Bagian 14 : Jarak

9.1K 1K 11
                                    


Bintang tiba di rumah orangtuanya dalam keadaan selamat lahir batin. Setelah peristiwa pelototan di kolam, Langit lebih memilih bekerja daripada bersamanya.

Ya, Langit lebih memilih menenggelamkan diri dalam tumpukan kertas stensil dan mengerjakan sesuatu yang kelihatannya lebih penting daripada sekedar ritual membuat Langit kecil di perutnya.

Sulit dipercaya! Mana ada orang yang bekerja selama bulan madu! Ke mana perginya sifat mesum Langit saat dibutuhkan? Bintang bertanya-tanya apakah dirinya memiliki arti bagi Langit?

Kenapa sebelumnya Langit begitu ngotot memperistrinya. Tapi sekarang setelah menikah, Bintang merasa tidak berbeda jauh dengan janda kembang ditinggal pergi suaminya. Hanya saja dalam kasus Bintang, suaminya tidak pergi. Jangan sampai.

Bintang masih cemberut saat Langit membukakan pintu mobil untuknya. Mereka memutuskan untuk tinggal selama seminggu di rumah orangtua mereka. Berhubung jarak rumah orangtua mereka berdekatan, Bintang bebas memilih di mana ia akan menginap.

Bintang langsung menuju pintu rumahnya sendiri diikuti suaminya yang menggendong ransel besar berisi pakaian mereka. Saat menunggu pintu terbuka Langit menatapnya santai.

"Apa gak capek cemberut terus?" Tanya Langit. Bintang menggeleng, malas menjawab.

Bintang mengumpulkan seluruh rambut panjangnya yang terurai, menariknya ke atas serta membuatnya menjadi sebuah gelungan kecil di kepalanya. Langit masih menatapnya namun tatapannya berubah nanar, warna keemasan di matanya mulai menggelap.

"Apa?" Tanya Bintang tak bisa menahan kekesalannya. Di luar dugaan pria itu malah menunjukkan senyumannya yang langka dan sukses membuat Bintang refleks membalas senyumannya. Jantung Bintang sendiri sudah terjun bebas tanpa bisa dicegah.

"Begitu dong. Senyum" Kata Langit lalu untuk pertama kalinya ia mencubit pipi Bintang dan menarik-nariknya.

"Aduh! Sakit.. " Bintang mengaduh sambil mencoba menepiskan tangan Langit. Dengan cepat pria itu mengecup pipi Bintang tepat di bagian yang ia cubit.

"Maaf.." Katanya setengah berbisik lalu masuk rumah yang pintunya telah terbuka. Bintang masih memegang pipinya yang memerah setengah melamun.

"Deuh.. pengantin baru.. " Goda Mama membuat Bintang kembali tersadar dan memeluknya.

Sifat manis Langit selalu tak bertahan lama. Bintang tidak bisa menghentikan dugaannya yang menganggap Langit tengah mempermainkan perasaannya.

Seperti saat ini, saat Bintang kembali ke kamarnya setelah obrolan panjang lebar bersama Mamanya, Bintang menemukan Langit tertidur menelungkup memeluk bantal.

Terlepas dari perasaan Bintang yang campur aduk karena melihat pria bebal itu tidur di ranjangnya dan beberapa barang maskulin yang kini menghiasi kamarnya. Bintang tetap merasa tak diperlakukan adil.

Bagaimana tidak? Setelah malam pertama Bintang membiarkan pria itu tertidur serta dua malam berikutnya membiarkan pria itu bekerja, Bintang tak ingin malam yang lainnya berlalu begitu saja.

Bayangkan saja, Bintang telah mengorbankan seluruh masa remajanya untuk belajar seluruh teori tentang pernikahan. Dan lihat apa yang dihadapinya sekarang?

Apa Langit semacam titisan manusia suci atau biksu? Jika Langit tidak melakukan langkah pertama, maka Bintang sendiri yang akan melakukannya.

"Langit.. Bangun!" Dengan ragu-ragu Bintang menarik-narik kaus Langit. Berusaha membangunkannya.

Selama Langit tertidur, Bintang telah membuat rencana tentang beberapa kegiatan pasangan yang ingin dilakukannya bersama Langit.
Langit menggeram layaknya macan yang tidurnya tidak ingin diganggu.

Bintang di Hati Langit (21 Bagian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang