Chapter 27 : Rantai Karma?

Start from the beginning
                                    

"Kau.." Michael menggeram.

"Dan kau seharusnya ingat Michael. Apapun yang kuinginkan pada akhirnya selalu berhasil. Jika dulu saja aku bisa memisahkan putraku dengan adikmu yang miskin itu, bagaimana dengan cucuku saat ini." Alfa puas dengan ucapannya barusan. Dia bisa melihat kepalan di tangan Michael yang memutih. Alfa telah berhasil membuat Michael kembali tersulut emosinya.

"Alfa!" Michael menggeram.

"Selamat beristirahat, Michael. Nikmatilah hidupmu selama kau bisa. Berdoalah masa depan putrimu tidak seperti seperti masa depan buruk adik tirimu." ucap Alfa seraya berjalan pergi menjauhi Michael.

Alfa mengabaikan teriakan dan umpatan yang keluar dari mulut Michael. Bahkan sipir yang tengah berjaga di belakang harus menghentikannya.

"BRENGSEK KAU, ALFA! JIKA TERJADI SESUATU PADA PUTRIKU, AKU AKAN MEMBUNUHMU!! LEPASKAN TANGANKU!!!"

"KAU MEMANG BAJINGAN!

***

"Bagaimana tuan? Apa Michael menerima tawaran itu?" tanya Jimmy, salah satu pengacara baru sekaligus tangan kanan Alfa setelah mereka berada di dalam mobil.

Namun Alfa tidak meresponnya, "Apa kau tahu dimana rumah baru gadis itu?"

"Iya, saya tahu..."

"Sekarang antarkan aku ke tempat gadis itu."

"Baik.. ehm, tapi.."

"Tapi apa?!"

"Apakah ini tidak terlalu malam untuk mengunjunginya, tuan?"

"Apa kau sekarang sedang menginterupsiku, Jimmy?"

"Ti.. tidak.."

"Kalau begitu sebaiknya kau diam dan lanjutkan saja tugasmu!" Bentak Alfa di antara keheningan malam.

***

Gelap! Semuanya gelap!

"Kenzo! Kamu dimana?!" Angel berlari tanpa arah di sebuah tempat asing yang belum pernah Angel jumpai selama ini. Sebuah lorong panjang, sepi dan gelap yang seolah tidak berujung.

Angel terus berlari sampai matanya menangkap jatuh pada sosok laki-laki jangkung yang tengah berdiri di ujung lorong. Sosok yang memang dia cari berada tepat di hadapannya.

"Kenzo..." Angel tersenyum lega dan menghapus air mata yang sempat menetes lemah. Angel pun berlari menuju ke arah Kenzo berdiri, namun semakin Angel berlari, semakin jauh pula jarak tempuh Kenzo dengan dirinya.

"Tidak... Jangan pergi!" Angel berteriak ketika dia melihat Kenzo mulai membelakanginya dan berjalan menjauh.

"Kenzo!" Angel ingin menangis ketika Kenzo menghilang dari pandangan mata.

"KENZO!"

Angel terbangun dari mimpi buruknya. Sudah dua hari, terhitung sejak Angel tinggal di rumah baru ini. Ditemani dengan bibi Marta, Angel menolak ajakan Leo, untuk tinggal di apartemennya. Bukan tanpa sebab, namun ini memang keinginan ayahnya agar tidak bergantung pada Leo. Sudah saatnya bagi Angel untuk mandiri.

Namun bisakah Angel mandiri? Setelah dua hari ini memimpikan hal yang sama, apakah dia bisa tahan? Entah kenapa Angel takut jika mimpi itu adalah pertanda buruk untuknya.

Angel mengusap peluh di dahi. Angel tidak menyangka bahwa dirinya ikut menangis saat berada di alam bawah sadar. Lalu dihapusnya jejak-jejak tangis di pipi dengan jemari tangannya.

Angel kemudian menoleh dan melihat jam pada dinding kamar yang telah menunjukkan pukul sebelas malam.

Gelisah.

My Spoiled Angel [21+] | ENDWhere stories live. Discover now