Chapter 27 : Rantai Karma?

Mulai dari awal
                                    

Angel meraih ponsel yang ada di samping tempat tidurnya. Dia memencet beberapa digit angka di layar. Sebuah nama yang selama ini memenuhi pikirannya muncul di sana.

Tuut... Tuut... Tuut...

"Maaf nomor yang..."

Namun yang Angel dengar hanya mailbox. Sekali lagi Angel mencobanya kembali, namun hasilnya nihil.

 Sekali lagi Angel mencobanya kembali, namun hasilnya nihil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kamu tidak menjawab teleponku, Kenzo..." gadis itu bergumam sembari memeluk kedua lututnya. Angel menatap wallpaper pada ponsel. Dia memandangi wajah dirinya dan Kenzo yang tengah tersenyum bersama.

Tidak lama setelah itu, suara panggilan di ponselnya tiba-tiba berbunyi.

Kenzo calling...

Angel segera menjawab panggilan itu.

"Angel?"

"Kenzo! Kenapa tadi tidak menjawab telponku?!"

"Bagaimana aku bisa menjawab teleponmu, aku tadi sedang menyetir..."

"Kalau begitu cepat kesini!"

"Apa? Tapi aku baru saja dari tempat—"

"Pokoknya cepat ke sini!"

"Bagaimana kalau besok pagi saja? Sebagai gantinya kita—"

"Tidak! Pokoknya sekarang!"

"Angel, berhentilah bersikap egois! Kalau aku bilang besok, berarti besok!"

"Ya sudah!"

"Ang.."

Tut! Tut! Tut!

Angel menutup panggilannya secara sepihak dan melempar asal ponselnya ke samping tempat tidur. Air matanya kembali jatuh. Padahal dia hanya ingin bersama dengan Kenzo. Tidak lebih. Apa itu sulit bagi Kenzo?

Tok.. tok.. tok..

"Nona, bibi boleh masuk?"

"I-iya.." Angel segera menghapus air mata di pipi dan kembali duduk tegak.

"Nona tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, bi. Ada apa bibi ke sini?"

"Ada tamu yang sedang mencari nona."

"Tamu? Tapi ini kan sudah malam."

"Iya, tapi bibi yakin nona pasti tidak akan menolak untuk bertemu dengan tamu ini."

"Memangnya dia siapa?"

"Tuan Alfa."

***

"Shit!" Kenzo mengumpat ketika panggilannya ditutup sepihak oleh Angel.

Kenzo sekilas bisa mendengar suara serak khas seseorang yang sedang menangis pada suara Angel.

Apa Angel menangis lagi?

"Ada apa lagi sekarang?!" Kenzo meremas rambutnya karena sikap Angel yang seharian ini telah berhasil membuatnya pusing.

Tidak ingin dibuat pusing untuk kesekian kali oleh Angel, Kenzo akhirnya memilih untuk kembali menemui sang kekasih.

***

"Aku harap kau datang di acara ulang tahun perusahaan Alterio Grup, Angel. Aku ingin kau datang ke pesta menggantikan posisi ayahmu, karena posisi ayahmu yang masih berada di dalam penjara."

"Angel pasti datang." Jawab Angel dengan senyum polos di wajah. Tidak bisa dipungkiri bahwa Angel sangat bahagia melihat Alfa mengunjunginya malam-malam hanya untuk memberikan undangan ini secara langsung. Bukankah itu berarti Alfa sudah menganggap keberadaannya?

"Kalau begitu aku akan pulang. Apa aku sudah mengganggu jam istirahatmu?"

"Tidak, Angel tidak—"

"Sudah tahu mengganggu, untuk apa kakek bertanya." Sahut Kenzo yang entah sejak kapan telah berdiri di belakang Alfa.

Kenzo kemudian berjalan dan mendekati Angel. Berdiri di sampingnya seraya menatap penuh curiga kepada Alfa.

"Kenzo?" Angel terkejut melihat kedatangan laki-laki itu. Padahal beberapa saat yang lalu Kenzo membentak dan mengabaikannya, tapi saat ini...

Seperti biasanya Alfa hanya menatap tenang kepada Kenzo, "Kalau begitu aku akan pulang, Angel. Selamat malam."

"Selamat malam..." jawab Angel lirih.

"Ah, dan untukmu, jangan pulang terlalu larut. Nenekmu akan cemas jika tidak melihatmu pulang malam ini." Alfa berkata tenang seraya melirik pada Kenzo.

Sepertinya Alfa memang tidak memerlukan jawaban atau respon dari Kenzo, karena selain Kenzo yang memang tidak ingin menjawabnya, Alfa juga kemudian masuk ke dalam mobil dan segera meluncur pergi meninggalkan tempat kumuh ini.

Setelah kepergian Alfa, Kenzo memutar tubuh dan menatap kedua mata Angel yang telah membengkak.

"Untuk apa kakek kemari?" Tanya Kenzo ingin tahu, namun Angel memilih untuk diam dan meninggalkan Kenzo yang masih memasang ekspresi ingin tahu.

Kenzo mengerutkan kening. Dia kemudian berjalan mengikuti Angel hingga memasuki kamar gadis itu.

"Kenapa diam?" Kenzo menarik lengan Angel yang masih mengabaikan keberadaannya.

"Lepas!" Angel berontak dan mencoba melepaskan diri, namun Kenzo malah semakin kuat mencekeram lengannya.

"Kenapa tidak menjawabku?"

"Ish, sakit! Lepas!"

"Aku tanya sekali lagi, kenapa kamu diam?"

"Kamu sendiri kenapa tadi tidak mau mendengarkan Angel?!" Angel berteriak dengan suara yang tak kalah sinis.

Teriakan Angel berhasil membuat Kenzo meradang. Dia sudah cukup lelah seharian ini harus menghadapi sikap manja Angel. Lalu sekarang? Setelah dia capek-capek datang memenuhi panggilan, Angel malah memicu amarahnya.

Kenzo mendorong tubuh Angel hingga tubuh ramping sang kekasih terjatuh ke atas ranjang. Kenzo berjalan menuju ke arah pintu dan menguncinya dari dalam

"Kenzo, kamu mau apa?" Angel beringsut mundur hingga ke ujung ranjang.

"Kenapa takut, Sayang? Bukankah kamu yang mengingkanku untuk datang malam-malam kesini? Maka aku kabulkan keinginanmu."

-TBC-

--------+++++++
Informasi khusus untuk cerita ini bisa cek langsung Instagram kita berdua : ErayDwPringgo

--------+++++++Informasi khusus untuk cerita ini bisa cek langsung Instagram kita berdua : ErayDwPringgo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Spoiled Angel [21+] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang