21. The Day Before You Leave

Start from the beginning
                                    

"Sekali lagi unnie.." seru Miyoung bersemangat.

"Kita tak punya banyak waktu untuk mencoba semua sayang. Nanti kita kembali lagi jika ada waktu tersisa malam ini" jawab Taeyeon sembari merapikan rambut Miyoung yang berantakan.

"Baiklah.. ayo kita ke wahana lain" Miyoung lebih dulu berdiri dengan semangat, ia menarik Taeyeon kesana kemari.

"Tidakkah kau lelah yeppeunie?" Tanya Taeyeon saat mereka duduk menikmati es krim masing-masing.

"Anni, bersama unnie apapun terasa menyenangkan. Gomawo sudah mengajakku kesini, ini pertama kalinya kita kesini berdua. Aku sangat bahagia Taetae"

"Apapun untukmu malaikatku" sahut Taeyeon yang masih menatap lekat Miyoung yang duduk di sampingnya.

Mereka sangat bahagia hari ini. Ini adalah hari yang paling membahagiakan dalam hidup Taeyeon, ia bisa membahagiakan adik tercintanya. Begitupun Miyoung, mimpi yang ia sematkan dalam setiap doa nya sebelum tidur akhirnya terwujud. Taetae unnienya memperlakukannya dengan baik dan menyayanginya seperti selayaknya adik .

"Unnie, sepertinya kau benar-benar sudah sembuh" Miyoung menempelkan punggung tangannya di kening Taeyeon.

"Geurom, melihat senyum bahagiamu adalah obat mujarabku. Tetaplah tersenyum ne, aku akan berusaha untuk membahagiakanmu selalu" ujar Taeyeon dengan sungguh-sungguh. Ekspresi miyoung tak dapat ia baca, gadis itu tersenyum namun seperti ada yang salah dalam senyuman malaikatnya itu dan Taeyeon tak tahu apa itu.

"Sudah tutup, aku sudah janji kan akan mengajakmu naik "the love eye"(bianglala raksasa) setelah gelap dan sunyi. Kajja" Taeyeon menarik tangan Miyoung menuju golf cart, mereka kini menuju tempat dimana wahana itu berada.

"Kenapa harus setelah tutup unnie?" Tanya Miyoung heran.

"Tempat ini menjadi lebih damai kan? Kau tidak suka ya?" Tanya Taeyeon was was.

"Sudah kubilang kan, bersamamu melakukan apapun adalah hal favorit ku" jawab Miyoung dengan senyumnya yang addictive.

Mereka berdua menaiki bianglala raksasa itu. Sebelumnya Taeyeon sudah menyewa tempat itu agar tutup lebih cepat dari biasanya, maka ia dan Miyoung bisa leluasa bermain disana.

Menjelang tabung mereka sampai keatas Miyoung sibuk memperhatikan lampu malam dan ketinggian mereka. Matanya berbinar melihat keindahan lampu malam itu. Tak henti ia mengucapkan terimakasih pada Taeyeon dengan rencana yang keren dan indah ini membuat Taeyeon terkekeh bangga. Taeyeon? Ia sibuk memandangi wajah cantik Miyoung dan sesekali mencium punggung tangan gadis itu yang ada di genggamannya dengan penuh kasih. Bagi Taeyeon lampu-lampu itu hal yang sudah biasa, ketika ia merindukan appa dan eommanya atau bahkan Miyoung ia akan kesini malam-malam dan naik bianglala sendiri. Memang, bianglala ini memiliki memori keluarga yang sangat berharga bagi keluarga Kim. Ini adalah wahana favorit mereka sekeluarga jika pergi ke taman hiburan.

"Kau suka pemandangannya Myong-ah?" Tanya Taeyeon saat tabung mereka hendak mencapai spot tertinggi.

"Suka yang kau pandang unnie?" Tanya Miyoung balik, ia sadar sedari tadi yang dipandang Taeyeon hanyalah wajahnya. Seperti maling yang tertangkap basah Taeyeon merasa sangat bodoh dan malu.

"Aku tidak pernah naik ini malam-malam, dan terakhir kali aku menaiki ini saat appa dan eomma masih disini. Aku merindukan mereka" Miyoung tetap tersenyum, namun senyum pedih mengingat kepergian orangtua mereka.

"Sekarang hanya ada aku. Aku yang akan membahagiakanmu dan melindungimu seperti mereka, arrachi?"

"Um!" Angguk Miyoung mantap.

"Anak pintar" Taeyeon mengusap kepala Miyoung dengan sayang lalu memeluk adiknya itu.

"Saranghae unnie" ujar Miyoung menyamankan posisinya dalam pelukan Taeyeon.

"Nado, neomu saranghantaguyo, uri yeppeunie.." bisik Taeyeon membuat Miyoung merinding. Diangkatnya kepalanya untuk melihat wajah cantik unnie yang sangat dicintainya itu, ternyata Taeyeon tetap mnatapnya lekat membuat Miyoung melemparkan senyum mematikannya. Taeyeon membalas senyuman itu dengan senang hati. Miyoung mencium pipi Taeyeon sebagai tanda cinta dan terimakasihnya pada satu-satunya keluarga yang ia punya tersebut.

"Tetaplah jadi adikku yang lucu Miyoung-ah, saranghae.." bisik Taeyeon lalu mengecup bibir Miyoung dengan perasaan yang mendalam. Mereka sama-sama menikmati kasih yang tersalur dari bibir lembut mereka. Ciuman kasih kakak pada adiknya, tanpa penambahan. Dengan tetap saling memeluk erat pada satu sama lain di dalam bianglala yang berhenti tepat di puncak tertinggi.

"Taeng-ah? Kwenchana?" Taeyeon merasakan tangan Jessica di pipinya.

"Kotak bekal Miyoung.. ia menyiapkan ini untuk perjalanan ini. Ia meninggalkannya Sooyeon-ah" gumam Taeyeon yang masih terdengar oleh Jessica.

"Aku tau kau sedih, jangan sampai kau sakit ne. Sekarang kita pulang" Jessica berjalan kearah kemudi.

#################

Thnx for reading.. ❤

[Completed] I Just Wanted You To Love Me Where stories live. Discover now