kamu ingin mengenalkan kamu dan anak om, Angga". Jelas om ridwan

"Maksudnya mau ngejodohin aku sama Anga gitu om,kek?" Tanyaku kepada kakek dan om ridwan.

"Oh jadi tujuan kita kesini itu ini mah pah? Tadi dirumah kalian bilang dirumah itu bukan untuk ini. Pokoknya Angga engga mau dijodoh jodohin". Kali ini Angga angkat bicara.

"Engga engga gitu kok Angga anak mama dan Najla sayang kami disini cuma ingin memperkenalkan kalian ya syukur-syukur kalian cocok". Jelas tante Rita.

"Tapi ma..." belum selesai Angga bicara nenek datang membawakan makanan dan minuman untuk kita semua.

"Udah udah di makan dulu atuh biar tenang" ujar nenek.

"Pokoknya Angga engga mau di jodohin". Angga pergi keluar meninggalkan kita semua.

Kakek mendekatiku dan membisikkan sesuatu ditelingaku.
"Kakek mohon kak kamu coba dulu aja ya proses perkenalan ini. Kalau kalian emang ngerasa engga cocok kakek gak bisa maksa kok tapi kakek mohon jangan tolak dipertemuan keluarga pertama ini". Ujar kakek berbisik.

"Tapi kek bagaimana dengan beasiswa Najla diJerman. Kakek tahu kan ini impian Najla kek". Ujarku dengan nada kecewa.

"Nanti kita bicarakan lagi saja ya kak. Tapi sekarang persoalan ini dulu yang harus kita selesaikan terlebih dahulu." Ucap kakek.

"Yasudah kalau begitu Najla ingin mencari Angga, permisi". Ujarku berlari kearah luara rumah mencari Angga.

"Angga.. Angga tunggu aku sebentar kamu jalannya jangan cepet-cepet." Nafasku terengah mengejar langkah kaki Angga.

"Ada apa lagi huh?" Jawabnya ketus.

"Kalau aku saranin engga ada salahnya kita untuk menerima permintaan orang tua kita. Demi mereka bahagia. Aku mohon Angga aku sekarang cuma punya kakek dan nenek aku cuman pengen membuat mereka bahagia. Tidak salahkan jika kita berkenalan udah itu aja." Ujarku dengan Angga.

Angga duduk didepan kolam ikan rumahku. Aku pun mengikutinya duduk disamping Angga.

"Oke karena gue kasihan sama lo gue mau menjalani proses perkenalan ini. Inget 'cuma karena kasihan' inget baik-baik itu" ujarnya menunjuk wajahku dan jujur kata katanya menyakitkan bagiku.

"Makasih". Ujarku tersenyum manis.

Nih cewek sinting apa gimana si? Gue bentak tapi dia berkata lembut dan tersenyum. Dan bentar setelah gue perhatikan wajah nih cewek cantik juga, adem banget dipandang nya. Bahasanya dan tutur katanya juga lembut dan indah untuk didengar beda banget dengan Anita dan perempuan lain yang terlalu agresif. Angga ngebatin dan tanpa sadar iya memandangi wajah Najla terlalu lama hingga satu deheman membangunkannya kedunia nyata.

"Ehem ehem kata nya Angga engga setuju sama perjodohan ini. Tapi nyatanya apa sekarang malah pandang-pandangan dan engga ngedip ngedip lagi" ledekan Mbak Ratih berhasil membuat Angga salah tingkah. Angga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu sedangkan Najla jangan tanya pipi tirusnya itu sudah berubah menjadi seperti tomat sekarang. Aih aih aih anak zaman sekarang. Malu malu tapi mau. Ucap mbak ratih dalam hati.

🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎉 yuhuu i'm come back nih. Yah gak ada yang nungguin cerita aku kayaknya. Yaudah deh gapapa yang penting kalian mau baca cerita yang abal ini aja aku udah bahagia apa lagi dikasih vote dan komen aku tambah bahagia. Yihii 😍😘😘😙😙

The Doctor My WifeWhere stories live. Discover now