MBML Chapter 16

5.8K 336 6
                                    

"Bagaimana kau su......" ucap Naruto yang perlahan menurunkan sebuket bunga itu dan melihat wajah orang yang diberinya bunga, lalu ucapannya terhenti saat yang dilihatnya bukan Hinata.

"Ka.." sambungan kata Naruto saat melihat siapa yang diberinya bunga itu.

Perempatan muncul didahi Hiashi yang melihat sebuket mawar berada di wajahnya. Lalu Hiashi pun melihat sipemberi bunga yang tak lain Naruto.

Hinata mengatup mulutnya dengan kedua tangannya yang terkejut saat melihat Naruto yang memberikan bunga itu bukannya padanya melainkan pada ayahynya Hinata yang kebetulan membukakan pintu untuk Naruto.

'Gawat, Naruto-kun No Baka' batin Hinata.

Setelah menyambung katanya Naruto terkejut saat tau orang yang dia beri bunga ternyata bukan Hinata melainkan Hiashi ayah Hinata. Naruto pun mengalihkan pandanganya ke belakang Hiashi yang masih dengan tatapan aneh melihat sebuket bunga mawar itu.

Hinata mengisyaratkan dengan Naruto bahwa laki laki yang didepan Naruto itu ayahnya Hinata. Setelah tau bahwa itu adalah ayahnya Hinata, ntah kenapa Naruto tiba tiba menjadi gugup.

"Siapa kau?" tanya Hiashi dengan wajah datarnya bertanya dengan Naruto.

"E-eh. Ma-maaf tuan. Sa-saya..saya" jawab Naruto dengan terbata bata dengan perasaan yang gugup.

"Eh h-haha To-Tou-sama. Dia itu yang tadi Hinata ceritakan pada Tou-sama" ucap Hinata yang mendekati sang ayah yang bertanya pada Naruto dan juga sembari menyelamatkan Naruto dari tatapan tajam ayahnya.

"Hmmm..jadi kau orangnya" ujar Hiashi yang melihat penampilan Naruto dari atas hingga kepala. Tidak buruk begitu menurut Hiashi.

Seperti tidak asing dengan warna surai dan mata Naruto. Pikir Hiashi begitu. Naruto yang dilihat seperti itu oleh Hiashi merasa sangat canggung. Tak pernah sekalipun Naruto merasa gugup ataupun canggung seperti ini saat berhadapan dengan siapapun. Tapi ntah apa yang terjadi saat bertemu dengan ayahnya Hinata, semua perasaan itu muncul secara tiba tiba.

Hinata yang juga merasa gugup dan ditambah lagi takut jikalau ayahnya mengusir Naruto atau berkata kasar dengan Naruto, hanya bisa berdoa agar semua itu tidak dilakukannya dengan Naruto karena tatapan Hiashi yang melihat Naruto secara mendetail.

"Ma-maaf ojisan saya kira tadi Hinata" ucap Naruto berojigi dengan meminta maaf.

"Hmmm..masuklah" ucap Hiashi dengan suara beratnya mempersilahkan Naruto masuk.

Hiashi pun berjalan deluan kedalam. Naruto yang merasa gugup hanya terdiam di depan pintu dan takut untuk masuk.

"Ayo Naruto-kun masuk" ucap Hinata pelan mengajak Naruto agar masuk dengan menarik lengan Naruto.

"Tapi Hinata aku..."

"Sudah ayo. Tou-sama sudah tau. Dia melihat kita kemarin di tv" ucap Hinata.

"Benarkah?" jawab Naruto meyakinkan dan dibales dengan anggukan Hinata.

"Baiklah. Oh iya ini bunga untukmu. Kau suka ?" ucap Naruto yang kembali memberikan bunga itu untuk Hinata.

"Waah. Aku suka. Terima kasih Naruto-kun" ucap Hinata yang mengambil bunga itu lalu mencium aroma bunganya.

Naruto tersenyum saat melihat Hinata yang sangat menyukai pemberian bunga dari nya.

"Sedang apa kalian disitu?" ucap Hiashi yang melihat tingkah laku Naruto dan Hinata yang berbicara diambang pintu tanpa berniat masuk.

"A-ah ti-tidak ada Tou-sama" ucap Hinata yang terpekik.

Mereka berdua pun masuk. Dan Naruto duduk didepan kursi sebrang Hiashi. Hiashi menyilangkan kedua tangannya didepan dada dengan menatap tajam Naruto. Sedangkan Naruto dia saat ini didera rasa gugup yang teramat sangat saat berhadapan dengan Hiashi yang memandangnya tajam.

My Boss My LoveWhere stories live. Discover now