MBML Chapter 18

5.3K 289 12
                                    

"Kemana Hinata. Ponselnya juga tidak diangkat" saat ini Naruto mencoba menghubungi Hinata.

"Sial. Panggilanku direject" panggilan kedua dari Naruto direject.

Dan panggilan Naruto yang ketiga itu tak ada hasil kembali karena ponsel Hinata tidak aktif.

Naruto yang sudah menyerah untuk menelpon Hinata pun berniat untuk menyambangi apartemen Hinata.

Dengan segerapun mobil Naruto melaju menuju arah tujuannya.
.
.
Manshion Otsusuki

Hinata dibaringkan ditempat tidur besar milik Toneri. Toneri memanggil dokter pribadinya untuk memeriksa keadaan Hinata.

"Bagaimana dokter keadaanya ?" tanya Toneri yang kelihatan khawatir dengan keadaan Hinata.

"Dia tidak apa apa Toneri-sama. Dia hanya kelelahan saja dan suhu tubuhnya sudah mulai menormal" ucap dokter itu tersenyum untuk menenangkan kekhawatiran Toneri.

"Baiklah Toneri-sama, saya permisi dulu" setelah selesai memeriksa keadaan Hinata dokter itu berpamitan.

Setelah kepergian dokter itu, Toneri pun berangsur duduk disamping Hinata yang tertidur dengan damai.

"Hinata. Apa kau bekerja terlalu keras untuk pria itu hmm. Jika saja kau denganku. Aku tidak akan membiarkanmu seperti ini" gumam Toneri sembari mengelus pipi lembut Hinata yang tertidur.

Toneri yang sibuk dengan mengelus pipi Hinata itu terhenti dengan suara lantunan musik dari ponsel milik Hinata dari dalam tas Hinata.

Toneri pun mengambil ponsel Hinata yang didalam tas itu dan melihat siapa sipemanggil yang dengan beraninya mengganggunya dia dan Hinata.

Setelah melihat siapa yang menelepon, muka Toneri terlihat kesal. Dengan perasaan yang kesal Toneri menolak atau mereject panggilan itu yang ternyata adalah Naruto. Dengan kekesalannya Toneri mematikan ponsel Hinata. Berniat agar Naruto tidak bisa mengganggunya lagi dengan Hinata.

Setelah itu Toneri pun pergi meninggalkan Hinata dikamar miliknya, membiarkan Hinata untuj beristirahat hingga Hinata tersadar dari pingsannya.
.
.
Apartemen Hinata

Ting..tong..ting..tong..ting..tong..

Naruto memencet bel apartemen Hinata berkali kali namun sang empu apartemen tak kunjung membukakan pintu.

"Tidak ada cara lain" Naruto pun mengeluarkan kunci dari sakunya. Kunci itu adalah kunci apartemen Hinata. Bukan Naruto namanya kalau tidak bisa mendapatkan yang dia inginkan. Naruto menduplikatkan kunci apartemen Hinata tanpa sepengetahuan Hinata.

Ceklek

Pintu apartemen Hinata yang dibuka Naruto dengan kunci serap miliknya. Gelap dan seperti tak berpenghuni, itulah yang dirasakan Naruto.

"Apa Hinata belum pulang ya" gumam Naruto yang merasa apartemen Hinata sepi.

Naruto menyusuri setiap ruangan apartemen Hinata itu. Namun hasilnya, Hinata sama sekali tidak ada diapartemennya.

"Kemana dia?"

Naruto pun berniat menunggu kepulangan Hinata dan menunggunya dikamar Hinata. Satu jam, dua jam berlalu. Hinata tak kunjung pulang. Hingga Naruto yang merasa lelah menunggu Hinata pulangpun tertidur dikasur milik Hinata. Naruto tertidur masih dengan memakai sepatu dan jas kerjanya.
.
.
Manshion Otsusuki

Hinata mulai terbangun dari tidurnya. Perlahan matanya terbuka dan melihat langit langit kamar yang sekarang ini dia tempati. Kenapa terlihat asing tempat ini. Pikir Hinata begitu.

"Ada dimana aku" gumam Hinata yang melihat ruangan yang seperti asing baginya. Dengan segera Hinata duduk dan menyender dibahu ranjang.

"Oh kau sudah bangun Hinata" ucap seseorang yang masuk kekamar itu dengan membawa sepiring bubur diatas nampan.

My Boss My LoveWhere stories live. Discover now