MBML Chapter 20

5.8K 286 8
                                    

"Iih Naruto-kun benar benar" Hinata memukul lengan Naruto karena merasa malu dengan kelakuan Naruto.

Saat ini mereka telah selesai menonton film. Semua orang yang keluar dari ruang teater bioskop itu menatap Naruto dengan pandangan sinis dan kesal.

"Ma-maaf Hinata hehe" ujar Naruto dengan cengirannya.

"Bagaimana kalau kita pergi makan? Ayo ya hehe" ajak Naruto agar Hinata tidak kesal lagi dengannya.

"Hmm..yasudah ayo Naruto-kun" Hinata menggandeng tangan Naruto dengan senyuman.

Mereka pun pergi menuju kesebuah reataurant. Dan tempat tujuan mereka makan yaitu kedai ramen yang terkenal enak dikota itu.

Setelah makan, mereka pun kembali melanjutkan acara kencan mereka, pergi ke festival akhir pekan yang diadakan ditengah kota. Mereka lebih memilih jalan kaki daripada naik mobil, agar bisa menikmati waktu kencan mereka berdua.

Tak pernah lepas tautan tangan mereka yang terus bergandengan disepanjang jalan. Dengan candaan dan tawaan bahagia selalu terpancar dipasangan itu. Sudah tidak ada lagi yang namanya canggung dikeduanya. Mereka benar benar menikmati waktu berdua yang tidak pernah mereka lakukan.

"Naruto-kun ayo kita makan ice cream" Hinata menunjuk kedai Ice cream yang sedang diantri oleh beberapa pelanggan yang hendak membeli ice cream.

"Kau ingin ice cream? Baiklah. Ayo" Narutopun menggandeng tangan Hinata menuju kedai ice cream itu.

"Pak ice creamnya dua ya ?" ucap Naruto pada sipenjual ice cream.

"Anda mau rasa apa tuan ?" ujar sipenjual ice cream dengan sangat ramah.

"Ice cream rasa jeruk satu dan..hmm Hinata kau mau rasa apa ?"

"Aku..rasa vanila"

"Baiklah. Pak ice cream jeruk satu dan vanila satu" ucap Naruto yang memesan ice cream.
.
.
"Silahkan tuan. Ini ice creamnya" ucap sang pembeli yang memberikan dua ice cream.

"Berapa semuanya pak ?" ujar Naruto sambil hendak mengeluarkan uang dari sakunya.

"Tidak usah tuan. Ini gratis untuk anda" penjual itu menolak untuk dibayar.

"Loh kenapa ?" Naruto mengerutkam kedua alisnya bingun. Dan Hinata juga bingung.

"Hehe iya. Saya senang melihat anda dan pasangan anda. Kalian terlihat sangat serasi tuan"  kata sipenjual dengan tersenyum melihat kedua pasangan didepannya.

Wajah Naruto dan Hinata menjadi merona karena penuturan dari sipenjual ice cream itu.

"Apa kalian suami istri?" tanya sipenjual ice cream.

"Hehe kami masih calon pak. Lihat" jawab Naruto menunjukkan cincin pertunangannya dan juga mengangkat tangan Hinata sembari menunjukkan cincin mereka yang terlihat sama.

Hinata tidak bisa bergeming. Benar benar Naruto membuat Hinata sangat malu, namun juga terkesan sangat senang, karena Naruto mengakui dia tunangannya Hinata. Hinata lebih memilih menunduk dengan tangannya yang diangkat Naruto.

"Waah aku turut senang tuan hehe. Ini ice creamnya. Selamat menikmati" ucap penjual itu dan memberikan ice creamnya ke Naruto.

Naruto mengambil kedua ice cream itu dengan tersenyum.

"Terima kasih ya pak" ujar Naruto dan dibalas dengan anggukan dari sipenjual ice cream..
.
.
Sembari memakan ice cream yang mereka dapatkan secara cuma cuma itu. Naruto dan Hinata berjalan menyusuri festival akhir pekan masih terus bergandengan dengan tangan yang satu menggandeng pasangan masing masing dan satunya lagi memegang ice cream.

My Boss My LoveWhere stories live. Discover now