14. The Wedding

524 24 8
                                    

Say hello to Ares Efraim.😋😋

😋😋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

||

Hari-hari berjalan tampak seperti biasa. Aku tetap melakukan rutinitasku, seperti pergi ke kampus dan pergi bekerja. Seisi kantor sudah meledak dengan gosip pernikahanku yang seakan-akan di lebih-lebihkan. Tentang adanya perjodohan diantara aku dan Ares demi tercapainya kerja sama bisnis yang dirancang Ayahku atau yang lebih parahnya, semua orang menduga motif dibalik pernikahanku adalah karena aku hamil duluan. Ya, ini gila dan bodohnya gosip murahan itu cepat sekali menyebar luas di penjuru ruangan.

Ku tatap diriku di depan cermin besar dalam toilet kantor, merapihkan riasan make-up sebelum kembali bekerja. Setelah merasa tidak ada yang kurang, aku kembali menutup pouch bag yang ku bawa berisikan alat make up. Dua orang karyawati memasuki toilet dan mengambil tempat untuk berdandan di depan cermin di sebelahku. Kedatangan mereka menyurutkan niatku untuk bergegas karena merasa tertarik dengan apa yang mereka perbincangkan.

"Kabarnya sih Pak Ares terpaksa ingin menikahi si Almyra. Mungkin saja demi menghindari malu karena rencana pernikahan yang sebelumnya gagal." Ujar wanita berambut merah yang disambut gelak tawa temannya. Membuatku menyipitkan mata tidak suka mendengar ucapannya. Apa mereka tidak sadar bahwa yang sedang mereka bicarakan itu mendengar semuanya.

"Ya, kau benar, Samantha. Kasian sekali Almyra hanya dijadikan pelarian dan bahan pemersatu bisnis keluarga. Jika aku jadi dia, aku akan segera melarikan diri dengan rasa malu yang menggunung." Timpal si wanita berambut pirang, membuat keduanya tertawa terbahak-bahak.

"Jika aku jadi kau, maka aku akan malu dengan diriku sendiri karena harus repot mengurusi urusan orang lain." Celetukku membuat keduanya menoleh. Mereka terlihat salah tingkah. Si pirang tertunduk merasa bersalah sementara si wanita berambut merah mendongakkan dagunya menatapku dengan menantang.

"Kenapa? Kau tidak suka dengan apa yang kami bicarakan?" Bola mataku membesar. Pintar sekali wanita ini menyahuti ucapanku.

"Tentu saja tidak! Harus kalian tahu bahwa tidak ada unsur apapun di antara pernikahanku dengan Ares."

"Mungkin saja ada! Kau ini kan Puteri tunggal Stevano Alcatara—seorang pebisnis yang sudah tidak diragukan lagi. Bisa saja Ares hanya memperalatmu untuk mendapat keuntungan atau mungkin menghindari malu dari kegagalan rencana pernikahan sebelumnya."

"Tutup mulutmu!" Satu tamparan melayang dengan keras di pipi kiri wanita berambut merah dihadapanku, dia sungguh keterlaluan.

"Beraninya kau!" Murkanya membuatku berkacak pinggang—balik menantangnya.

"Kenapa? Kau ingin membalas perbuatanku? Silahkan saja kalau berani." Wanita itu hanya berani membesarkan bola matanya dengan tangan terkepal kuat disisi tubuhnya membuatku tersenyum sinis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Simplicity of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang