9. Ares-Almyra Zone

818 66 2
                                    

Backsound: Marvin Gaye by Charlie Puth ft. Meghan Trainor.

Bunyi alarm yang memekakan telinga membangunkanku tanpa ampun, sangat berisik sampai aku harus menyingkap selimutku begitu kasar.

Jam berapa ini, Huh?! Pagi-pagi buta di hari Minggu seperti ini siapa yang rela harus terbangun? Aku tidak bekerja ataupun kuliah, untuk apa bangun sepagi ini. Ku lirik jam weker di atas nakas, sial, jarum jam baru menunjukkan pukul 05.00. Aku kelupaan mematikan jadwal alarm itu berbunyi.

"Almyra, kau sudah bangun, Sayang?" Suara Bunda terdengar.

"Ya, Bun, aku sudah bangun." Teriakku tak bersemangat. Semalam Ares mengantarkanku pulang tepat tengah malam, ia berkata tidak ingin ada seorang perempuan menginap di apartementnya. Maka dari itu walaupun malam sekali pun, dia tetap menyuruhku pulang.

Aku turun dari atas ranjang, setengah menyeret kaki menuju kamar mandi. Mandi pagi mungkin tidak ada salahnya.

Ares Zombie:
Pagi.

Notifications ponselku menyala, menampilkan pesan singkat yang di kirim Ares setelah aku selesai mandi. Huh, hanya sekedar mengirim pesan kenapa membuat pipiku merona.

Aku segera memilih pakaian apa yang cocok di pakai di Minggu pagi yang cerah ini, skinny jeans, tanktop putih dan jacket rajut berwarna abu-abu mungkin pilihan yang tepat. Sengaja tak ku balas pesan Ares, hari ini aku ingin free darinya.

"Pagi, Bun." Ku cium pipi kiri Bunda setelah sampai di meja makan. Bunda tersenyum ramah.

"Tumben sudah bangun, Sayang. Kamu mau kemana pagi-pagi begini? Sudah rapih sekali." Aku tersenyum, pertanyaan Bunda membuatku berpikir akan bagaimana liburanku kali ini.

"Aku ingin bersepeda. Um, ngomong-ngomong sepedaku masih ada di gudang, 'kan Bun?" Kening Bunda berkerut, seolah berpikir ke masa lampau.

"Ada. Ayah bahkan sempat memperbaikinya." Ya Tuhan, betapa baiknya kedua orang tuaku.

"Loh, Ayah mana Bun?" Aku baru sadar sosok laki-laki yang paling ku cintai itu tak kelihatan di sini.

"Ayah sedang jogging, memang apalagi yang di lakukannya di Minggu pagi seperti ini?"

"Oh, aku pikir Ayah pergi ke kantor." Jawabku acuh. Tanganku terulur mengambil selai strawberry favoritku dengan Bunda dan mulai mengoleskannya pada roti tawar di tanganku kemudian melahapnya.

Tak banyak pembicaraan yang kami perbincangkan ketika sarapan. Bunda hanya menanyakan bagaimana kuliahku dan kegiatan bekerjaku di kantor Ares, selebihnya ia percaya bahwa aku melakukan segalanya dengan baik.

Aku membuka pintu gudang di belakang rumah cukup susah, mataku menyapu sekitaran sudut gudang yang pengap ini beberapa kali mencari-cari dimana keberadaan sepeda kesayanganku. Oh itu dia, aku menemukan Fairy -nama sepedaku- di tengah-tengah ruangan. Sepedaku terlihat baru, warna putihnya semakin mengkilap, Ayah benar-benar begitu baik memperbaikinya.

"Okay Fairy, kita berpetualang." Ucapku pada sepedaku sambil menuntunnya keluar dari gudang itu, terakhir kali aku memakai Fairy saat masih duduk di kelas 2 SMA.

Aku menaiki Fairy dan menggowesnya keluar dari rumah, angin pagi yang sejuk menjadi teman pertama yang menyapaku di pagi hari ini.

"Hai, Almyra." Tetangga sebelah rumah menyapaku saat sedang menyirami tanamannya yang begitu indah.

"Oh, Hai Tante Diana." Sapaku balik sambil tersenyum ramah kemudian kembali mengkayuh sepedaku mengelilingi perkomplekan rumah.

Beberapa jalan yang ku lewati masih terlihat sepi, hanya beberapa orang yang sedang lari pagi dan Ibu-ibu komplek yang sedang menyirami bunga-bunga mereka seperti yang di lakukan tetangga sebelahku tadi. Aku terus mengkayuh sepedaku dengan semangat yang semakin membuat rambut coklatku berterbangan kemana-mana akibat angin yang berhembus damai.

Simplicity of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang