11. Pendekatan pertama

2.4K 128 4
                                    

[Angga]

Sesuai persetujuan tentang proses perkenalan atau bahasa kasarnya bisa dibilang Perjodohan antara aku dan wanita itu. Mama dan Kak Ratih memintaku untuk mengambil cuti ya terpaksa aku mengambil cuti penerbangan selama satu minggu. Hari ini mereka memintaku  untuk mengajaknya jalan, sejujurnya aku males banget tapi demi mama apa pun akan aku lakukan.

"Angga sayang, udah mau berangkat belum?" Suara mama dari arah dapur.

"Belum mah nanti aja." sahutku.

"Kenapa nanti? Sekarang aja cepetan, kalau kamu engga mau berangkat mamah bakalan marah banget sama kamu." Ancam mamahnya.

"Iya mah iya aku berangkat". Ujar Angga sembari berlari kearah tangga menuju kamarnya yang ada dilantai dua rumah.

Hari ini Angga perpenampilan cukup sederhana hanya mengenakan celana jeans hitam  dengan atasan kaos putih polos dipadu dengan sepatu berwarna putih. Ia segera menyambar kunci mobil dan handphonenya langsung turun kebawah.

"Ihh ganteng banget ya anak mamah. Ini kamu kasih kekeluarganya Najla ya". Ujar mamah sambil memberiku bungkusan berisi kue buatannya.

"Yaudah ya mah aku pergi dulu. Bye mah" ujar Angga sambil mencium pipi mamahnya.

Ia pun melajukan mobil fortuner hitam miliknya menuju kediaman Najla.

Gue harus siapin uang banyak. Pasti itu cewek mau belanja banyak kalau gue ajak kemall. Biasanya semua cewek seperti itu. Gumam Angga yang sedang mengemudi.

Memakan waktu sekitar setengah jam Angga akhirnya sampai dirumah Najla. Terlihat wanita berkerudung tengah berdiri didepan kolam ikan. Ya wanita itu adalah Najla. Aku menghampirinya yang kini tengah berdiri membelakangiku.

"Ehemmm.." aku sengaja berdehem untuk membuat wanita itu menyadari keberadaanku disini.

Wanita itu menoleh kearahku. Terlihat ia kini sedang menyeka air mata yang jatuh dipipinya. Perlu aku akui aku tidak akan bisa melihat wanita yang sedang menangis.

"Kamu udah lama disitu? Mau masuk dulu? biar aku buatkan minum untukmu". Ujarnya dengan suara serak sehabis menangis.
Aku mengangkuk sebagai tanda 'iya'. Aku mengikutinya masuk kedalam rumahnya.

"Kamu mau minum apa?". Tanyanya sopan.

"Apa saja terserah kamu". Ujarku.

"Yasudah aku tinggal dulu ya. Aku mau buatin kamu minum. Sebentar ya!". Aku hanya menganggukkan kepala. Sambil menunggu Najla kebelakang aku melihat-lihat figura yang tertempel didinding ruang keluarga rumahnya. Terlihat seorang gadis remaja berseragam merah-putih dengan seorang pria yang dia ingat betul jika itu adalah foto diriku sewaktu kecil. Memangnya Najla siapa? Kok dia bisa sedekat itu denganku. Angga bertanya-tanya hingga suara mulai menyadarkanku.

"Ehemm ini minumnya. Kamu kenapa?". Tanya yang sedang meletakkan minum dimeja kaca tersebut.

Setelah menghabiskan minum dirumah Najla. Kini aku dan Najla menuju kesalah satu pusat perbelanjaan didalam mobil hanya ada keheningan disini dan yang sejujurnya Angga tidak nyaman dengan kondisi seperti ini. Akhrinya ia memutar lagu Shymphony dari Zara Larsson ft. Clean bandit. Terlihat Najla menikmati lagu yang mengalun tersebut. Akhirnya mereka kini berada didalam salah satu mall diJakarta. Kami pun memasuki mall tersebut, tidak terlihat wajah Najla untuk menyerbu toko fashion yang kebanyak wanita datangi. Yang terlihat kini Najla mengajakku untuk menuju toko buku. Kami menuju rak tentang buku kedokteran yang sama sekali tidak Angga mengerti.

"Kamu betah ya kalau banyak buku kaya begini". Tanyaku.
Ia hanya tersenyum dan mengangguk.

Kali ini Najla melangkah menuju kerak buku management dan bisnis ia mulai memilih buku-buku. Sedangkan Angga hanya melihat buku-buku tanpa minat.
Angga malah menuju rak komik dan manga. Setelah selesai memilih buku akhirnya Najla membeli tiga buah buku, satu buku bisnis dan dua buku kedokteran yang lumayan tebal. Sedangkan Angga membeli dua komik jepang.

The Doctor My WifeHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin