3. Rumah Angga

2.8K 116 2
                                    

Jam dinding kamar menunjukkan pukul 04.30 Wib. Kini aku berada didalam rumah keluarga Hermawan. Aku langsung mandi dan mengambil wudhu lalu melakukan kewajibannya sebagai seorang muslimah yaitu shalat subuh. Setelah shalat subuh aku berniat memasak untuk keluarga Hermawan.

***
Didapur aku melihat seseorang bertubuh besar masuk kedalam dapur. Apakah itu maling? Masa iya maling masuk kedapur mau ngapain mau maling cabe sama bawang gamungkin itu bukan maling. Lalu? Ahhh Gondorua atau kolor hitam lah kok kolor hitam kolor ijo, tapikan itu pake kolor hitam.

Ah apapun itu bikin merinding. Aku bersiap mengambil senjata secara refleks aku mengambil sapu lidi aku langsung menutup mataku dan mendaratkan pukulan sapu itu dibadan kolor hitam itu dan siahhhh!

Bett bett bett. Suara sabetan sapu lidi dokter cantik. Hehe.

"Aww aww sakit. Dasar gila ngapain lo memukul gue seperti itu hah?" Celetuk kolor hitam itu. Uppss salah bukan kolor hitam tapi... Angga. Aduhh bikin malu aja nih.

"Hehe maaf aku kira kamu gondorua atau enggak kolor hitam. Sakit ya?" Aku menatapnya dan memasang muka bersalah.

"Mana ada gondorua seganteng gua. Dan akibat ulah lo. Badan gua sakit semua dan gue ga mau tahu. Lo harus obati luka gua sekarang." Angga menarik pergelangan tanganku dan berjalan dengan cepat.

Ternyata dia memiliki tingkat percaya diri yang tinggi ya? Haha aku terkekeh dalam hati.

"Hmm.. t..tapi aku mau bikin sarapan dulu Angga. Lepasin." Perintahku tapi percuma saja Angga menyeretku dengan tenaga yang kuat jadi aku tidak bisa menolak toh ini juga salah aku.

Ternyata Angga mengajakku kehalaman belakang rumahnya. Iya memberikanku kotak P3K kepadaku. Lalu dengan perasaan canggung aku mulai mengobati luka Ditubuh Angga akibat ulahku.

"Yang bener ngobatinnya. Untung ya lo udah bawa gua pulang semalam. Kalau gak pasti udah gua ajak bergulat diranjang." Dia memutarkan badannya. Lalu menatapku penuh nafsu. Ishh dasar pria mesum!!

"Hah bergulat?" Aku menaikkan satu alisku. Lalu iya tertawa kepadaku.

"Gue bercanda kok. Mukanya enggak usah tegang gitu kali ya hahahah". Dan aku sadar pasti mukaku sangat menjijikkan saat ini. Dengan sangat kesal aku mencubit lukanya dengan kencang. Iya meringis kesakitan.

"Aduuh sakit. Gila bangat ya lo jadi cewek kok galak banget. Tapi yang galak menantang lo diajak goyangnya." Aku berdiri ingin meninggalkan Angga yang terus tertawa lebih tepatnya menertawakan aku.

Memangnya aku seperti badut ya? Sepertinya tidak. Tapi dengan kuat Angga menarik tanganku dan mata yang mengisyaratkan
'Cepat duduk lagi'. Lalu aku menatapnya dan bersuara kembali.

"Apa lagi? Tugas aku udah selesai sekarang aku mau pulang". Celetukku dengan nada bicara yang tenang walaupun sudah terlalu kesal dengan Angga.

"Yasudah pergi yang jauhh ya? Wanita aneh dan jangan pernah kita bertemu lagi". Ujar Angga yang jujur membuat aku kesal. Dan sebisa mungkin aku sabar dan merendam amarahku. Lalu aku tersenyum.

"jika Allah mengijinkan kita bertemu lagi kenapa tidak?". Ujarku sembari meninggalkannya. Aku melihat keluarga hermawan menawariku untuk sarapan bersama, tapi aku menolaknya dengan alasan ada jadwal operasi pagi ini. Aku berpamitan dan langsung melajukan mobilku.

The Doctor My Wifeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن