Sebelas

46 5 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat. Dua hari sejak hari itu, Raven tidak pernah datang lagi menemui Ana.

Arkan menyadarinya, ia sadar kalau Raven sudah...meninggal. Ia memang tidak tahu apakah operasi yang dilakukan Raven itu berhasil atau tidak. Yang jelas, ia tidak mendapatkan sepatah kabar pun tentang pria itu. Dan hal itu cukup membuktikan kalau pria itu... kini sudah tidak ada.

Hari ini ia melihat Ana kembali menunggu pria itu dibangku halaman rumahnya seperti biasanya. Arkan tidak menceritakan yang sebenarnya terjadi. Ia hanya tidak ingin melukai perasaan adiknya.

Tapi hari ini ia berniat ingin mengatakannya. Ia tidak tega melihat adiknya menunggu kehadiran Raven yang pada kenyataannya tidak akan pernah menemuinya lagi.

Hari ini adalah hari dimana operasi Ana akan dilakukan. Arkan akan menceritakan semuanya pada adiknya setelah operasinya berlangsung. Ia takut jika mengatakannya sekarang, sesuatu akan terjadi pada adiknya.

Ia menghampiri gadis itu dan duduk disampingnya.
  
"Sebaiknya kita harus bersiap-siap. Nanti siang kau harus menjalani operasi." Ucap Arkan.

"Tidak. Aku tidak akan pergi sebelum Raven datang."

"A-Ana..."

"Dia sudah 2 hari tidak datang. Bagaimana jika dia kemari saat aku tak ada?"

"Dia tidak akan datang, Ana."

"Aku yakin dia pasti akan datang."

Gadis itu tetap bersikukuh pada pendiriannya.

"Jangan menunggunya lagi."
  
Ana sedikit menolehkan wajahnya. "Kenapa?"

  
"Dia..tidak akan pernah datang."
  

"Apa maksudmu?" Arkan menahan napasnya. Matanya memerah.

'Ya Tuhan, bagaimana caraku mengatakannya...'
  

"Jawab pertanyaanku! Sekarang aku merasa kau menyembunyikan sesuatu dariku. Sebenarnya apa yang terjadi?"
  

Arkan menghela napasnya dalam.

"Ana, sebenarnya..."


◦•●◉✿ 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠 ✿◉●•◦

Aster : Love Speaks in Flowers✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant